Siaga Banjir! Bendung Katulampa Bogor Berstatus Siaga 2 Akibat Hujan Deras
Hujan deras di Puncak, Bogor menyebabkan Bendung Katulampa berstatus siaga 2 dengan debit air tinggi, memicu potensi banjir di Bogor, Depok, dan Jakarta.

Hujan deras yang mengguyur kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Senin malam, 4 Maret 2024, telah meningkatkan tinggi muka air (TMA) Sungai Ciliwung di Bendung Katulampa, Kota Bogor. Akibatnya, Bendung Katulampa kembali berstatus siaga 2 pada pukul 23:00 WIB, dengan TMA mencapai 170 sentimeter dan debit air mencapai 339.679 liter per detik. Peristiwa ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Kondisi ini mengingatkan kita pada kejadian pada Minggu, 2 Maret 2024, di mana TMA sempat menyentuh angka 220 sentimeter (siaga 1) pada pukul 21:33 WIB, dengan debit air mencapai 514.659 liter per detik. Namun, TMA kemudian menurun menjadi 160 sentimeter (siaga 2) pada pukul 22:15 WIB, dengan debit 307.467 liter per detik, sebelum akhirnya kembali normal. Fluktuasi debit air ini menunjukkan betapa cepatnya kondisi dapat berubah dan pentingnya kewaspadaan.
Pelaksana Bendung Katulampa, Andi Sudirman, mengimbau masyarakat Bogor, Depok, Jakarta, dan sekitarnya untuk tetap waspada terhadap potensi banjir. "Kepada warga yang berada atau tinggal di dekat aliran sungai, harap waspada akan potensi banjir lintasan," kata Andi. Imbauan ini sangat penting mengingat dampak hujan deras yang signifikan terhadap debit air Sungai Ciliwung.
Hujan Deras Picu Bencana Hidrometeorologi di Kabupaten Bogor
Hujan deras disertai angin kencang yang melanda Puncak, Kabupaten Bogor, pada Minggu, 2 Maret 2024, telah mengakibatkan bencana alam hidrometeorologi di 28 desa yang tersebar di 16 kecamatan. Bencana tersebut meliputi tanah longsor, banjir, orang hanyut, dan angin kencang. Dampaknya sangat luas dan membutuhkan penanganan segera dari pihak terkait.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, M Adam Hamdani, menjelaskan, "Bencana alam hidrometeorologi berupa tanah longsor, banjir, orang hanyut, dan angin kencang." Pernyataan ini menegaskan beragamnya jenis bencana yang terjadi akibat cuaca ekstrem tersebut.
Tanah longsor terjadi di delapan kecamatan, antara lain Cijeruk (Desa Cijeruk dan Tanjungsari), Sukaraja (Desa Cimandala dan Nagrak), Megamendung (Desa Kuta, Sukagalih, Gadog, dan Sukakarya), Sukamakmur (Desa Sirnajaya), Ciawi (Desa Bojong Murni), Sukajaya (Desa Harkatjaya), Leuwisadeng (Desa Sadengkolot), dan Babakan Madang (Desa Bojongkoneng).
Sementara itu, banjir melanda tujuh kecamatan, yaitu Parungpanjang (Desa Kabaosiran dan Cibunar), Cisarua (Desa Tugu Utara, Tugu Selatan, Batu Layang, Kopo, Jogjogan, dan Cibeureum), Bojonggede (Desa Rawa Panjang), Cigudeg (Desa Rengasjajar), Tenjo (Desa Cilaku), Dramaga (Desa Babakan), dan Rumpin (Desa Sukasari). Kejadian orang hanyut tercatat di Kecamatan Cisarua, Desa Citeko, dan angin kencang terjadi di Kecamatan Jasinga, Desa Setu.
Waspada Banjir, Lindungi Diri dan Harta Benda
Dengan meningkatnya debit air Sungai Ciliwung dan status siaga 2 di Bendung Katulampa, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan. Penting untuk memantau informasi terkini dari BMKG dan BPBD setempat. Langkah antisipasi seperti membersihkan saluran air, mengamankan barang-barang berharga, dan menyiapkan jalur evakuasi sangat dianjurkan.
Pemerintah daerah juga diharapkan untuk mempersiapkan langkah-langkah evakuasi dan penanggulangan bencana. Koordinasi yang baik antara berbagai pihak sangat krusial untuk meminimalisir dampak buruk yang mungkin terjadi. Kesigapan dan kesiapsiagaan menjadi kunci utama dalam menghadapi potensi banjir ini.
Masyarakat diimbau untuk tidak panik, tetapi tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Informasi yang akurat dan cepat sangat penting dalam menghadapi situasi darurat seperti ini. Semoga situasi dapat segera teratasi dan masyarakat dapat terhindar dari dampak buruk banjir.