Stok Beras Bulog Tembus 3,6 Juta Ton: Rekor Tertinggi dalam 57 Tahun!
Perum Bulog berhasil mencapai stok beras tertinggi dalam sejarah, mencapai 3,6 juta ton pada awal Mei 2025, melampaui stok beras nasional pada masa swasembada pangan 1984.

Jakarta, 8 Mei 2025 - Perum Bulog berhasil mencatatkan rekor baru dalam sejarahnya. Pada awal Mei 2025, stok beras Bulog mencapai angka fantastis, yaitu 3,6 juta ton. Capaian ini merupakan yang tertinggi dalam 57 tahun perjalanan Bulog, melampaui stok beras nasional di masa swasembada pangan tahun 1984.
Direktur Pengadaan Perum Bulog, Prihasto Setyanto, mengungkapkan bahwa pencapaian ini berkat penyerapan gabah kering panen dari petani yang melampaui 2 juta ton. Penyerapan dilakukan dengan harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram. Tim Jemput Gabah Bulog, yang bekerja sama dengan penyuluh pertanian dan Babinsa, berperan penting dalam memastikan proses penyerapan berjalan lancar hingga gudang Bulog terisi penuh.
Keberhasilan ini tidak hanya menguntungkan Bulog, tetapi juga petani dan masyarakat Indonesia. Dengan stok beras yang melimpah, stabilitas harga dan ketersediaan beras di pasar dapat terjaga. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Bulog
Prihasto menegaskan bahwa Bulog akan terus berupaya maksimal dalam menyerap hasil panen petani. Hal ini bertujuan untuk memastikan harga gabah tetap menguntungkan petani, sekaligus menjaga ketersediaan beras bagi seluruh masyarakat Indonesia. Penyerapan dilakukan secara optimal melalui berbagai jalur, mulai dari petani langsung, kelompok tani, hingga gabungan kelompok tani.
Kerja sama dengan usaha penggilingan padi, baik skala kecil maupun besar, juga menjadi bagian penting dari strategi Bulog dalam menjaga stok beras. Dengan demikian, Bulog memastikan seluruh rantai pasokan beras terintegrasi dengan baik dan efisien.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, turut mengapresiasi pencapaian ini. Beliau menyatakan bahwa stok beras nasional mencapai 3.517.294 ton, angka tertinggi dalam 57 tahun terakhir, dan seluruhnya berasal dari produksi dalam negeri tanpa impor.
Perbandingan dengan Masa Swasembada Pangan 1984
Mentan menjelaskan bahwa stok beras saat ini jauh lebih tinggi dibandingkan masa swasembada pangan tahun 1984. Pada saat itu, dengan jumlah penduduk sekitar 100 juta jiwa, stok beras hanya mencapai 2.402.899 ton. Kini, dengan jumlah penduduk yang mencapai 280 juta jiwa, stok beras jauh lebih melimpah, menunjukkan kemajuan signifikan dalam ketahanan pangan Indonesia.
Perbandingan dengan tahun sebelumnya juga menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pada Mei 2024, stok beras nasional hanya mencapai 1.467.626 ton. Artinya, terjadi peningkatan lebih dari dua kali lipat dalam kurun waktu satu tahun.
Pencapaian ini membuktikan keberhasilan program pemerintah dalam meningkatkan produksi dan menjaga stok beras nasional. Kerja sama yang solid antara Bulog, Kementerian Pertanian, petani, dan seluruh pihak terkait menjadi kunci keberhasilan ini.
Keberhasilan ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan petani. Dengan stok beras yang melimpah, Indonesia semakin siap menghadapi tantangan ketahanan pangan di masa mendatang. Ketersediaan beras yang cukup akan menjamin stabilitas harga dan akses masyarakat terhadap pangan pokok ini.