Bulog Sumsel Babel Serap Gabah 81.700 Ton hingga April 2025: Swasembada Pangan Terpacu
Bulog Sumsel Babel berhasil menyerap gabah hingga 81.700 ton setara beras hingga April 2025, melampaui capaian tahun-tahun sebelumnya dan mendukung program swasembada pangan nasional.

Palembang, 2 Mei 2025 - Perum Bulog Sumatra Selatan dan Bangka Belitung (Sumsel Babel) menorehkan prestasi gemilang dalam penyerapan gabah. Hingga April 2025, Bulog Sumsel Babel telah menyerap gabah sebanyak 81.700 ton setara beras. Capaian ini jauh melampaui angka penyerapan tahun-tahun sebelumnya, menunjukkan peningkatan signifikan dalam upaya mendukung ketahanan pangan nasional.
Pimpinan Bulog Sumsel Babel, Heriswan, mengungkapkan pencapaian tersebut dalam keterangan pers di Palembang, Jumat (2/5). Beliau menjelaskan bahwa keberhasilan ini berkat kerja keras tim Bulog dan dukungan penuh pemerintah. Penyerapan gabah yang masif ini berdampak positif terhadap perekonomian petani dan ketersediaan beras di wilayah tersebut.
Angka penyerapan gabah pada tahun-tahun sebelumnya jauh lebih rendah. Pada tahun 2022, Bulog Sumsel Babel hanya menyerap 15.000 ton gabah, angka yang serupa juga tercatat pada tahun 2023. Pada tahun 2024, penyerapan meningkat menjadi 31.000 ton. Lonjakan signifikan terjadi pada tahun 2025, menunjukkan keberhasilan strategi yang diterapkan.
Peningkatan Penyerapan Gabah dan Dampaknya
Heriswan memaparkan beberapa faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan signifikan penyerapan gabah. Program pemerintah untuk mencapai swasembada pangan, serta instruksi Presiden RI Prabowo Subianto, menjadi pendorong utama. Selain itu, penetapan harga pembelian gabah oleh pemerintah juga memberikan kepastian bagi petani.
Strategi "jemput bola" yang diterapkan Bulog juga terbukti efektif. Bulog tidak hanya menunggu petani datang, tetapi aktif mendatangi petani di lokasi panen untuk membeli gabah dan beras mereka. Hal ini memberikan kemudahan bagi petani dan mengurangi ketergantungan mereka pada tengkulak.
Sosialisasi yang masif, dilakukan Bulog bekerja sama dengan pemerintah provinsi, kabupaten/kota, TNI, dan penyuluh pertanian, turut berperan penting. Sosialisasi ini berhasil meningkatkan kesadaran petani akan keuntungan menjual gabah langsung ke Bulog.
Keuntungan Bagi Petani dan Distribusi Beras
Harga gabah di tingkat petani saat ini mencapai Rp6.500 per kilogram. Harga ini, menurut Heriswan, lebih menguntungkan petani dibandingkan menjual ke tengkulak. Sistem pembayaran yang fleksibel, baik tunai maupun transfer rekening, semakin memudahkan transaksi.
Beras yang telah diserap Bulog digunakan untuk berbagai keperluan, antara lain sebagai beras cadangan pemerintah, stabilisasi harga beras di pasaran, dan bantuan untuk daerah bencana. Distribusi beras juga dilakukan untuk pemerataan stok, dengan pengiriman ke berbagai daerah seperti Jambi, Riau, dan Bengkulu.
Meskipun gudang Bulog sudah penuh, penyerapan gabah tetap berlanjut. Bulog telah bekerja sama dengan lima mitra swasta untuk menyewa gudang tambahan, dan akan menambah jumlah mitra jika diperlukan. Gudang-gudang tersebut tersebar di berbagai wilayah, termasuk di Lubuklinggau.
Kesimpulan
Penyerapan gabah oleh Bulog Sumsel Babel hingga April 2025 menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung program swasembada pangan nasional. Strategi yang tepat, kerja sama yang baik dengan berbagai pihak, dan harga yang menguntungkan petani telah berkontribusi pada keberhasilan ini. Ke depan, Bulog akan terus berupaya meningkatkan penyerapan gabah dan memastikan ketersediaan beras bagi seluruh masyarakat.