Tahukah Anda? Kopdes Bangunharjo Sukses Sediakan Pupuk Bersubsidi bagi 217 Petani di Bantul
Koperasi Desa Merah Putih Bangunharjo di Bantul konsisten memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi bagi 217 petani. Simak bagaimana mereka mengatasi tantangan operasional!

Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih Bangunharjo di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menunjukkan komitmennya dalam mendukung sektor pertanian lokal. Mereka berhasil menyediakan gerai pupuk bersubsidi untuk memenuhi kebutuhan vital bagi ratusan petani di wilayah tersebut. Inisiatif ini menjadi angin segar bagi 217 petani yang bergantung pada ketersediaan pupuk.
Ketua Kopdes Merah Putih Bangunharjo, Yeri Widarnanto, pada Kamis (7/8) mengungkapkan bahwa gerai pupuk bersubsidi menjadi salah satu unit usaha koperasi yang paling aktif. Meskipun menghadapi berbagai tantangan operasional, gerai ini tetap beroperasi secara konsisten. Keberlanjutan pasokan pupuk menjadi prioritas utama bagi koperasi ini.
Pelayanan pupuk bersubsidi ini menjadi bukti nyata peran koperasi dalam menopang perekonomian masyarakat desa. Ketersediaan pupuk yang terjangkau sangat krusial untuk menjaga produktivitas pertanian. Langkah Kopdes Bangunharjo ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi koperasi lain di berbagai daerah.
Fokus Pelayanan dan Tantangan Operasional
Kopdes Merah Putih Bangunharjo memprioritaskan penyediaan pupuk bersubsidi sebagai layanan utama. Gerai pupuk ini secara rutin melayani kebutuhan 217 petani di Bangunharjo. Yeri Widarnanto menjelaskan bahwa operasional gerai ini bahkan didukung oleh modal pribadi pengurus.
Selain pupuk, Kopdes juga aktif mengelola gerai elpiji bersubsidi ukuran tiga kilogram. Pasokan elpiji datang seminggu sekali dan selalu habis karena harganya yang lebih rendah. Kedua layanan ini menjadi tulang punggung operasional koperasi saat ini.
Namun, tidak semua unit usaha Kopdes berjalan mulus. Gerai simpan pinjam, apotek, dan klinik masih belum beroperasi penuh. Hal ini disebabkan oleh kendala perizinan yang belum lengkap. Pengurus sedang berupaya mengurus izin, termasuk izin apoteker dari Puskesmas Sewon II.
Yeri juga menyebutkan tantangan dalam rekrutmen petugas operasional. Pengurus koperasi saat ini masih berstatus sebagai pekerja di kelurahan, sehingga memiliki keterbatasan waktu. Proses rekrutmen yang selektif diperlukan karena ini adalah usaha yang relatif baru.
Upaya Pengembangan Unit Usaha Lain dan Harapan Modal
Seringnya penutupan beberapa gerai Kopdes Merah Putih Bangunharjo juga berkaitan dengan keterbatasan modal. Gerai sembako, misalnya, baru memiliki produk dari satu agen distributor pangan. Produk dari Bulog yang sempat ada bahkan harus ditarik kembali.
Untuk mengatasi kendala finansial ini, Kopdes Merah Putih Bangunharjo tengah mengupayakan pencairan modal usaha dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) UMKM. Surat persetujuan pencairan dana baru saja ditandatangani. Diharapkan dana ini dapat cair pada pekan depan.
Pencairan modal dari LPDB UMKM ini sangat dinantikan untuk memperkuat operasional koperasi. Dengan tambahan modal, Kopdes dapat memperluas jenis produk yang ditawarkan, termasuk mengisi kembali gerai sembako dengan variasi yang lebih lengkap. Ini juga akan mendukung proses perizinan unit usaha lain seperti apotek dan klinik.
Keberhasilan Kopdes dalam menyediakan pupuk bersubsidi dan elpiji subsidi menunjukkan potensi besar koperasi ini. Dengan dukungan modal yang memadai dan penyelesaian masalah perizinan, Kopdes Merah Putih Bangunharjo diharapkan dapat berkembang lebih jauh. Ini akan memberikan dampak positif yang lebih luas bagi kesejahteraan masyarakat Bangunharjo.