Bulog Sumsel Babel Serap 97 Ribu Ton Gabah Petani, Naik Tiga Kali Lipat!
Bulog Sumsel Babel berhasil menyerap 97 ribu ton gabah setara beras hingga Mei 2025, melonjak tiga kali lipat berkat HPP dan program jemput bola.

Perum Bulog Sumatera Selatan dan Bangka Belitung (Sumsel Babel) mencatatkan peningkatan signifikan dalam penyerapan gabah petani. Hingga Mei 2025, Bulog Sumsel Babel berhasil menyerap 97.000 ton gabah setara beras. Capaian ini menunjukkan komitmen Bulog dalam mendukung petani lokal dan menjaga stabilitas pasokan beras di wilayah tersebut.
Menurut Pimpinan Bulog Sumsel Babel, Heriswan, total serapan tersebut berasal dari 133.833 ton gabah kering panen (GKP) dan 25.721 ton beras. Kenaikan ini sangat signifikan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana serapan rata-rata hanya mencapai 30.000 ton pada awal musim panen. Lonjakan ini menjadi angin segar bagi petani dan memperkuat posisi Sumsel sebagai salah satu lumbung padi nasional.
"Sesuai arahan Presiden, kami jemput bola ke petani ketika panen, ke sawah-sawah petani. Tidak lagi menunggu di depan pintu gudang," ujar Heriswan. Strategi jemput bola ini terbukti efektif dalam meningkatkan serapan gabah dari petani.
Faktor Pendorong Kenaikan Serapan Gabah
Kenaikan serapan gabah ini tidak lepas dari beberapa faktor kunci. Pertama, pemerintah menaikkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) menjadi Rp6.500 per kilogram. Kenaikan HPP ini memberikan insentif yang lebih besar bagi petani untuk menjual gabah mereka ke Bulog.
Kedua, Bulog Sumsel Babel menerapkan strategi "jemput bola" dengan mendatangi langsung petani saat panen. Langkah ini mempermudah petani dalam menjual hasil panen mereka dan memastikan Bulog mendapatkan pasokan gabah yang optimal. Strategi ini juga mempererat hubungan antara Bulog dan petani, menciptakan sinergi yang saling menguntungkan.
Selain itu, program optimasi lahan (Oplah) juga turut berkontribusi dalam peningkatan produksi beras di Sumsel. Program ini bertujuan untuk memperluas lahan tanam dan meningkatkan produktivitas pertanian. Dengan demikian, pasokan beras ke Bulog juga dapat ditingkatkan secara berkelanjutan.
Target Sumsel Jadi Penghasil Beras Nasional Tertinggi
Sesuai dengan arahan Menteri Pertanian dan Gubernur, Sumsel menargetkan diri untuk masuk dalam tiga besar nasional sebagai penghasil beras tertinggi. Untuk mencapai target ini, berbagai upaya terus dilakukan, termasuk perluasan lahan tanam melalui program optimasi lahan (Oplah).
Heriswan menambahkan bahwa peningkatan serapan beras Sumsel ke Bulog juga akan didorong melalui program Oplah. Hal ini sejalan dengan upaya Bulog untuk memperkuat stok beras nasional dan menjaga stabilitas harga di pasar.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Sumsel optimis dapat mencapai target tersebut dan memberikan kontribusi signifikan dalam memenuhi kebutuhan beras nasional. Sinergi antara pemerintah, Bulog, dan petani menjadi kunci utama dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Peningkatan serapan gabah oleh Bulog Sumsel Babel ini menjadi indikator positif bagi sektor pertanian di wilayah tersebut. Diharapkan, tren positif ini dapat terus berlanjut dan memberikan dampak yang lebih besar bagi kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional.