Serapan Gabah Bulog Tulungagung Hampir Capai Target 7.000 Ton
Bulog Subdivre Tulungagung hampir mencapai target serapan gabah 7.000 ton berkat panen raya dan harga gabah di atas HPP.

Bulog Subdivre Tulungagung, Jawa Timur, berhasil mencatat capaian signifikan dalam serapan gabah hasil panen petani pada musim tanam pertama tahun ini. Hingga pertengahan Mei, serapan gabah telah mencapai angka 6.000 ton, mendekati target 7.000 ton. Kenaikan harga gabah di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) turut mendorong keberhasilan ini. Keberhasilan ini juga berdampak positif bagi para petani di Tulungagung dan sekitarnya.
Kepala Bulog Subdivre Tulungagung, Yonas Haryadi Kurniawan, menyatakan optimisme tinggi atas pencapaian tersebut. Hal ini didorong oleh masih adanya sekitar 1.300 hektare sawah yang belum dipanen, berpotensi menambah volume serapan gabah. "Hingga pertengahan Mei, realisasi serapan telah menembus angka 6 ribu ton dari target 7 ribu ton untuk wilayah Kabupaten Tulungagung," ungkap Yonas.
Gabah yang diserap Bulog merupakan hasil panen raya Musim Tanam (MT) 1. Kenaikan harga gabah menjadi faktor penting dalam keberhasilan program ini. Harga gabah yang awalnya berkisar Rp5.700–Rp5.800 per kilogram, kini telah meningkat menjadi Rp6.600–Rp6.700 per kilogram, melampaui HPP yang ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram.
Harga Gabah Meningkat, Petani Untung
Kenaikan harga gabah memberikan dampak positif bagi para petani. Suryanto, seorang petani asal Desa Ngunggahan, Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung, mengungkapkan bahwa harga gabah yang meningkat disebabkan oleh semakin sedikitnya lahan yang belum dipanen. "Karena tinggal sedikit, harga naik. Kami harap harga panen bisa terus stabil dan tinggi," ujarnya. Kenaikan harga ini memberikan tambahan penghasilan bagi para petani dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
Meskipun harga gabah telah melampaui HPP, Bulog tetap konsisten menyerap hasil panen sesuai dengan skema HPP yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan komitmen Bulog dalam mendukung stabilitas harga dan kesejahteraan petani. Kebijakan ini juga melindungi petani dari potensi fluktuasi harga yang merugikan.
Bulog Subdivre Tulungagung memiliki wilayah kerja yang luas, meliputi Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Trenggalek, Kota Blitar, dan Kabupaten Blitar. Secara keseluruhan, total serapan gabah dari keempat wilayah tersebut telah mencapai 24.200 ton setara beras, atau sekitar 65 persen dari target keseluruhan. Capaian ini menunjukkan kinerja yang baik dan efektif dalam penyerapan gabah di wilayah tersebut.
Bulog Optimis Target Tercapai
Yonas Haryadi Kurniawan menegaskan optimismenya bahwa target serapan gabah akan tercapai 100 persen. "Tinggal sedikit lagi, kami optimis target serapan bisa terpenuhi 100 persen," ujarnya. Optimisme ini didasarkan pada data serapan gabah yang terus meningkat dan luas lahan sawah yang masih akan dipanen. Dengan demikian, Bulog akan terus berupaya untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
Program serapan gabah oleh Bulog ini merupakan upaya pemerintah dalam menstabilkan harga gabah dan memberikan perlindungan kepada petani. Dengan harga gabah yang stabil dan di atas HPP, petani dapat memperoleh penghasilan yang layak dan terhindar dari kerugian akibat fluktuasi harga. Program ini juga berkontribusi pada ketersediaan beras nasional.
Keberhasilan Bulog Tulungagung dalam menyerap gabah hampir mencapai target menunjukkan efektivitas program dan kerja sama yang baik antara Bulog dan para petani. Hal ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani dan menstabilkan harga pangan.
Ke depan, Bulog akan terus memantau perkembangan harga gabah dan memastikan penyerapan gabah tetap berjalan sesuai dengan rencana. Kerja sama yang baik antara Bulog dan petani akan terus dijaga untuk memastikan keberhasilan program ini dan meningkatkan kesejahteraan petani.