Bulog Kalsel Lampaui Target Serapan Gabah dan Beras hingga 110 Persen
Bulog Kalsel berhasil melampaui target serapan gabah dan beras hingga 110 persen pada periode Januari-April 2025, mencapai hampir 7.000 ton dari target 6.280 ton.

Banjarmasin, 27 Maret 2025 - Badan Urusan Logistik (Bulog) Kantor Wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel) berhasil mencatat capaian signifikan dalam serapan gabah dan beras dari petani. Hingga 26 Maret 2025, realisasi serapan telah mencapai 110 persen, atau hampir 7.000 ton, melampaui target yang ditetapkan sebesar 6.280 ton untuk periode Januari-April 2025. Hal ini menunjukkan keberhasilan Bulog Kalsel dalam menyerap hasil panen petani di wilayah tersebut.
Kepala Bulog Kalsel, Muhamad Akbar Said, menyatakan bahwa target serapan gabah dan beras telah terlampaui. "Target kita sudah melampaui 110 persen, untuk gabah 674,49 ton dan setara beras 6.650,62 ton," ujarnya di Banjarmasin, Kamis. Keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras tim Bulog Kalsel dalam memastikan penyerapan gabah dari petani berjalan lancar dan optimal.
Serapan gabah dan beras yang melimpah ini berasal dari daerah-daerah sentra produksi pertanian di Kalimantan Selatan, meliputi Daerah Banua Enam, Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Banjar, dan Tanah Bumbu. Keberhasilan ini menandakan potensi pertanian yang besar di daerah-daerah tersebut dan peran Bulog dalam menstabilkan harga serta kesejahteraan petani.
Serapan Gabah Sesuai Harga Pemerintah
Bulog Kalsel membeli gabah kering panen dari petani dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah, yaitu Rp6.500 per kilogram. "Jadi padinya dipanen, habis dipanen kita timbang langsung dibayar," jelas Akbar Said. Sistem pembelian langsung ini memastikan petani mendapatkan harga yang layak dan transparan untuk hasil kerja keras mereka.
Manajer Pengadaan Bulog Kalsel, Muhamad Radi Ansyari, menambahkan bahwa meskipun target sudah terlampaui, Bulog tetap berkomitmen untuk melakukan serapan gabah dari petani. Puncak panen diperkirakan masih berlangsung hingga April mendatang. "Untuk target kita masih sampai April, apakah selama perjalanan ada penyesuaian target, tapi yang jelas Bulog Kalsel sendiri, selama masih ada panen, selama ada petani yang menjual kita siap membeli," ucap Ansyari.
Ansyari memastikan bahwa kuota dan pendanaan untuk serapan gabah petani tidak menjadi kendala. Bulog berkomitmen untuk terus mendukung petani dengan membeli hasil panen mereka sesuai harga yang telah ditetapkan.
Bulog Awasi Harga Gabah, Lindungi Petani
Bulog Kalsel juga mengingatkan para tengkulak agar tidak membeli gabah petani di bawah harga pokok penjualan (HPP) yang telah ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram. Ansyari menegaskan bahwa Bulog akan turun tangan jika menemukan praktik pembelian gabah di bawah HPP.
"Jika ada harga gabah jatuh atau dibeli dengan harga di bawah HPP, Bulog meminta agar petani atau masyarakat untuk melaporkan, agar petugas Bulog bersama Tim dari TNI dan Dinas Pertanian dapat turun untuk melakukan penyerapan, sehingga tidak ada lagi gabah petani yang dijual di bawah HPP yang ditentukan," tegas Ansyari. Langkah ini menunjukkan komitmen Bulog dalam melindungi petani dari praktik-praktik yang merugikan.
Kenaikan harga pembelian gabah dari Rp5.500 per kilogram pada tahun lalu menjadi Rp6.500 per kilogram tahun ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. "Rp6.500 itu tujuannya supaya para petani lebih sejahtera, karena jauh perbedaannya dibanding tahun lalu, tahun lalu itu di harga Rp5.500 jadi ada kenaikan Rp1.000," tutur Ansyari. Hal ini menunjukkan kepedulian pemerintah dan Bulog terhadap kesejahteraan petani.
Keberhasilan Bulog Kalsel dalam melampaui target serapan gabah dan beras menunjukkan kinerja yang positif dan kontribusi nyata dalam mendukung stabilitas harga pangan dan kesejahteraan petani di Kalimantan Selatan. Program ini diharapkan dapat berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi sektor pertanian di wilayah tersebut.