Tahukah Anda? RI Incar Penguatan Kerja Sama Pangan Agrikultur dengan Belarus, Fokus Ketahanan Pangan dan Pupuk
Indonesia serius perkuat Kerja Sama Pangan Agrikultur dengan Belarus, menjajaki peluang di sektor pupuk, alat berat, dan ketahanan pangan demi masa depan yang lebih stabil.

Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, menyatakan komitmen Indonesia untuk memperkuat kerja sama ekonomi dengan Belarus. Fokus utama diarahkan pada sektor ketahanan pangan serta agrikultur dan teknologinya. Langkah ini dinilai krusial untuk menjaga momentum pertumbuhan perdagangan bilateral yang terus membaik.
Pernyataan tersebut disampaikan Sugiono usai pertemuan bilateral dengan Menlu Belarus, Maxim Ryzhenkov, di Jakarta pada Selasa. Pertemuan ini menegaskan prioritas pemerintah Presiden Prabowo Subianto dalam mencapai ketahanan pangan nasional. Kedua negara sepakat untuk memperdalam kemitraan strategis ini.
Indonesia dan Belarus bertekad meningkatkan kolaborasi di bidang agrikultur, terutama industri pupuk. Mereka juga akan mengidentifikasi potensi kerja sama baru. Belarus, sebagai produsen pertanian besar di Eropa, menawarkan peluang besar bagi pengembangan riset dan teknologi agrikultur bersama.
Meningkatkan Produktivitas Pertanian Melalui Kolaborasi Agrikultur
Kolaborasi di sektor agrikultur menjadi poin penting dalam diskusi antara Indonesia dan Belarus. Kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerja sama, khususnya dalam industri pupuk. Hal ini diharapkan dapat mendukung peningkatan produktivitas pertanian di Indonesia.
Mengingat Belarus merupakan salah satu produsen pertanian terkemuka di Eropa, potensi kerja sama sangat besar. Menlu Sugiono mengusulkan pengembangan inisiatif riset dan teknologi agrikultur bersama. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi dan mendukung pertanian berkelanjutan.
Selain itu, peluang bisnis dan investasi di Indonesia terbuka lebar bagi pengusaha Belarus. Sektor infrastruktur, teknologi, dan ketahanan pangan menjadi area yang menarik. Kemitraan ini diharapkan dapat menciptakan sinergi positif bagi kedua belah pihak.
Jajaki Peluang Lokalisasi Produksi Alat Berat dan Akses Pasar
Belarus telah lama menjadi pemasok perangkat berat untuk industri pertambangan dan pertanian di Kalimantan. Indonesia kini menunjukkan minat serius untuk menjajaki peluang lokalisasi produksi alat berat dan komponen asal Belarus. Inisiatif ini dapat mengurangi ketergantungan impor dan menciptakan lapangan kerja.
Selain fokus pada sektor strategis, Indonesia dan Belarus juga sepakat untuk meningkatkan akses pasar. Upaya pengurangan hambatan perdagangan bilateral akan menjadi prioritas. Hal ini diharapkan dapat mendorong volume perdagangan antara kedua negara.
Menlu Sugiono optimis bahwa kemitraan investasi dengan target spesifik akan memperkuat fondasi ekonomi. Kesepakatan ini mencakup bidang-bidang prioritas yang telah diidentifikasi. Investasi yang terarah akan membawa manfaat jangka panjang bagi kedua negara.
Dukungan Belarus untuk Kesepakatan Perdagangan Bebas I-EAEU FTA
Sebagai Ketua Uni Ekonomi Eurasia (EAEU), Belarus menyatakan dukungannya penuh terhadap penyelesaian Kesepakatan Perdagangan Bebas Indonesia-Uni Ekonomi Eurasia (I-EAEU FTA). Kesepakatan ini ditargetkan dapat ditandatangani pada akhir tahun ini. Ini merupakan langkah signifikan dalam memperluas jangkauan ekonomi Indonesia.
Menlu Sugiono menyebutkan bahwa Belarus mendukung peluncuran I-EAEU FTA yang direncanakan diteken pada KTT EAEU di St. Petersburg pada Desember mendatang. Dukungan ini menunjukkan komitmen Belarus terhadap penguatan hubungan ekonomi. Ini juga membuka babak baru dalam kerja sama regional.
Sugiono meyakini bahwa kesepakatan antara Indonesia dan EAEU akan membuka jalan baru bagi kerja sama ekonomi. Khususnya, kemitraan antara Indonesia dan Belarus akan semakin erat. Perjanjian ini diharapkan dapat menciptakan peluang perdagangan dan investasi yang lebih luas.