Tahukah Anda? Babel Siap Jadi Sentra Kelapa Nasional, Jutaan Bibit Disiapkan untuk Kemakmuran Rakyat
Gubernur Babel canangkan Kepulauan Bangka Belitung sebagai Sentra Kelapa Nasional, manfaatkan lahan tidur dengan jutaan bibit dan investasi besar. Simak potensi ekonominya!

Pangkalpinang – Kepulauan Bangka Belitung (Babel) bersiap mengukir sejarah baru dalam sektor pertanian nasional. Gubernur Hidayat Arsani secara resmi mencanangkan wilayah ini sebagai sentra kelapa nasional.
Langkah strategis ini bertujuan untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi daerah serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara signifikan. Pencanangan ini merupakan bagian dari upaya besar pemanfaatan potensi lahan yang selama ini belum tergarap optimal.
Sosialisasi program investasi penanaman kelapa ini telah berlangsung di Tanjung Pandan, Belitung, pada Sabtu (26/7). Acara tersebut dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk masyarakat dan Kepala UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH).
Visi Besar untuk Kemakmuran Daerah
Gubernur Hidayat Arsani memiliki cita-cita besar untuk menjadikan Kepulauan Bangka Belitung sebagai pusat kelapa nasional. Visi ini diharapkan membawa label "Kebun Kelapa Indonesia" bagi Babel, yang pada akhirnya akan bermuara pada kemakmuran rakyat.
Program penanaman kelapa secara masif ini dirancang untuk memanfaatkan lahan-lahan tidur yang selama ini terbengkalai. Lahan-lahan tersebut termasuk dalam skema Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Hutan Tanaman Industri (HTI), dan Hutan Kemasyarakatan (HKm).
Inisiatif ini melibatkan investasi besar guna menjadikan kelapa sebagai komoditas unggulan baru dari Kepulauan Babel. Investor berkomitmen untuk mengirimkan jutaan bibit kelapa, yang diharapkan dapat mengubah wajah perekonomian lokal.
Gubernur menekankan bahwa ini adalah peluang besar yang tidak boleh disia-siakan. "Kalau ini berhasil, Babel akan mendunia! Kenapa kita biarkan lahan tidur? Sekarang saatnya kita gerak," ujarnya, menyerukan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat.
Kemitraan Strategis untuk Keberlanjutan
Pemerintah Provinsi Bangka Belitung berperan sebagai fasilitator dan pendorong bagi investor dalam program ini. Namun, kendali utama atas lahan tetap berada di tangan rakyat, yang diajak untuk terlibat aktif dalam kemitraan.
Masyarakat yang memiliki tanah dapat berpartisipasi dengan menyiapkan dan membersihkan lahan mereka. Sebagai imbalannya, mereka akan menerima bibit dan pupuk dari pihak investor, memastikan pertumbuhan tanaman yang optimal.
Wardinam, perwakilan dari investor, menegaskan komitmen pihaknya dalam menyediakan bibit dan pendampingan bagi para petani. Skema kerja sama yang ditawarkan adalah kemitraan murni antara pemilik tanah dan perusahaan, tanpa melibatkan pembelian lahan.
Investor berencana menyiapkan model pembibitan dengan kapasitas 500 ribu hingga 1 juta bibit, bekerja sama dengan kelompok tani. Pentingnya legalitas lahan juga ditekankan untuk menghindari tumpang tindih kepemilikan. Investor akan melakukan pengawasan langsung di lapangan untuk memastikan bibit ditanam dan dirawat dengan baik.