Sukses Tekan Kemiskinan Ekstrem! Parigi Moutong Capai Angka 1,3 Persen
Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong berhasil menurunkan angka kemiskinan ekstrem secara drastis hingga 1,3 persen pada tahun 2024 melalui berbagai strategi dan kolaborasi.
Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, sukses menekan angka kemiskinan ekstrem hingga 1,3 persen pada tahun 2024. Pencapaian ini merupakan hasil kerja keras pemerintah daerah dan berbagai pihak terkait. Angka ini jauh menurun dibandingkan tiga tahun sebelumnya yang mencapai 6,2 persen.
Menurut Kepala Bappelitbangda Parigi Moutong, Irwan, penurunan ini merupakan buah dari kerja keras selama tiga tahun terakhir. Data BPS menunjukkan penurunan signifikan, dari 17 persen pada tahun 2020 menjadi 14,6 persen di tahun 2023, dan akhirnya 14,2 persen di tahun 2024 untuk angka kemiskinan umum. Sementara itu, angka kemiskinan ekstrem berhasil ditekan hingga 4,9 persen.
Penurunan angka kemiskinan ekstrem ini tidak lepas dari berbagai upaya penanganan yang dilakukan Pemkab Parigi Moutong. Irwan menjelaskan bahwa faktor penyebab kemiskinan cukup kompleks, melibatkan aspek ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Oleh karena itu, diperlukan strategi penanganan yang simultan dan komprehensif.
Pemkab Parigi Moutong menerapkan berbagai strategi untuk mengatasi masalah ini. Salah satu contohnya adalah intervensi berupa bantuan bahan pokok bagi masyarakat yang paling membutuhkan. Bantuan ini bertujuan untuk memberikan stimulus agar mereka dapat meningkatkan perekonomian dan mencapai kemandirian ekonomi.
Tidak hanya mengandalkan program nasional seperti PKH, Pemkab Parigi Moutong juga menginisiasi program-program intervensi lain yang memberikan dampak lebih luas. Kolaborasi lintas sektor juga menjadi kunci keberhasilan dalam upaya pengentasan kemiskinan ini.
Tantangan ke depan adalah mempertahankan capaian ini dan mencegah munculnya kemiskinan baru. Penguatan pemberdayaan masyarakat yang telah lepas dari kemiskinan menjadi fokus utama. Hal ini penting agar mereka tidak kembali jatuh ke dalam kemiskinan.
Inflasi juga menjadi perhatian serius. Kenaikan harga barang pokok dapat memicu kemiskinan, sehingga kolaborasi antar OPD perlu diperkuat untuk mengantisipasinya. Koordinasi dan pengawasan yang efektif menjadi krusial dalam menjaga stabilitas harga dan mencegah dampak negatif inflasi terhadap masyarakat.
Kesimpulannya, keberhasilan Parigi Moutong dalam menekan angka kemiskinan ekstrem menunjukkan pentingnya strategi yang terintegrasi dan kolaborasi yang kuat antar berbagai pihak. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam upaya pengentasan kemiskinan.