Tahukah Anda? Bulog Gelontorkan 1,3 Juta Ton Bantuan Pangan Beras untuk Stabilisasi Harga
Perum Bulog terus berupaya stabilkan harga beras di masyarakat melalui program Bantuan Pangan Beras 10 kg. Bagaimana langkah Bulog memastikan distribusi tepat sasaran?

Perum Bulog secara aktif mengimplementasikan program bantuan pangan beras 10 kilogram. Inisiatif ini merupakan langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga komoditas pangan utama di tengah dinamika pasar. Tujuannya jelas, yakni mengendalikan fluktuasi harga yang dapat membebani masyarakat.
Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, menjelaskan bahwa selain bantuan reguler, pihaknya juga menyalurkan beras melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Upaya ini dilakukan untuk mengisi kekosongan ketersediaan beras di pasaran. Langkah antisipatif ini penting agar masyarakat tidak mengalami kekurangan beras.
Secara nasional, Bulog menargetkan penyaluran bantuan pangan kepada 18,3 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia. Total volume beras yang digelontorkan mencapai 1,3 juta ton. Proses distribusi ini melibatkan berbagai pihak demi memastikan bantuan sampai ke tangan yang berhak.
Upaya Stabilisasi Harga dan Pasokan Beras Nasional
Program Bantuan Pangan Beras 10 kg dan SPHP merupakan respons Bulog terhadap tantangan ketersediaan dan harga beras di pasar domestik. Fluktuasi harga yang terjadi dapat berdampak langsung pada daya beli masyarakat, terutama kelompok rentan. Oleh karena itu, intervensi ini menjadi krusial untuk menjaga stabilitas ekonomi rumah tangga serta memastikan akses pangan yang merata.
Ahmad Rizal Ramdhani menegaskan komitmen Bulog dalam menjaga ketersediaan beras. Kekosongan pasokan di pasaran, meskipun kecil, dapat memicu kepanikan dan kenaikan harga yang tidak terkendali. Melalui penyaluran beras SPHP, Bulog berupaya memastikan pasokan tetap aman dan mencukupi kebutuhan seluruh lapisan masyarakat, sekaligus menekan laju inflasi.
Target penyaluran yang mencapai 1,3 juta ton beras untuk 18,3 juta penerima manfaat menunjukkan skala besar dari program ini. Angka tersebut mencerminkan upaya serius pemerintah melalui Bulog untuk menjangkau sebanyak mungkin keluarga yang membutuhkan di berbagai pelosok. Ini adalah bagian integral dari strategi ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan.
Mekanisme Penyaluran dan Pengawasan Ketat Bantuan Pangan Beras
Untuk memastikan kelancaran dan efektivitas penyaluran, Bulog tidak bekerja sendiri. Pelaksanaan program Bantuan Pangan Beras dan SPHP melibatkan unsur TNI/Polri serta Koperasi Desa Merah Putih. Kolaborasi multipihak ini bertujuan untuk mempercepat distribusi dan menjangkau wilayah-wilayah terpencil secara efisien, memastikan bantuan sampai ke tangan yang berhak.
Rizal mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil pantauan lapangan, khususnya di wilayah Banten, distribusi beras SPHP berjalan optimal dan sesuai aturan berlaku. Sekitar 8.000 ton beras SPHP dialokasikan untuk penerima manfaat di Banten. Khusus untuk Tangerang Raya, sebanyak 5.000 ton beras telah disiapkan, menunjukkan fokus pada daerah padat penduduk.
Aspek penting lainnya adalah akurasi penyaluran. Bulog menggunakan aplikasi khusus dengan sistem pemindaian barcode untuk setiap penerima manfaat. Data penerima akan dicocokkan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) guna memverifikasi identitas dan mencegah duplikasi. Ini adalah langkah proaktif mencegah penyalahgunaan dan memastikan bantuan tepat sasaran.
Pengawasan ketat juga menjadi prioritas utama untuk mencegah penyimpangan. Bulog bersama TNI/Polri secara aktif mengawasi proses penyaluran di lapangan. Langkah ini diambil untuk menghindari praktik-praktik tidak bertanggung jawab yang dapat merugikan masyarakat. Pengalaman masa lalu menjadi pelajaran berharga dalam meningkatkan integritas program dan transparansi.