Indonesia dan Swiss Luncurkan Kerja Sama Pembangunan untuk Masa Depan yang Berkelanjutan
Indonesia dan Swiss resmi memulai kerja sama pembangunan 2025-2028, fokus pada efisiensi sektor publik, pengembangan SDM, dan infrastruktur berkelanjutan untuk mencapai Indonesia Emas 2045.

Indonesia dan Swiss secara resmi memulai kerja sama pembangunan jangka menengah melalui soft launching program Kerja Sama Pembangunan Indonesia-Swiss 2025-2028 di Jakarta pada Rabu, 23 April. Kerja sama ini menandai babak baru dalam hubungan bilateral kedua negara yang telah berlangsung lebih dari lima dekade. Peluncuran resmi direncanakan pada Oktober 2025.
Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Wakil Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Febrian Alphyanto Ruddyard, dan Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Timor-Leste, dan ASEAN, Olivier Zehnder, hadir dalam acara soft launching tersebut. Kerja sama ini merupakan hasil kolaborasi antara State Secretariat for Economic Affairs (SECO) Swiss dengan Kementerian PPN/Bappenas dan kementerian/lembaga terkait di Indonesia.
Sejak tahun 1970-an, Swiss telah menjadi mitra pembangunan penting bagi Indonesia, memberikan dukungan pada berbagai inisiatif seperti Politeknik Manufaktur dan NHI Bandung. Program kerja sama terbaru ini sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, berkomitmen untuk pembangunan inklusif, berkelanjutan, dan adaptif terhadap perubahan global.
Tiga Pilar Kerja Sama Pembangunan Indonesia-Swiss
Kerja sama pembangunan Indonesia-Swiss 2025-2028 difokuskan pada tiga pilar utama. Pertama, peningkatan efisiensi sektor publik dan daya saing ekonomi. Kedua, penguatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendidikan vokasi. Ketiga, pengembangan infrastruktur berkelanjutan, termasuk tata kota, mobilitas, akses terhadap energi dan air bersih. Wamen PPN Febrian Alphyanto Ruddyard menekankan bahwa kerja sama ini bukan hanya melanjutkan hubungan historis, tetapi juga menandai fase baru yang lebih strategis dan berbasis hasil. "Fokus kerja sama kini diarahkan pada tiga pilar utama," ujarnya.
Soft launching ini menjadi momentum awal untuk memperkuat koordinasi antar pemangku kepentingan, membangun kesepahaman bersama, dan merumuskan langkah konkret menuju implementasi program yang efektif. Program ini diharapkan dapat mendukung upaya Indonesia dalam menghadapi tantangan global, seperti ketidakpastian perdagangan dan kebutuhan diversifikasi pasar.
Swiss dianggap sebagai mitra penting dalam mendorong penguatan Usaha Kecil Mikro (UKM) Indonesia agar mampu menembus pasar internasional dan memenuhi standar global. Keberhasilan program Swiss Import Promotion Programme dalam mendukung sektor perikanan menjadi contoh nyata kontribusi Swiss dalam hal ini.
Dukungan untuk Indonesia Emas 2045
Wakil Kepala Bappenas menyatakan keyakinannya bahwa kerja sama internasional seperti ini sangat penting dalam mendukung arah pembangunan nasional menuju Indonesia Emas 2045. "Dengan pendekatan yang berbasis permintaan, terukur, dan kolaboratif seperti yang ditawarkan oleh SECO, program ini akan membuka peluang baru, memperkuat daya saing nasional, dan mendorong pertumbuhan yang inklusif," katanya. Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Program kerja sama ini menjanjikan peningkatan efisiensi pemerintahan, peningkatan kualitas SDM Indonesia melalui pendidikan vokasi, dan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan. Hal ini selaras dengan upaya pemerintah Indonesia untuk menciptakan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan, serta menghadapi tantangan global dengan lebih baik. Dengan dukungan dari Swiss, Indonesia diharapkan mampu mencapai tujuan pembangunan nasionalnya dengan lebih efektif dan efisien.
Kerja sama ini juga diharapkan dapat meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia di pasar global, khususnya bagi UKM. Dukungan dari Swiss dalam hal ini akan membantu UKM Indonesia untuk memenuhi standar internasional dan meningkatkan daya saing mereka di pasar global. Dengan demikian, kerja sama ini akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan.
Secara keseluruhan, soft launching kerja sama pembangunan Indonesia-Swiss 2025-2028 menandai langkah penting dalam memperkuat kemitraan strategis kedua negara. Fokus pada tiga pilar utama pembangunan diharapkan akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi Indonesia dalam mencapai tujuan pembangunan nasionalnya, termasuk visi Indonesia Emas 2045.