Menaker Fokus Tingkatkan Kualitas Tenaga Kerja Indonesia: Tantangan dan Solusi
Menaker Yassierli menekankan pentingnya peningkatan kualitas tenaga kerja Indonesia untuk menghadapi persaingan global, mengingat rendahnya Human Capital Index dan kompetensi digital, serta mendorong kolaborasi perguruan tinggi dan industri.
![Menaker Fokus Tingkatkan Kualitas Tenaga Kerja Indonesia: Tantangan dan Solusi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/01/21/190042.081-menaker-fokus-tingkatkan-kualitas-tenaga-kerja-indonesia-tantangan-dan-solusi-1.jpg)
Bandarlampung, 21 Januari 2024 - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menyatakan fokus pemerintah saat ini adalah meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Menaker Yassierli saat mengisi kuliah umum di Institut Teknologi Sumatera (Itera), Lampung. Tantangan utama yang dihadapi, menurutnya, adalah kualitas SDM Indonesia yang masih perlu ditingkatkan agar mampu bersaing di dunia kerja.
Menaker menjelaskan bahwa dunia industri kini membutuhkan tenaga kerja dengan kompetensi spesifik. Ijazah sarjana bukan lagi jaminan langsung mendapatkan pekerjaan. “Lulusan S1 tidak otomatis terjamin bekerja, semuanya bergantung pada kebutuhan industri,” tegas Menaker Yassierli. Persaingan untuk mendapatkan pekerjaan akan semakin ketat, sehingga dibutuhkan kesiapan yang matang dari para pencari kerja.
Untuk menghadapi tantangan ini, Menaker mengajak perguruan tinggi untuk berkolaborasi aktif dalam mempersiapkan mahasiswa yang kompeten dan siap kerja. Salah satu indikator yang menjadi perhatian adalah Human Capital Index (HCI) Indonesia yang masih di bawah rata-rata negara ASEAN, dengan skor 0.540. Rendahnya produktivitas tenaga kerja Indonesia juga menjadi sorotan, terutama jika dibandingkan dengan negara seperti Vietnam yang mengalami peningkatan pesat dalam dekade terakhir.
Vietnam dijadikan contoh oleh Menaker sebagai case study dalam pengembangan tenaga kerja. Vietnam berhasil membangun balai-balai latihan kerja dan menjalankan gerakan peningkatan produktivitas skala besar. “Kita baru mulai melakukan hal yang seharusnya sudah kita lakukan 10 tahun lalu. Semoga kita bisa melakukan akselerasi,” ujar Menaker.
Selain itu, Indonesia juga menghadapi tantangan dalam hal tenaga kerja digital. Data menunjukkan hanya 19 persen pekerja Indonesia yang memiliki kemampuan digital, dan hanya 6 persen yang memiliki skill digital tingkat lanjut. Menaker menekankan perlunya kurikulum perguruan tinggi yang lebih memperhatikan aspek keahlian digital bagi mahasiswa.
Menaker Yassierli berharap perguruan tinggi dapat mengambil peran penting dalam mengatasi tantangan ini. Kurikulum pendidikan tinggi perlu disesuaikan dengan kebutuhan industri yang semakin kompleks. Kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri sangat penting untuk menciptakan lulusan yang siap kerja dan mampu menghadapi persaingan global.
Kesimpulannya, peningkatan kualitas tenaga kerja Indonesia menjadi prioritas utama pemerintah. Rendahnya HCI dan kompetensi digital menjadi tantangan yang harus diatasi melalui kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan dunia industri. Dengan strategi yang tepat dan komitmen bersama, Indonesia dapat mempersiapkan tenaga kerja yang unggul dan siap menghadapi masa depan.