Tahukah Anda? Dokter Ungkap Cara Ampuh Cegah Diabetes Genetik Meski Punya Riwayat Keluarga, Hindari Makanan Ini!
Meskipun faktor genetik berperan, diabetes tetap bisa dicegah. Dokter spesialis penyakit dalam membagikan tips ampuh cegah diabetes genetik dengan perubahan gaya hidup dan pola makan. Simak selengkapnya!

Diabetes melitus, penyakit kronis yang semakin banyak menjangkiti berbagai kelompok usia, seringkali dikaitkan dengan faktor keturunan. Namun, sebuah kabar baik datang dari dunia medis yang memberikan harapan baru bagi mereka yang memiliki riwayat genetik. Dokter spesialis penyakit dalam mengungkapkan bahwa pencegahan diabetes tetap mungkin dilakukan.
Dr. Pandu Tridana Sakti dari Eka Hospital Permata Hijau, Tangerang, baru-baru ini menekankan pentingnya gaya hidup sehat. Beliau menyatakan bahwa menghindari konsumsi makanan cepat saji dan gorengan menjadi kunci utama. Langkah ini efektif untuk mencegah timbulnya diabetes, meskipun seseorang memiliki kecenderungan genetik.
Pernyataan ini memberikan perspektif baru dalam upaya pencegahan penyakit metabolik ini. Fokus pada pola makan dan aktivitas fisik terbukti lebih dominan. Hal ini dapat memitigasi risiko yang diwariskan dari keluarga.
Pola Makan Sehat sebagai Kunci Pencegahan
Menurut dr. Pandu Tridana Sakti, salah satu langkah fundamental dalam upaya cegah diabetes genetik adalah melalui pengaturan pola makan. Makanan cepat saji dan segala jenis hidangan yang digoreng harus dihindari secara ketat. Jenis makanan ini dikenal tinggi kalori, lemak tidak sehat, dan gula tersembunyi yang dapat memicu resistensi insulin.
Sebagai alternatif, dr. Pandu menyarankan untuk beralih ke konsumsi karbohidrat kompleks. Contohnya seperti beras merah, gandum utuh, dan ubi jalar yang memiliki indeks glikemik lebih rendah. Selain itu, asupan serat yang cukup juga sangat dianjurkan. Serat berperan penting dalam memperlambat penyerapan gula dalam tubuh, sehingga membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil.
Manfaat lain dari serat adalah kemampuannya membuat kita merasa kenyang lebih lama. Hal ini secara tidak langsung membantu mengontrol porsi makan dan mengurangi keinginan untuk ngemil. Dengan demikian, risiko lonjakan gula darah yang dapat memicu diabetes dapat diminimalisir secara signifikan.
Pentingnya Menjaga Indeks Massa Tubuh dan Aktivitas Fisik
Selain pola makan, menjaga Indeks Massa Tubuh (IMT) dalam rentang ideal juga krusial untuk cegah diabetes genetik. IMT yang sehat berada di antara 18,5 hingga 24,9. Kelebihan berat badan atau obesitas secara signifikan meningkatkan risiko diabetes tipe 2, bahkan pada individu dengan predisposisi genetik.
Untuk mencapai dan mempertahankan IMT yang sehat, olahraga rutin menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup. Dr. Pandu merekomendasikan aktivitas fisik selama 30 hingga 45 menit, setidaknya lima kali dalam seminggu. Olahraga seperti berenang dan bersepeda sangat disarankan karena efektif membakar kalori dan meningkatkan sensitivitas insulin.
Pemeriksaan kadar gula darah secara mandiri di rumah juga merupakan langkah proaktif yang dapat dilakukan. Setelah melakukan pemeriksaan awal di fasilitas kesehatan, pemantauan rutin di rumah membantu mendeteksi dini perubahan kadar gula darah. Deteksi dini memungkinkan intervensi lebih cepat untuk mencegah kondisi memburuk.
Deteksi Dini dan Gejala Diabetes pada Usia Muda
Penyakit diabetes kini tidak lagi hanya menyerang kelompok usia lanjut, melainkan juga dapat menjangkiti anak muda. Dr. Pandu Tridana Sakti mengungkapkan bahwa gejala diabetes pada usia muda seringkali berkembang secara bertahap. Prosesnya bisa memakan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, sehingga seringkali baru terdeteksi saat melakukan medical check-up rutin.
Beberapa ciri-ciri umum diabetes pada usia muda yang perlu diwaspadai meliputi mudah lapar dan haus yang berlebihan. Selain itu, ada juga disfungsi ereksi bagi pria, pandangan kabur, lemahnya kekuatan otot, serta menurunnya gairah seksual. Gejala lain termasuk mudah merasa lelah, perubahan suasana hati secara tiba-tiba, dan peningkatan frekuensi buang air kecil, terutama di malam hari.
Yang tak kalah penting, luka pada penderita diabetes cenderung membutuhkan waktu yang sangat lama untuk sembuh dan mengering. Jika mengalami beberapa gejala ini, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat mencegah komplikasi serius di kemudian hari.
Resistensi Insulin dan Peran Gula Berlebihan
Dr. Pandu menjelaskan bahwa di usia muda, banyak individu cenderung memiliki pola makan yang tidak sehat. Konsumsi gula secara berlebihan merupakan salah satu pemicu utama peningkatan resistensi insulin. Resistensi insulin adalah kondisi di mana sel-sel tubuh tidak merespons insulin dengan baik, sehingga glukosa sulit masuk ke dalam sel.
Ketika resistensi insulin meningkat, tubuh tidak dapat memproses kelebihan gula dengan baik. Akibatnya, kadar gula darah melonjak dan tidak bisa dihindari. Lonjakan kadar gula darah yang terus-menerus inilah yang kemudian memicu perkembangan penyakit diabetes melitus tipe 2.
Oleh karena itu, edukasi mengenai bahaya konsumsi gula berlebihan dan pentingnya pola makan seimbang menjadi sangat vital. Perubahan gaya hidup sejak dini adalah investasi terbaik untuk mencegah diabetes dan menjaga kesehatan jangka panjang, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat genetik.