Sukses Kelola Sampah, Surabaya Jadi Role Model Nasional
Menteri LHK memberikan apresiasi tinggi kepada Pemkot Surabaya atas keberhasilannya dalam mengelola sampah, khususnya target 500 RW memiliki pengolahan sampah mandiri, menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, Bagaimana? Menteri Lingkungan Hidup (LHK) RI, Hanif Faisol Nurofiq, memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya atas keberhasilannya dalam mengelola sampah. Apresiasi tersebut disampaikan pada Rabu, 7 Mei 2025, di Kota Surabaya, dalam Forum Lingkungan Hidup Seluruh Indonesia yang merupakan bagian dari rangkaian Musyawarah Nasional (MUNAS) VII Apeksi 2025. Pemkot Surabaya dinilai berhasil karena menargetkan 500 RW untuk memiliki pengolahan sampah mandiri. Hal ini penting dilakukan karena Indonesia masih menghadapi masalah pengelolaan sampah yang signifikan, dan Surabaya diharapkan menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengatasi permasalahan ini.
Apresiasi ini diberikan mengingat capaian pengelolaan sampah nasional masih rendah. Menteri Hanif menyebutkan bahwa baru 39,1 persen sampah yang berhasil dikelola. Program Surabaya ini diharapkan mampu mempercepat pencapaian target nasional pengelolaan sampah sebesar 51 persen di tahun 2025 dan 100 persen di tahun 2029, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 tentang RPJMN.
Sistem pengelolaan sampah Surabaya, yang menargetkan 500 RW memiliki pengolahan sampah mandiri, dinilai sebagai langkah serius dan patut dicontoh. Keberhasilan ini bergantung pada pendekatan yang tepat, melibatkan komunikasi, informasi, dan edukasi yang efektif kepada masyarakat dan pemilik kawasan. Menteri Hanif menekankan pentingnya membangun fondasi yang kuat dalam pengelolaan sampah.
Inovasi dan Keberanian Surabaya dalam Mengelola Sampah
Pemkot Surabaya, di bawah kepemimpinan Ketua Dewan Pengurus Apeksi Eri Cahyadi, telah menunjukkan inovasi dan keberanian dalam mengatasi permasalahan sampah perkotaan. Eri Cahyadi mengakui bahwa sampah merupakan salah satu permasalahan utama di kota-kota besar. Munas Apeksi diharapkan dapat menjadi wadah bagi seluruh kota di Indonesia untuk berinovasi dan saling berbagi solusi dalam mengatasi masalah sampah.
Keberhasilan Surabaya dalam pengelolaan sampah tidak lepas dari komitmen dan strategi yang terukur. Target 500 RW dengan pengolahan sampah mandiri merupakan bukti nyata dari komitmen tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat dan komitmen yang kuat, permasalahan sampah di perkotaan dapat diatasi.
Model pengelolaan sampah Surabaya ini diharapkan dapat direplikasi di kota-kota lain di Indonesia. Dengan demikian, target nasional pengelolaan sampah dapat tercapai dengan lebih efektif dan efisien. Perlu adanya kerjasama dan koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah untuk mencapai tujuan tersebut.
Lebih lanjut, keberhasilan Surabaya juga menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah. Edukasi dan kesadaran masyarakat sangat penting untuk mendukung keberhasilan program ini. Partisipasi aktif masyarakat akan mempercepat tercapainya target pengelolaan sampah di Indonesia.
Strategi Pengelolaan Sampah Surabaya: Sebuah Studi Kasus Nasional
Pemerintah Kota Surabaya telah menerapkan berbagai strategi untuk mencapai target pengelolaan sampahnya. Salah satu strategi kunci adalah pemberdayaan masyarakat di tingkat RW melalui program pengolahan sampah mandiri. Hal ini melibatkan edukasi, pelatihan, dan penyediaan infrastruktur yang memadai.
Selain itu, Pemkot Surabaya juga berfokus pada pengurangan sampah dari sumbernya (reduce), penggunaan kembali (reuse), dan daur ulang (recycle). Strategi ini dijalankan secara terintegrasi untuk memastikan efektivitas pengelolaan sampah. Data dan evaluasi berkala juga dilakukan untuk memantau kemajuan dan melakukan penyesuaian strategi jika diperlukan.
Keberhasilan Surabaya dalam pengelolaan sampah juga berkat dukungan teknologi dan inovasi. Pemkot Surabaya telah menerapkan teknologi terbaru dalam pengelolaan sampah, seperti sistem pengolahan sampah terpadu dan pemanfaatan teknologi informasi untuk memonitor kinerja pengelolaan sampah.
Model pengelolaan sampah Surabaya ini menjadi contoh baik bagi kota-kota lain di Indonesia. Dengan mengadopsi strategi dan inovasi yang telah diterapkan Surabaya, diharapkan kota-kota lain dapat meningkatkan kinerja pengelolaan sampahnya dan berkontribusi pada pencapaian target nasional.
Terakhir, keberhasilan Surabaya menunjukkan bahwa pengelolaan sampah yang efektif membutuhkan komitmen yang kuat dari pemerintah, partisipasi aktif masyarakat, dan dukungan teknologi yang tepat. Dengan kolaborasi yang baik antara ketiga elemen tersebut, Indonesia dapat mengatasi permasalahan sampah nasional secara efektif dan berkelanjutan.