Sukses Mengubah Sampah Menjadi Berkah di Pulau Barrang Lompo
Pulau Barrang Lompo, yang dulunya terkenal dengan masalah sampah, kini menjelma menjadi contoh inspiratif pengelolaan sampah berkat kerja keras warga dan program TPS3R, mengubah limbah menjadi sumber pendapatan tambahan.
Di tengah keindahan laut Pulau Barrang Lompo, Makassar, terdapat kisah inspiratif tentang keberhasilan mengubah masalah sampah menjadi sumber ekonomi. Pulau yang dapat dicapai sekitar 30 menit dari Makassar dengan kapal motor, dulu dikenal dengan tumpukan sampah yang bahkan mencemari dasar lautnya. Namun, kini pulau tersebut telah berubah drastis.
Berkat kerja sama seluruh warga dan program TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle) yang dimulai sejak 2020, Pulau Barrang Lompo kini jauh lebih bersih. Lurah Barrang Lompo, Kurniati, menjelaskan bahwa perubahan ini tidak terjadi secara instan, melainkan proses bertahap yang membuahkan hasil signifikan dalam pengelolaan sampah dan kesadaran lingkungan.
Sebelum adanya TPS3R, pengelolaan sampah sangat memprihatinkan. Sampah dibuang sembarangan, termasuk ke laut, yang mengancam keindahan alam pulau tersebut. Namun, kehadiran program bank sampah sekitar satu dekade lalu perlahan mengubah pola pikir masyarakat. Kurniati menambahkan, "Awalnya sulit, banyak warga yang abai. Tapi sekarang, setelah melihat manfaat ekonomi, mereka aktif berpartisipasi."
H. Manda, tokoh masyarakat setempat, membenarkan perubahan tersebut. Warga kini rajin memilah sampah organik dan anorganik. Kesuksesan ini juga berkat penyadaran dari berbagai pihak dan kesiapan kelurahan dengan menyediakan tempat sampah terpisah untuk sampah organik dan non-organik.
Tim satgas kebersihan kelurahan mengumpulkan dan memilah sampah secara rutin. Sampah organik diolah menjadi pupuk, sementara sampah non-organik dikirim ke TPS3R. Di balik keberhasilan ini, terdapat 17 petugas kebersihan yang bekerja keras setiap hari. Sepuluh petugas membersihkan lingkungan, lima kendaraan mengangkut sampah, dan dua petugas mengelola sampah secara swakelola.
Setiap hari, sekitar satu ton sampah dikumpulkan. Limbah plastik, kardus, dan kaleng menjadi komoditas utama daur ulang. Hasilnya mengagumkan. Dalam sekali pengiriman ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH), mereka berhasil mengolah 400 kg plastik, 150 kg kaleng, 1200 kg kardus, dan 100 kg kertas. Penjualan limbah daur ulang menghasilkan hingga tiga juta rupiah per pengiriman, yang dibagi rata kepada petugas TPS3R sebagai tambahan penghasilan mereka yang mencapai Rp2,5 juta per bulan.
Pengiriman limbah ke DLH dilakukan 152 kali setahun dengan biaya Rp500.000 per pengiriman. Namun, Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar menanggung biaya tersebut, meningkatkan semangat petugas. Keberhasilan program ini tak hanya membersihkan lingkungan, tetapi juga meningkatkan taraf hidup petugas kebersihan. "Anak-anak di TPS3R semakin semangat karena sekali pengiriman bisa menghasilkan hingga Rp3 juta," kata Kurniati.
Perubahan signifikan juga terlihat dari kesadaran warga. Dulu, membuang sampah sembarangan adalah pemandangan umum. Bahkan, aksi penyelaman massal pernah menemukan satu ton sampah di dasar laut. Namun, kini, melalui program underwater clean up dan edukasi tentang sampah mikro, pemerintah dan komunitas setempat berupaya mengubah kebiasaan buruk tersebut. Kegiatan bersih-bersih bawah laut melibatkan 50 penyelam, mengangkat sekitar satu ton sampah dalam sehari. Hal ini merupakan kolaborasi antara Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulsel dan komunitas penyelam Makassar.
Kepala DKP Sulsel, Muh. Ilyas, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan membersihkan laut dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga ekosistem laut, terutama di Pulau Barrang Lompo yang menjadi sumber penghidupan bagi banyak warga. Salah satu fokus utama adalah bahaya sampah plastik mikro yang dapat masuk ke rantai makanan. Edukasi kepada masyarakat menjadi kunci keberhasilan menjaga kebersihan laut jangka panjang. Melalui kerja sama dan kesadaran bersama, Pulau Barrang Lompo berhasil mengubah tantangan menjadi peluang, menciptakan lingkungan bersih dan ekonomi yang berkelanjutan.