Tahukah Anda? Festival Sepekan Pilah Sampah Jadi Kunci Sukses Pengelolaan Sampah Banyuwangi
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mengampanyekan bijak mengolah sampah melalui Festival Sepekan Pilah Sampah. Inovasi ini menjadi kunci sukses pengelolaan sampah Banyuwangi.

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, secara aktif mengampanyekan gerakan bijak mengolah sampah melalui inisiatif bertajuk Festival Sepekan Pilah Sampah. Program ini dirancang sebagai upaya strategis untuk secara signifikan mengurangi volume sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Wakil Bupati Banyuwangi, Mujiono, menjelaskan bahwa festival ini dipusatkan di Kelurahan Bakungan, Kecamatan Banyuwangi, sebuah wilayah yang telah dikenal luas karena kepeduliannya terhadap masalah sampah. Kelurahan ini memiliki fasilitas pengolahan sampah bernama Omah Olah Sampah, yang dikelola secara mandiri oleh warga setempat.
Inisiatif ini merupakan respons terhadap masalah sampah yang semakin serius dan telah menjadi isu global, memerlukan penanganan komprehensif dari berbagai pihak. Dengan fokus pada pemilahan sampah dari sumbernya, Banyuwangi berharap dapat menciptakan ekosistem pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan.
Urgensi dan Target Pengurangan Sampah di Banyuwangi
Masalah sampah merupakan tantangan serius yang membutuhkan perhatian mendalam dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Wakil Bupati Mujiono menegaskan bahwa sampah telah menjadi isu global yang mendesak untuk ditangani secara serius dan terstruktur.
Salah satu langkah fundamental yang dapat dilakukan adalah membiasakan setiap keluarga untuk memilah sampah sejak dari rumah. Pemilahan ini mencakup kategori sampah organik, anorganik, dan residu, yang menjadi kunci efektivitas pengelolaan sampah.
Banyuwangi sendiri menghasilkan sekitar 300 ribu ton sampah setiap tahunnya, dengan sebagian besar berasal dari rumah tangga. Mujiono optimis bahwa jika pemilahan sampah dilakukan secara konsisten dari rumah, setidaknya 50 persen dari total sampah tidak perlu lagi diangkut ke TPA, mengurangi beban lingkungan secara drastis.
Inovasi Pengelolaan Sampah Berbasis Komunitas di Bakungan
Kelurahan Bakungan di Banyuwangi telah menunjukkan kepeloporan luar biasa dalam inovasi pengelolaan sampah. Wilayah ini menjadi percontohan berkat inisiatif warga yang tinggi serta adanya fasilitas Omah Olah Sampah yang dikelola secara mandiri.
Warga Bakungan tidak hanya memiliki bank sampah, tetapi juga telah mengintegrasikan teknologi untuk mencatat tabungan sampah warga secara digital. Ini membuktikan bahwa pengelolaan sampah dapat berjalan efektif dan efisien jika ada dorongan serta partisipasi aktif dari masyarakat.
Inovasi terkemuka di Kelurahan Bakungan adalah aplikasi “ABank Sayang” (Aplikasi Bank Sampah Masyarakat Bakungan). Aplikasi ini memungkinkan pencatatan tabungan sampah warga secara digital, mulai dari proses pendaftaran, penimbangan, hingga konversi menjadi saldo yang dapat ditukar dengan hadiah menarik.
Mekanisme kerjanya cukup sederhana: warga cukup memilah sampah organik, anorganik, dan residu di rumah masing-masing. Selanjutnya, sampah yang telah dipilah dibawa ke Omah Olah Sampah untuk ditimbang dan dicatat oleh petugas Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam setiap transaksi sampah.