Bulog Serap Gabah Kering Langsung dari Petani Sultra, Harga Stabil Sesuai HET
Bulog Kanwil Sulawesi Tenggara menyerap gabah kering langsung dari petani di Konawe Selatan dengan harga Rp6.500 per kilogram, sesuai HET dan upaya stabilisasi harga.

Bulog Sulawesi Tenggara (Sultra) melakukan terobosan baru dalam penyerapan gabah. Untuk pertama kalinya pada tahun 2025, Bulog langsung menyerap gabah kering panen dari petani, bukan hanya beras seperti tahun-tahun sebelumnya. Penyerapan dilakukan di Desa Amolaho, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sultra, pada Jumat, 9 Mei 2025. Langkah ini bertujuan untuk menstabilkan harga gabah dan menjamin kesejahteraan petani.
Kepala Perum Bulog Kanwil Sultra, Siti Mardati Saing, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk mencapai target pemerintah dalam penyerapan gabah. Penyerapan gabah langsung dari petani ini diharapkan dapat mencegah penurunan harga di bawah Harga Pokok Penjualan (HPP) saat panen raya. Bulog membeli gabah dengan harga Rp6.500 per kilogram, sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
"Untuk pertama kali di tahun 2025 ini Bulog Sulawesi Tenggara juga melakukan penyerapan gabah dari petani," kata Siti Mardati Saing. Keputusan ini mendapat sambutan positif dari para petani, yang merasa puas dengan harga yang ditawarkan dan sistem penyerapan yang lebih efisien.
Penyerapan Gabah di Konawe Selatan: Petani Puas Harga Stabil
Para petani di Desa Amolaho mengaku senang dengan program penyerapan gabah langsung dari Bulog. Mereka merasakan manfaat langsung dari kebijakan ini, terutama stabilitas harga yang sebelumnya sering mengalami fluktuasi. Ketua Kelompok Tani Desa Amolaho, Muktar Maksum, mengungkapkan rasa syukurnya atas kebijakan ini.
"Petani sangat senang sekali karena harga stabil sekarang, tidak seperti dulu, biasa turun Rp500, turun lagi Rp400, Rp180, sekarang harga padi stabil jadi petani senang sekali," ucap Muktar Maksum. Stabilitas harga ini memberikan kepastian pendapatan bagi para petani dan mengurangi risiko kerugian akibat penurunan harga yang tak terduga.
Bulog Sultra membentuk tim khusus untuk mempercepat proses penyerapan gabah. Tim ini bertugas menjemput dan membeli langsung hasil panen dari petani. Strategi ini terbukti efektif dalam meningkatkan volume penyerapan dan mencegah penurunan harga di bawah HPP.
"Dalam rangka mempercepat penyerapan kemudian memperbanyak volume yang bisa kita serap dan yang paling penting adalah mengantisipasi jangan ada harga jatuh di saat panen, yakni harga di bawah HPP," ungkap Siti Mardati Saing. Dengan demikian, petani terlindungi dari potensi kerugian akibat fluktuasi harga pasar.
Realisasi Penyerapan Gabah Bulog Sultra
Hingga saat ini, realisasi penyerapan gabah oleh Bulog Sultra telah mencapai 88.200 ton gabah setara beras. Angka ini mencapai 95 persen dari total target penyerapan yang ditetapkan, yaitu 98 ribu ton. Capaian ini menunjukkan keberhasilan program penyerapan gabah langsung dari petani dan efektivitas strategi yang diterapkan Bulog Sultra.
Program ini tidak hanya menguntungkan petani, tetapi juga memastikan ketersediaan beras di pasaran dan stabilitas harga bagi konsumen. Dengan membeli langsung dari petani, Bulog dapat menekan biaya perantara dan memastikan harga yang wajar bagi semua pihak. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani dan menstabilkan harga pangan.
Ke depan, Bulog Sultra akan terus berupaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas program penyerapan gabah. Komitmen ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mendukung petani dan menjaga stabilitas harga pangan di Indonesia. Dengan harga yang stabil dan terjamin, petani dapat lebih fokus pada peningkatan produktivitas dan kesejahteraan mereka.