Kolaborasi Indonesia-Swiss Tingkatkan Pendidikan Vokasi Pariwisata
Kementerian Pariwisata RI perkuat kerja sama dengan Swiss untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi pariwisata, menghasilkan 30 dosen sebagai agen perubahan di berbagai politeknik pariwisata.

Kementerian Pariwisata Republik Indonesia (Kemenpar) terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di sektor pariwisata. Upaya ini diwujudkan melalui kolaborasi yang semakin kuat dengan pemerintah Swiss, khususnya dalam peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan vokasi di berbagai politeknik pariwisata di Indonesia. Kerja sama ini telah berjalan sejak tahun 2018 dan terus diperkuat hingga saat ini.
Kolaborasi tersebut melibatkan State Secretariat for Economic Affairs (SECO) Swiss dan Swisscontact. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman pada 22 Juli 2024, yang semakin mengukuhkan komitmen bersama dalam memajukan pendidikan vokasi pariwisata di Indonesia. Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenpar, Martini Paham, menyatakan bahwa kerja sama ini telah berjalan efektif di berbagai politeknik pariwisata, terutama di Bali, Makassar, dan Lombok sepanjang tahun 2024.
Kerja sama ini mencakup berbagai aspek penting, mulai dari peningkatan kurikulum berbasis industri hingga peningkatan kapasitas dosen dan metodologi pengajaran. Dukungan manajemen fasilitas praktis, kolaborasi industri, dan dialog kebijakan juga menjadi bagian integral dari kerja sama ini. Kemenpar berkomitmen untuk melanjutkan kemitraan strategis ini hingga tahun 2025 dan seterusnya, dengan fokus pada peningkatan pemahaman mengenai nilai-nilai keberlanjutan dan kesetaraan gender.
Peningkatan Kurikulum dan Kapasitas Dosen
Salah satu fokus utama dari kerja sama Indonesia-Swiss ini adalah peningkatan kurikulum pendidikan vokasi pariwisata agar lebih relevan dengan kebutuhan industri. Kurikulum yang diperbarui diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja dan mampu bersaing di pasar global. Selain itu, peningkatan kapasitas dosen juga menjadi prioritas, guna memastikan para pengajar memiliki kompetensi dan pengetahuan terkini di bidang pariwisata.
Peningkatan metodologi pengajaran juga menjadi bagian penting dari kerja sama ini. Dengan metode pengajaran yang lebih efektif dan inovatif, diharapkan para mahasiswa dapat menyerap materi dengan lebih baik dan mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan oleh industri pariwisata. Fasilitas praktik yang memadai juga menjadi perhatian, guna memberikan pengalaman belajar yang komprehensif bagi para mahasiswa.
Kolaborasi dengan industri pariwisata juga menjadi kunci keberhasilan program ini. Dengan melibatkan industri secara aktif, kurikulum dan pelatihan dapat disesuaikan dengan kebutuhan nyata di lapangan. Hal ini akan memastikan bahwa lulusan pendidikan vokasi pariwisata memiliki keterampilan yang sesuai dengan tuntutan pasar kerja.
Program Pelatihan dan Capaian
Sebagai bagian dari kerja sama ini, telah dilaksanakan program pelatihan Swiss Federation for Adult Learning Batch 2. Sebanyak 17 dosen dari enam politeknik pariwisata mengikuti pelatihan ini. Menurut Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas SDM Aparatur dan Pendidikan Vokasi Kemenpar, Andar Danova L. Goeltom, peninjauan pelaksanaan kerja sama tahun 2024 sangat penting untuk menentukan arah kegiatan dan solusi untuk menghadapi tantangan di masa mendatang.
Hingga saat ini, total 30 dosen telah menyelesaikan pelatihan dari kelompok pertama dan kedua. "Para alumni ini tidak hanya menyelesaikan pelatihan, tetapi juga mengemban amanah sebagai agen perubahan atau agent of change di poltekpar masing-masing," kata Andar. Hal ini menunjukkan dampak positif dari kerja sama ini dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sektor perhotelan dan pariwisata.
Martini Paham menambahkan, "Ini adalah capaian luar biasa yang mencerminkan komitmen kita dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan pendidikan vokasi di sektor perhotelan dan pariwisata." Keberhasilan program ini diharapkan dapat mendorong peningkatan kualitas pendidikan vokasi pariwisata di Indonesia dan menghasilkan lulusan yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan di industri pariwisata.
Kerja sama ini diharapkan akan terus berlanjut dan berkembang di masa mendatang, sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi kemajuan sektor pariwisata Indonesia. Dengan fokus pada keberlanjutan dan kesetaraan gender, kerja sama ini akan semakin relevan dan berdampak positif bagi pembangunan berkelanjutan di sektor pariwisata.