Teknologi Tepat Guna: Solusi Mendongkrak Produksi Pertanian Sukabumi
Sekretaris Daerah Kota Sukabumi mendorong inovasi teknologi tepat guna untuk meningkatkan produksi pertanian di tengah lahan yang semakin terbatas, dengan menekankan pentingnya peran penyuluh pertanian dan petani muda.

Kota Sukabumi, Jawa Barat, menghadapi tantangan serius terkait ketahanan pangan akibat lahan pertanian yang semakin menyusut. Hanya 1.321 hektare lahan pertanian tersisa, menyebabkan ketergantungan pada pasokan dari luar daerah hingga 80 persen untuk beras. Namun, sebuah solusi inovatif mulai bermunculan: teknologi tepat guna yang dikembangkan oleh penyuluh pertanian dan kelompok tani setempat.
Sekretaris Daerah Kota Sukabumi, Hasan Asari, menekankan pentingnya peran penyuluh pertanian dan kelompok tani (Poktan) dalam menciptakan teknologi tepat guna untuk meningkatkan produktivitas pertanian. "Lahan pertanian yang semakin menyempit tentunya sangat mempengaruhi terhadap hasil produksi. Untuk mengatasi hal tersebut penyuluh pertanian dan poktan dituntut untuk bisa menciptakan teknologi tepat guna," ujarnya di Sukabumi, Selasa (26/2).
Teknologi tepat guna ini diyakini sebagai kunci untuk mengatasi keterbatasan lahan dan meningkatkan ketahanan pangan Kota Sukabumi. Bukan hanya sekadar inovasi, tetapi juga solusi praktis dan ekonomis yang dapat diadopsi oleh petani lokal. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah kota untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan pangan dari luar daerah.
Inovasi Teknologi Tepat Guna di Sektor Pertanian
Berbagai inovasi teknologi tepat guna telah dan terus dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Kota Sukabumi. Salah satu contohnya adalah pengembangan alat pencacah padi, pembuatan pupuk dan pestisida organik. Inovasi ini menekankan pada pemanfaatan sumber daya lokal dan peralatan sederhana, sehingga mudah diadopsi dan terjangkau oleh petani.
Selain itu, sistem pertanian hidroponik juga menunjukkan hasil yang menjanjikan. Beberapa produk pertanian hidroponik bahkan telah berhasil menembus pasar modern. Hal ini membuktikan bahwa teknologi tepat guna tidak hanya meningkatkan produksi, tetapi juga membuka peluang pasar baru bagi petani.
Pemerintah Kota Sukabumi sangat mengapresiasi perkembangan ini, khususnya peran petani muda yang aktif dalam mengembangkan teknologi pertanian inovatif. Keberhasilan sistem hidroponik menjadi bukti nyata bahwa teknologi tepat guna dapat menjadi solusi efektif dalam menghadapi keterbatasan lahan.
Peran Petani Muda dan Pelatihan
Pemerintah Kota Sukabumi juga gencar memberikan pelatihan peningkatan kemampuan bagi petani muda. Hal ini bertujuan untuk menciptakan generasi petani yang kreatif, inovatif, dan mampu mengadopsi teknologi tepat guna. Petani muda diharapkan menjadi ujung tombak dalam meningkatkan produksi pertanian dan menjaga ketahanan pangan kota.
Salah satu strategi yang dipromosikan adalah pemanfaatan lahan perkarangan rumah untuk kegiatan pertanian. Strategi ini dinilai efektif untuk meningkatkan produksi pertanian di tengah keterbatasan lahan pertanian yang ada. Dengan demikian, ketahanan pangan Kota Sukabumi dapat lebih terjaga.
Hasan Asari menambahkan, "Kota Sukabumi tidak bisa selamanya mengandalkan pasokan pangan dari luar daerah, seperti beras yang sekitar 80 persen dipasok dari Kabupaten Sukabumi dan daerah lain." Oleh karena itu, pengembangan teknologi tepat guna dan pemberdayaan petani muda menjadi sangat krusial.
Tantangan dan Solusi Ketahanan Pangan Sukabumi
Produksi beras di Kota Sukabumi saat ini baru mampu memenuhi 30 persen kebutuhan warga, dengan konsumsi harian mencapai 180 ton atau lebih. Ini menunjukkan besarnya tantangan yang dihadapi dalam menjaga ketahanan pangan kota.
Namun, dengan pengembangan teknologi tepat guna dan pemberdayaan petani muda yang berkelanjutan, diharapkan produksi pertanian di Kota Sukabumi dapat ditingkatkan secara signifikan. Inovasi dan adaptasi teknologi menjadi kunci untuk mengatasi keterbatasan lahan dan menjaga ketahanan pangan di masa depan.
Ke depan, kolaborasi antara pemerintah, penyuluh pertanian, dan petani, khususnya petani muda, akan sangat penting dalam mengembangkan dan menerapkan teknologi tepat guna yang lebih efektif dan berkelanjutan. Hal ini akan memastikan ketahanan pangan Kota Sukabumi tetap terjaga di tengah tantangan lahan yang semakin terbatas.