Tarif Hotel Singkawang Jelang Cap Go Meh Dinilai Tak Wajar
Ketua DPRD Singkawang meminta evaluasi tarif hotel yang dinilai terlalu tinggi menjelang Cap Go Meh, sementara Pemkot dan PHRI berupaya mencari solusi agar tetap wajar dan memenuhi kebutuhan wisatawan.
Tarif hotel di Singkawang, Kalimantan Barat, menjadi sorotan menjelang perayaan Cap Go Meh (CGM). Ketua DPRD Singkawang, Sujianto, menyoroti harga kamar hotel yang mencapai Rp7-8 juta, dinilai memberatkan wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Pernyataan ini disampaikan Sujianto di Pontianak pada Jumat, 07/2.
Polemik Tarif Hotel
Sujianto mendesak pemerintah daerah dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Singkawang untuk mengevaluasi tarif tersebut. Ia meminta kenaikan harga yang lebih wajar, menghindari praktik 'aji mumpung' yang merugikan wisatawan. "Tolong di evaluasi tu, masa harganya sampai Rp7-8 juta (per kamar)," tegas Sujianto.
Penjabat (Pj) Wali Kota Singkawang, Sumastro, mengakui dilema yang dihadapi setiap penyelenggaraan Festival Cap Go Meh terkait tarif hotel. Meskipun menyadari adanya paket menginap dua atau tiga malam, ia tetap prihatin dengan total biaya yang jauh lebih tinggi dari hari biasa. Sumastro menekankan pentingnya penetapan tarif yang wajar untuk menghindari citra negatif bagi Kota Singkawang. "Untuk itu, pihaknya mengimbau dan mengajak secara kesadaran bersama supaya tarif itu ditetapkan dalam batas-batas yang wajar," ujarnya.
Pemkot Singkawang menyatakan akan menindaklanjuti usulan Ketua DPRD tersebut, mempertimbangkan aspirasi masyarakat. Mereka berkomitmen untuk menyelesaikan masalah ini bersama PHRI dengan menerapkan harga yang proporsional dan wajar. "Akan kita tindak lanjuti," tegas Sumastro.
Kamar Hotel Penuh, PHRI Beri Tanggapan
Di sisi lain, Ketua PHRI Kota Singkawang, Mulyadi Qamal, menyatakan bahwa kamar hotel di Singkawang telah penuh dipesan untuk periode Cap Go Meh. Peningkatan jumlah wisatawan setiap tahunnya menjadi faktor utama tingginya permintaan kamar. "Yang jelas kunjungan ke Kota Singkawang untuk menonton Festival Cap Go Meh semakin tahun semakin meningkat," kata Mulyadi.
Mulyadi menjelaskan bahwa tingginya permintaan akan berdampak pada kenaikan harga. PHRI sendiri telah mengimbau kenaikan tarif hotel yang wajar, berkisar 100-200 persen. Namun, PHRI bersama dinas terkait akan meninjau langsung untuk memastikan tidak ada oknum hotel yang melanggar imbauan tersebut. "Jika memang ditemukan, kedepannya diharapkan ada sanksi yang diperkuat dengan peraturan Wali Kota (Perwako)," ujarnya.
Sebagai solusi tambahan, Mulyadi mengimbau masyarakat Singkawang yang memiliki rumah layak huni untuk menawarkannya sebagai homestay. Hal ini bertujuan untuk mengakomodasi lonjakan wisatawan yang mungkin kesulitan mendapatkan kamar hotel. "Jika memang layak dimanfaatkan untuk homestay, maka bisa kita sarankan ke penginapan tersebut," tambahnya.
Kesimpulan
Permasalahan tarif hotel di Singkawang menjelang Cap Go Meh menjadi perhatian serius berbagai pihak. Pemerintah daerah, PHRI, dan DPRD berupaya bersama-sama mencari solusi agar tarif hotel tetap wajar dan tidak memberatkan wisatawan, serta menjaga citra positif Kota Singkawang sebagai destinasi wisata yang menarik.