Simposium USU-Karo Foundation Ungkap Kaitan Kerajaan Aru dan Peradaban Karo
USU dan Karo Foundation selenggarakan simposium untuk mengungkap hubungan maritim Kerajaan Aru abad ke-16 dengan peradaban Suku Karo, sekaligus memperkuat identitas budaya Karo.

Universitas Sumatera Utara (USU) bersama Karo Foundation menyelenggarakan simposium bertajuk 'Hubungan Kerajaan Aru dengan Peradaban Karo' di Medan pada 9 Mei 2024. Simposium ini bertujuan untuk mengungkap keterkaitan antara Kerajaan Aru, kerajaan maritim yang jaya pada abad ke-16, dengan Suku Karo. Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah pakar sejarah dan budaya, serta bertujuan untuk memperkuat identitas budaya masyarakat Karo.
Sekretaris Jenderal Karo Foundation, Analgin Ginting, menjelaskan bahwa simposium ini merupakan langkah awal untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas mengenai sejarah Kerajaan Aru dan kaitannya dengan Suku Karo, khususnya bagi generasi muda. Ia berharap legitimasi akademis dari simposium ini akan meningkatkan rasa bangga generasi muda Karo terhadap sejarah leluhur mereka sebagai pelaut tangguh yang menguasai jalur maritim hingga ke Cina dan Selat Malaka. "Kita berharap setelah ada legitimasi akademis, generasi muda Karo semakin bangga mengetahui bahwa nenek moyang mereka adalah pelaut tangguh yang menguasai maritim hingga ke Cina dan Selat Malaka," ujar Analgin Ginting.
Analgin Ginting juga menekankan pentingnya penelitian mendalam untuk mengungkap narasi sejarah Kerajaan Aru yang selama ini masih belum jelas. Ia menyatakan bahwa keberhasilan banyak orang Karo di bidang kemaritiman, misalnya di Korps Marinir, tidak terlepas dari warisan sejarah tersebut. Karo Foundation berkomitmen untuk mendukung penelitian berkelanjutan ini, baik dari segi pendanaan maupun fasilitas, dan berencana melibatkan mahasiswa, terutama dari Suku Karo, dalam penelitian lebih lanjut.
Mengungkap Sejarah Maritim Suku Karo
Simposium ini diharapkan dapat menjadi momentum penting dalam mengungkap dan melestarikan warisan sejarah Suku Karo. Karo Foundation berharap sejarah ini tidak hanya menjadi cerita, tetapi juga memotivasi generasi muda untuk menggali dan membanggakan akar budayanya. "Kami ingin sejarah ini tidak hanya menjadi cerita, tetapi juga memotivasi generasi muda untuk menggali dan bangga akan akar budayanya," kata Analgin Ginting.
Apresiasi atas simposium ini datang dari berbagai pihak, termasuk akademisi USU. Prof. T. Thyrhyaya, Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU, menyampaikan bahwa Fakultas Ilmu Budaya memiliki peran penting dalam melestarikan budaya bangsa dan menyambut baik kolaborasi dalam penelitian sejarah dan antropologi ini. Ia berharap kolaborasi ini berlanjut dan Karo Foundation dapat mendukung program internasional fakultas.
Ketua Umum Karo Foundation, Mayjen TNI (Purn) Musa Bangun, berharap simposium ini dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang identitas Suku Karo. Ia menyoroti kurangnya pengetahuan tentang Kerajaan Aru di kalangan masyarakat Karo dan berharap simposium ini menjadi langkah maju untuk memahami peradaban Karo secara lebih komprehensif. "Kalau kita berbicara mengenai kerajaan Aru bahkan orang Karo sedikit yang mengetahuinya. Melalui simposium ini kita bisa melangkah ke depan, khususnya untuk peradaban Karo," katanya.
Pentingnya Kolaborasi Akademik dan Pelestarian Budaya
Simposium ini menandai pentingnya kolaborasi antara institusi akademik seperti USU dan organisasi masyarakat seperti Karo Foundation dalam upaya pelestarian budaya dan sejarah. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengungkap secara detail hubungan Kerajaan Aru dengan Suku Karo, termasuk aspek ekonomi, sosial, dan budaya. Keterlibatan mahasiswa dalam penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam dan memastikan kelanjutan upaya pelestarian warisan budaya Suku Karo.
Dengan mengungkap sejarah maritim Suku Karo melalui kaitannya dengan Kerajaan Aru, simposium ini memberikan kontribusi penting bagi pemahaman sejarah Indonesia secara keseluruhan. Hal ini juga memperkuat identitas budaya Suku Karo di tengah modernisasi dan mendorong generasi muda untuk lebih menghargai warisan leluhur mereka.
Kesimpulannya, simposium ini merupakan langkah awal yang signifikan dalam mengungkap sejarah dan budaya Suku Karo yang kaya. Kolaborasi antara USU dan Karo Foundation diharapkan dapat berlanjut dan menghasilkan penelitian-penelitian lebih lanjut yang akan memperkaya khazanah pengetahuan sejarah Indonesia.