Sri Sultan Hamengku Buwono X Sarankan Petani Pilih Jagung Sebelum Penjemuran
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyarankan petani memisahkan bulir jagung dari tongkol sebelum dijemur untuk hasil panen yang lebih maksimal dan menghindari kerugian.

Bantul, 15 Februari 2024 - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, memberikan saran penting kepada para petani jagung di seluruh kabupaten di DIY. Beliau menyarankan agar petani memilah atau memisahkan bulir jagung dari tongkolnya sebelum proses penjemuran di bawah sinar matahari. Langkah ini, menurut Sri Sultan, akan memaksimalkan proses pengeringan dan meningkatkan kualitas hasil panen.
Meningkatkan Kualitas dan Nilai Jual Jagung
Dalam pengarahannya pada kegiatan penanaman jagung di Dusun Klaras, Kelurahan Canden, Kabupaten Bantul, Sabtu lalu, Sri Sultan menjelaskan alasan di balik saran tersebut. "Petani sering terburu-buru menjual hasil panen. Namun, seharusnya setelah panen, sebelum dijual, jagung dipilih terlebih dahulu," ujar Sri Sultan. Beliau menekankan pentingnya proses pemilihan ini karena sebagian besar petani tidak memiliki alat pemanas dan pemahaman yang cukup tentang proses pengeringan jagung yang optimal, sehingga sangat bergantung pada cuaca.
Sri Sultan menjelaskan lebih lanjut, "Jika jagung dipilih sebelum dijemur, proses pengeringan akan lebih cepat. Namun, jika tongkol ikut dijemur, bagian bulir jagung yang dekat tongkol seringkali masih lembap, bahkan bisa busuk. Hal ini menurunkan kualitas dan harga jual jagung." Oleh karena itu, meskipun penjemuran masih mengandalkan sinar matahari, pemilihan bulir jagung secara rutin sangat penting untuk memastikan seluruh jagung kering sempurna.
Mencegah Kerugian dan Meningkatkan Produktivitas
Sri Sultan menambahkan, "Jagung yang busuk karena masih lembap akan merugikan petani. Oleh karena itu, pemilihan bulir jagung sebelum penjemuran adalah prinsip utama yang harus dipatuhi." Beliau juga menyoroti fakta bahwa saat ini sebagian besar hasil panen jagung di DIY digunakan sebagai pakan ternak, bukan untuk konsumsi manusia. Meskipun demikian, Sri Sultan menekankan pentingnya memenuhi standar kualitas tertentu.
"Kita sering lupa atau tidak memahami bahwa impor jagung kita masih sangat besar. Dengan perluasan lahan pertanian jagung dalam negeri dan peningkatan produktivitas, kita bisa menghemat devisa. Namun, hal ini membutuhkan pemenuhan standar kualitas tertentu, yang sebenarnya mudah dicapai," kata Sri Sultan.
Dukungan Swasembada Pangan
Kegiatan penanaman jagung di Dusun Klaras juga dihadiri oleh Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo. Keduanya secara simbolis melakukan penanaman jagung sebagai bentuk dukungan terhadap program swasembada pangan pemerintah. Lahan seluas lima hektare yang digunakan merupakan tanah kas desa.
Kesimpulannya, saran dari Sri Sultan Hamengku Buwono X ini sangat relevan bagi para petani jagung di DIY. Dengan memilah jagung sebelum dijemur, petani dapat meningkatkan kualitas dan nilai jual hasil panennya, mencegah kerugian, dan berkontribusi pada program swasembada pangan nasional. Proses ini, meskipun sederhana, berdampak signifikan terhadap keberhasilan pertanian jagung di DIY.