Sistem Peringatan Dini Bencana Semeru: Kolaborasi Internasional untuk Keselamatan Warga Lumajang
Kolaborasi BNPB, Pemerintah Swiss, dan BPBD Lumajang meningkatkan sistem peringatan dini bencana lahar dingin Gunung Semeru, dengan fokus pada penguatan infrastruktur, edukasi masyarakat, dan keberlanjutan program.
Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, baru-baru ini menjadi fokus kolaborasi internasional dalam upaya meningkatkan sistem peringatan dini bencana. Kerja sama antara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP), Pemerintah Swiss, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang bertujuan untuk meminimalisir dampak bencana lahar dingin Gunung Semeru, khususnya kerusakan infrastruktur dan korban jiwa.
Kepala Pelaksana BPBD Lumajang, Patria Dwi Hastiadi, menjelaskan bahwa program Sistem Peringatan Dini Bencana ini dirancang untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman lahar dingin. Hasil rapat koordinasi antara berbagai pihak, termasuk BMKG, BBWS Brantas, TNBTS, dan OPD terkait, menghasilkan strategi komprehensif. Kolaborasi ini dibangun atas dasar kesadaran bersama akan pentingnya sistem peringatan dini yang handal.
Fokus utama kolaborasi ini adalah penguatan sistem peringatan dini, mulai dari instalasi instrumen pemantauan hingga edukasi dan pelatihan bagi masyarakat. Bukan hanya soal teknologi, namun juga bagaimana memastikan keberlanjutan sistem melalui tata kelola dan pemeliharaan yang tepat. Langkah selanjutnya meliputi diskusi kelompok terarah (FGD) dengan masyarakat dan survei lokasi pemasangan instrumen.
Patria Dwi Hastiadi menekankan pentingnya efektivitas teknologi dan pemahaman masyarakat terhadap informasi yang disampaikan. Sistem peringatan dini yang efektif harus mampu direspon dengan cepat dan tepat oleh warga. Hal ini membutuhkan komunikasi risiko bencana yang berjalan lancar dan melibatkan semua pihak, termasuk BNPB dan BPBD.
Ia berharap Lumajang bisa menjadi model pengelolaan risiko bencana yang tangguh, tidak hanya dari sisi teknologi, tetapi juga melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Program ini merupakan komitmen nyata Pemerintah Kabupaten Lumajang dalam pengelolaan risiko bencana berkelanjutan, dengan prioritas utama keselamatan warganya.
Hal senada juga disampaikan Direktur Peringatan Dini BNPB, Afrial Rosya. Ia menekankan pentingnya keberlanjutan program dan peran aktif pemerintah daerah. Teknologi canggih tanpa partisipasi masyarakat, menurutnya, tidak akan memberikan hasil maksimal. Sistem peringatan dini Gunung Semeru ini diharapkan menjadi model percontohan nasional.
Masyarakat Lumajang menyambut baik program ini, menyadari pentingnya peringatan dini dalam mengurangi risiko bencana yang sering terjadi di wilayah mereka. Kolaborasi ini menunjukan komitmen nyata dalam menghadapi ancaman bencana dan melindungi warga Lumajang.