Pemkot Madiun Dorong Petani Optimalkan Produksi Padi di Lahan Terbatas
Pemerintah Kota Madiun berupaya meningkatkan produktivitas padi dengan teknologi modern dan varietas unggul untuk mendukung ketahanan pangan nasional di tengah lahan pertanian yang terbatas.

Kota Madiun, Jawa Timur, 7 April 2024 – Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun menggiatkan upaya optimalisasi produksi padi di lahan pertanian yang terbatas. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap program nasional ketahanan pangan. Wali Kota Madiun, Maidi, menjelaskan berbagai strategi telah diterapkan untuk mendorong produktivitas para petani di wilayahnya.
Salah satu upaya tersebut adalah penggunaan alat mesin pertanian (alsintan) modern. Seperti yang terlihat pada panen raya serentak di Kelurahan Sogaten, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Senin lalu, penggunaan combine harvester di lahan seluas 2 hektare bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan hasil panen. "Panen di Kota Madiun kali ini dilakukan di lahan seluas 2 hektare dengan menggunakan teknologi modern berupa combine harvester. Penggunaan alat pertanian modern tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi waktu dan hasil panen yang maksimal," ungkap Wali Kota Maidi.
Kegiatan panen raya ini juga bertepatan dengan panen raya serentak di 37 kabupaten/kota se-Jawa Timur dan 14 provinsi lainnya di Indonesia, yang dipimpin Presiden Prabowo secara daring. Selain penggunaan alsintan, Pemkot Madiun juga mendorong penggunaan benih varietas unggul, seperti Inpari 47 yang berpotensi menghasilkan hingga 7 ton beras per hektare, serta penggunaan pupuk yang seimbang, termasuk pupuk subsidi dan organik.
Optimalisasi Produksi Padi di Kota Madiun
Pemkot Madiun menunjukkan komitmennya dalam mendukung ketahanan pangan nasional dengan mengalokasikan anggaran rata-rata Rp2 miliar per tahun untuk subsidi pupuk petani. Hasil panen padi dalam kegiatan tersebut langsung diserahkan kepada Bulog setempat, sebagai bagian dari penyerapan beras petani dan program swasembada pangan. Harga gabah dibeli dengan harga tertinggi, yaitu Rp6.500 per kilogram, guna menjaga kesejahteraan petani dan stabilitas harga pangan.
Wali Kota Maidi menegaskan komitmen Kota Madiun dalam mendukung program ketahanan pangan nasional yang selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM). "Meskipun wilayah kita terbatas, tapi semangat kita tidak terbatas. Dengan teknologi dan sinergi, kita buktikan Kota Madiun bisa berkontribusi untuk ketahanan pangan nasional," tegas Maidi. Hal ini menunjukkan upaya Pemkot Madiun untuk mengatasi tantangan lahan pertanian yang terbatas dengan solusi inovatif.
Data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Madiun mencatat luas lahan pertanian mencapai 890 hektare, dengan Kecamatan Kartoharjo memiliki lahan terluas (377 hektare), diikuti Manguharjo (291 hektare), dan Taman (216 hektare). Produksi padi Kota Madiun rata-rata mencapai sekitar 11.000 ton per tahun.
Dukungan Nasional untuk Ketahanan Pangan
Panen raya serentak yang melibatkan 14 provinsi di Indonesia, termasuk Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, DIY, Lampung, Sulawesi Selatan, Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan NTB, menunjukkan sinergi nasional dalam memperkuat ketahanan pangan. Kegiatan ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk mengoptimalkan musim panen dan memperkuat kolaborasi antar wilayah.
Dengan menggabungkan teknologi modern, varietas unggul, dan dukungan pemerintah, Kota Madiun berupaya untuk meningkatkan produktivitas pertaniannya. Inisiatif ini tidak hanya berdampak positif bagi petani setempat, tetapi juga berkontribusi pada upaya nasional dalam mewujudkan ketahanan pangan.
Langkah-langkah yang dilakukan Pemkot Madiun ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dengan keterbatasan lahan pertanian untuk tetap mampu berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Komitmen dan inovasi menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan tersebut.