Banjir Jakarta Meluas: 47 RT di Jaksel dan Jaktim Terendam Luapan Kali Ciliwung
Luapan Kali Ciliwung akibat hujan deras menyebabkan banjir meluas di 47 RT di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur, dengan ketinggian air bervariasi.

Banjir yang disebabkan oleh meluapnya Kali Ciliwung di Jakarta telah merendam 47 RT di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur pada Senin, 3 Maret 2024. Informasi ini disampaikan oleh Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan. Banjir tersebut terjadi setelah hujan deras mengguyur Jakarta dan sekitarnya pada Minggu malam, menyebabkan peningkatan debit air di Kali Ciliwung secara signifikan.
Menurut Yohan, ketinggian air bervariasi di setiap wilayah terdampak. Beberapa wilayah terendam dengan ketinggian air mencapai lebih dari tiga meter, sementara beberapa wilayah lainnya terendam dengan ketinggian air yang lebih rendah. BPBD DKI Jakarta terus memantau situasi dan melakukan upaya penanganan banjir.
Peristiwa ini menunjukkan betapa pentingnya sistem peringatan dini dan manajemen pengelolaan sungai untuk mengurangi dampak banjir di Jakarta. Hujan deras yang terjadi di Bogor juga berkontribusi terhadap peningkatan debit air di Kali Ciliwung, yang kemudian mengakibatkan meluapnya sungai tersebut dan berdampak pada wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.
Wilayah Terdampak Banjir di Jakarta Selatan
Di Jakarta Selatan, sebanyak 20 RT dari lima kelurahan terendam banjir. Kelurahan Tanjung Barat terdampak di empat RT dengan ketinggian air 80 sentimeter hingga tiga meter. Kelurahan Pengadegan terdampak di satu RT dengan ketinggian air 1,3 meter. Kelurahan Rawajati terdampak di tujuh RT dengan ketinggian air satu hingga 2,2 meter.
Sementara itu, Kelurahan Pejaten Timur terdampak di enam RT dengan ketinggian air yang cukup signifikan, mencapai 3,5 hingga 3,7 meter. Terakhir, Kelurahan Kebon Baru terdampak di dua RT dengan ketinggian air 60 sentimeter hingga satu meter. Kondisi ini menunjukkan variasi ketinggian air yang cukup signifikan di wilayah Jakarta Selatan.
Data yang diberikan oleh BPBD DKI Jakarta menunjukkan bahwa dampak banjir di Jakarta Selatan cukup signifikan, dengan beberapa wilayah mengalami genangan air yang sangat tinggi. Hal ini tentunya berdampak pada aktivitas warga di daerah tersebut.
Wilayah Terdampak Banjir di Jakarta Timur
Di Jakarta Timur, sebanyak 27 RT dari enam kelurahan juga terendam banjir. Kelurahan Bidara Cina terdampak di tiga RT dengan ketinggian air 1,6 hingga 1,7 meter. Kelurahan Kampung Melayu terdampak di 11 RT dengan ketinggian air bervariasi, mulai dari 30 sentimeter hingga 1,6 meter.
Selanjutnya, Kelurahan Balekambang terdampak di tiga RT dengan ketinggian air 1,8 hingga 2,4 meter. Kelurahan Cawang terdampak di lima RT dengan ketinggian air rata-rata 2,7 meter. Kelurahan Cililitan terdampak di dua RT dengan ketinggian air satu hingga dua meter. Terakhir, Kelurahan Gedung terdampak di tiga RT dengan ketinggian air 80 sentimeter hingga dua meter.
Kondisi di Jakarta Timur juga menunjukkan dampak banjir yang cukup signifikan, dengan beberapa wilayah mengalami genangan air yang cukup tinggi. Hal ini tentu mengganggu aktivitas warga dan membutuhkan penanganan segera dari pihak berwenang.
Kenaikan Debit Air di Bendung Katulampa
Hujan deras yang terjadi di DKI Jakarta dan sekitarnya pada Minggu (2/3) menyebabkan kenaikan debit air di Bendung Katulampa, Bogor, Jawa Barat. Pada pukul 20.20 WIB, Bendung Katulampa berstatus siaga tiga (waspada). Kemudian, pada pukul 20.40 WIB berstatus siaga dua, dan pada pukul 21.30 WIB berstatus siaga satu (bahaya).
Pos Pantau Depok juga mengalami peningkatan status siaga. Pada pukul 21.40 WIB berstatus siaga tiga (waspada), pukul 00.00 WIB berstatus siaga dua, dan pukul 00.30 WIB berstatus siaga satu (bahaya). Pos Pantau Angke Hulu juga berstatus siaga tiga pada pukul 23.00 WIB. Kenaikan debit air di beberapa pos pantau ini berkontribusi terhadap terjadinya banjir di beberapa wilayah DKI Jakarta.
Peningkatan status siaga di beberapa bendung dan pos pantau menunjukkan tingginya intensitas hujan yang terjadi dan dampaknya terhadap debit air di sungai-sungai di sekitar Jakarta. Hal ini menjadi indikator penting untuk sistem peringatan dini banjir di masa mendatang.
Banjir yang terjadi di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur akibat luapan Kali Ciliwung ini menjadi pengingat penting akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam dan perlunya pengelolaan sumber daya air yang baik untuk mengurangi risiko banjir di masa mendatang. BPBD DKI Jakarta dan instansi terkait lainnya diharapkan dapat terus meningkatkan upaya mitigasi dan penanggulangan bencana banjir.