Kerja Sama RI-Swiss: Sistem Vokasi Dual System Pacu Kualitas SDM Industri
Indonesia dan Swiss berkolaborasi dalam sistem pendidikan vokasi dual system untuk meningkatkan kualitas SDM industri nasional, dengan fokus pada peningkatan kualitas tenaga kerja dan daya saing sektor swasta.

Pemerintah Indonesia dan Swiss resmi bekerja sama meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) industri melalui penerapan sistem pendidikan vokasi dual system. Kerja sama ini diinisiasi oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian bersama State Secretariat for Economic Affairs (SECO) Swiss. Kerja sama ini menjawab kebutuhan akan tenaga kerja terampil yang mampu bersaing di era globalisasi, dengan memadukan pembelajaran teori di sekolah dan praktik langsung di industri.
Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, menekankan pentingnya kesiapan pendidikan dan pelatihan vokasi dalam mengantisipasi perkembangan industri. "Oleh karena itu, kami terus berupaya memastikan kesesuaian link and match dengan dunia usaha industri, tidak hanya untuk saat ini, tetapi juga pengembangan industri di masa depan," ujarnya. Kerja sama ini terbagi dalam dua fase; fase pertama telah selesai pada 2022 dan diperpanjang hingga 2024, sementara fase kedua berlangsung dari 2024 hingga 2027.
Kepala BPSDMI Kemenperin, Masrokhan, menjelaskan bahwa fase kedua kerja sama ini akan diperluas ke seluruh unit pendidikan Kemenperin. Hal ini bertujuan untuk mengadaptasi sistem dual system secara nasional dan meningkatkan kualitas pendidikan vokasi secara menyeluruh. Kemenperin memiliki 13 Perguruan Tinggi Vokasi, 9 SMK, dan 7 Balai Diklat Industri yang berperan aktif dalam pengembangan SDM industri.
Penguatan Sistem Vokasi di Indonesia
Kerja sama dengan Swiss terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia. Sistem dual system yang diterapkan telah menunjukkan hasil positif, terbukti dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap pendidikan vokasi dan menghasilkan SDM industri yang siap kerja. "Satuan pendidikan vokasi Kemenperin juga telah menyelenggarakan pendidikan vokasi secara dual system, dan telah terbukti menjadi sekolah dan kampus vokasi yang menarik minat masyarakat serta unggul dalam menghasilkan SDM industri yang siap kerja," kata Masrokhan.
Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Olivier Zehnder, menambahkan bahwa fase kedua kerja sama ini difokuskan pada peningkatan kualitas tenaga kerja Indonesia dan penguatan daya saing sektor swasta. Tantangan utama yang dihadapi saat ini adalah meningkatkan kompetensi dan keterampilan tenaga kerja agar mampu bersaing di pasar global.
Kerja sama ini telah menghasilkan pengembangan sekolah dan penguatan sistem di empat unit pendidikan Kemenperin, yaitu Politeknik Industri Logam Morowali, Politeknik Industri Kayu dan Pengolahan Kayu Kendal, Akademi Komunitas Industri Manufaktur Bantaeng, dan Politeknik Industri Petrokimia Banten. Keempat lembaga pendidikan ini menjadi contoh keberhasilan implementasi sistem dual system di Indonesia.
Tantangan dan Harapan
Meskipun telah menunjukkan hasil positif, implementasi sistem dual system masih menghadapi tantangan. Salah satu tantangannya adalah memastikan ketersediaan industri yang bersedia berpartisipasi dalam program ini. Kolaborasi yang kuat antara pemerintah, industri, dan lembaga pendidikan vokasi sangat penting untuk keberhasilan program ini.
Harapannya, kerja sama ini akan terus berlanjut dan diperluas ke seluruh Indonesia. Dengan demikian, sistem pendidikan vokasi dual system dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas SDM industri nasional dan mempersiapkan tenaga kerja yang siap menghadapi tantangan global. Sistem ini diharapkan mampu menciptakan tenaga kerja yang terampil, kompeten, dan siap kerja, sehingga dapat meningkatkan daya saing Indonesia di kancah internasional.
Keberhasilan program ini akan berdampak positif pada perekonomian Indonesia. Dengan adanya tenaga kerja yang berkualitas, industri nasional akan lebih produktif dan kompetitif. Hal ini akan berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Program ini juga diharapkan dapat mengurangi angka pengangguran, karena lulusan pendidikan vokasi dengan sistem dual system memiliki peluang kerja yang lebih besar. Mereka telah memiliki pengalaman kerja yang relevan, sehingga lebih mudah diterima di dunia industri.
- Pengembangan sekolah dan penguatan sistem di empat unit pendidikan Kemenperin.
- Peningkatan kualitas tenaga kerja Indonesia.
- Penguatan daya saing sektor swasta.
- Peningkatan kompetensi dan keterampilan tenaga kerja.
Kerja sama ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas SDM industri di Indonesia. Dengan dukungan dari pemerintah Swiss, diharapkan sistem dual system dapat diimplementasikan secara luas dan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia.