SMKN 2 Surabaya Raih Prestasi: 81 Persen Lulusan Terserap Dunia Kerja
Metode pembelajaran inovatif dan kerjasama dengan industri membuat SMKN 2 Surabaya berhasil menyerap 81 persen lulusannya di dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, memberikan pujian atas keberhasilan SMKN 2 Surabaya dalam menyerap lulusannya di Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Lebih dari 81 persen lulusan SMKN 2 Surabaya berhasil terserap di dunia kerja. Keberhasilan ini didapat berkat metode pembelajaran inovatif dan kerjasama yang kuat antara sekolah dengan industri, khususnya Toyota.
Kolaborasi antara SMKN 2 Surabaya dan Toyota, meliputi bidang Teknik Kendaraan Ringan (TKR) dan Teknik Pemesinan (TPM), menjadi kunci keberhasilan ini. Kerjasama ini memberikan kesempatan berharga bagi siswa dan guru untuk memperoleh wawasan dan keterampilan industri secara langsung. Program ini memungkinkan siswa untuk mendapatkan pengalaman industri yang mendalam, sehingga mereka lebih siap bersaing di pasar kerja. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia.
Pentingnya sinergi antara sekolah dan industri dalam meningkatkan kompetensi lulusan menjadi sorotan utama. Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur menekankan bahwa kolaborasi semacam ini sangat penting untuk memastikan keterampilan siswa sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Beliau berharap lebih banyak sekolah vokasi yang menerapkan metode pembelajaran inovatif dan memperkuat kompetensi siswa, baik hard skill maupun soft skill.
Metode Pembelajaran Inovatif di SMKN 2 Surabaya
Kepala SMKN 2 Surabaya, Bambang Poerwowidiantoro, menjelaskan bahwa metode pembelajaran di jurusan TKR telah disinkronkan dengan kurikulum Toyota Technical Education Program (T-TEP). Pembelajaran praktik di bengkel dilakukan secara berkelompok dengan sistem rotasi materi. Penggunaan aplikasi worksheet daring juga diterapkan untuk mengurangi penggunaan kertas dan meningkatkan efisiensi.
Selain itu, SMKN 2 Surabaya juga menerapkan konsep 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke) untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih efektif dan terorganisir. Konsep ini membantu siswa untuk lebih disiplin dan bertanggung jawab dalam proses pembelajaran.
Dukungan dari industri juga berperan penting dalam keberhasilan SMKN 2 Surabaya. Toyota memberikan berbagai dukungan sarana dan prasarana, termasuk akun belajar GP ID untuk akses Learning Management System (LMS) Team-GP Toyota Astra Motor, peralatan servis berkala, service special tools (SST), serta unit kendaraan praktik seperti Etios, Vios, dan Camry. Ketersediaan fasilitas ini memastikan siswa mendapatkan pengalaman praktik yang optimal.
'Program ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk mendapatkan pengalaman industri yang lebih mendalam, sehingga mereka lebih siap bersaing di dunia kerja,' ujar Aries Agung Paewai, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur.
Dukungan Industri dan Kesempatan Praktik Kerja Lapangan
SMKN 2 Surabaya juga memberikan kesempatan bagi siswanya untuk menjalani praktik kerja lapangan (PKL) di bengkel resmi Toyota. Pengalaman PKL ini memberikan siswa kesempatan untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajari di lingkungan kerja nyata. Mereka juga berkesempatan memperoleh sertifikasi kompetensi level G4, yang meningkatkan daya saing mereka di pasar kerja.
Dengan adanya dukungan dari industri dan metode pembelajaran yang inovatif, SMKN 2 Surabaya berhasil mencetak lulusan yang siap kerja dan kompetitif. Hal ini menunjukkan pentingnya kerjasama antara sekolah dan industri dalam meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia. Model kerjasama ini dapat menjadi contoh bagi sekolah vokasi lainnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan lulusan yang siap menghadapi tantangan dunia kerja.
Keberhasilan SMKN 2 Surabaya dalam menyerap lulusannya di DUDI menjadi bukti nyata bahwa pendidikan vokasi yang berkualitas dan terintegrasi dengan industri sangat penting untuk menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten dan siap menghadapi tantangan global. Semoga keberhasilan ini dapat menginspirasi sekolah-sekolah vokasi lain di Indonesia.