Siaga Cuaca Ekstrem: BPBD Bantul 24 Jam Pantau Potensi Bencana Selama Ramadhan dan Lebaran
BPBD Bantul bersiaga penuh selama 24 jam menghadapi potensi cuaca ekstrem seperti angin kencang, banjir, dan tanah longsor selama Ramadhan dan Lebaran 2025.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem selama bulan Ramadhan hingga Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah. Siaga 24 jam diterapkan untuk memastikan respon cepat terhadap berbagai bencana yang mungkin terjadi. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Bidang Kedaruratan, Logistik dan Peralatan BPBD Bantul, Antoni Hutagaol, dalam konfirmasi pada Rabu, 19 Maret 2025.
BPBD Bantul telah menyiapkan berbagai langkah antisipasi. Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) beroperasi selama 24 jam untuk menerima laporan kejadian bencana. Tim reaksi cepat (TRC) di setiap wilayah siap melakukan asesmen dan penanganan di lapangan. Kerjasama dengan berbagai pihak juga dimaksimalkan, termasuk enam pos sektor pemadam kebakaran dan penyelamatan (damkarmat), satu pos induk, 75 kelurahan, serta Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB).
Antisipasi bencana hidrometeorologi menjadi fokus utama. Potensi angin kencang yang dapat menyebabkan pohon tumbang, hujan deras yang berpotensi banjir, dan tanah longsor menjadi perhatian serius. Wilayah-wilayah rawan bencana, seperti Pundong, Imogiri, Piyungan, dan Dlingo, memerlukan pengawasan ekstra terhadap potensi banjir dan longsor.
BPBD Bantul Siap Hadapi Cuaca Ekstrem
Sebanyak 180 personel BPBD Bantul disiagakan selama 24 jam untuk menghadapi potensi cuaca ekstrem selama bulan puasa hingga libur Lebaran 2025. Mereka tersebar di berbagai posko, dibantu oleh pos-pos pantau yang didirikan oleh masyarakat. Koordinasi dan komunikasi yang efektif menjadi kunci kesiapsiagaan menghadapi berbagai kemungkinan bencana.
Selain kesiapan personel, BPBD Bantul juga menekankan pentingnya peran masyarakat dalam mengurangi risiko bencana. Masyarakat diimbau untuk selalu memantau prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), terutama informasi mengenai tinggi gelombang di wilayah selatan. Kesadaran dan partisipasi masyarakat sangat penting dalam menghadapi potensi bencana.
"Selama menghadapi potensi cuaca ekstrem, BPBD Bantul selalu siap dengan Pusdalops (Pusat Pengendalian Operasi) selama 24 jam selaku penerima informasi kejadian," jelas Antoni Hutagaol. Ia menambahkan bahwa kesiapan tim reaksi cepat dan kolaborasi dengan berbagai pihak merupakan strategi kunci dalam menghadapi potensi bencana.
Wilayah Rawan Bencana di Bantul
Beberapa wilayah di Bantul memiliki risiko lebih tinggi terhadap bencana hidrometeorologi. Pundong, Imogiri, Piyungan, dan Dlingo perlu mewaspadai potensi banjir dan tanah longsor. Kondisi geografis dan curah hujan yang tinggi di daerah tersebut meningkatkan kerentanan terhadap bencana. Pemantauan dan antisipasi dini sangat penting untuk meminimalisir dampak yang mungkin terjadi.
BPBD Bantul telah melakukan pemetaan wilayah rawan bencana dan mengidentifikasi potensi ancaman di masing-masing wilayah. Informasi ini digunakan untuk menyusun strategi mitigasi dan kesiapsiagaan yang tepat sasaran. Masyarakat di daerah rawan bencana diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti arahan dari BPBD Bantul.
Selain itu, BPBD Bantul juga bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah desa dan masyarakat setempat, untuk meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan menghadapi bencana. Pelatihan dan simulasi bencana rutin dilakukan untuk meningkatkan kesiapan masyarakat dalam menghadapi berbagai situasi darurat.
Imbauan kepada Masyarakat
BPBD Bantul mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan memperhatikan informasi prakiraan cuaca dari BMKG. Update informasi cuaca, terutama mengenai tinggi gelombang di wilayah selatan, sangat penting untuk mengantisipasi potensi bencana. Masyarakat juga dihimbau untuk melaporkan kejadian bencana kepada pihak berwenang jika terjadi hal-hal yang membahayakan.
Dengan kesiapsiagaan BPBD Bantul dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan dampak dari potensi cuaca ekstrem dapat diminimalisir. Kerjasama dan koordinasi yang baik antara berbagai pihak menjadi kunci dalam menghadapi tantangan bencana alam.
Selain itu, penting bagi masyarakat untuk memahami langkah-langkah evakuasi dan penyelamatan diri jika terjadi bencana. Pengetahuan dan kesiapan masyarakat akan sangat membantu dalam mengurangi risiko korban jiwa dan kerugian material.
BPBD Bantul berkomitmen untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan dan respon terhadap bencana. Dengan kerja keras dan kolaborasi yang baik, diharapkan Bantul dapat menghadapi potensi cuaca ekstrem dengan lebih baik.