Terobosan Edukasi: UMPR dan Guru Kalteng Perkuat AI dalam Pembelajaran untuk Tingkatkan Kualitas Menulis Siswa
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR) bersama guru SMA Muhammadiyah Kalteng berkolaborasi memperkuat AI dalam pembelajaran, khususnya untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa. Bagaimana AI mengubah metode pengajaran?

Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR), melalui Tim Pengabdian Hibah BIMA Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, berkolaborasi dengan para guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). Kolaborasi ini berfokus pada penguatan pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam proses pembelajaran di sekolah.
Inisiatif ini merupakan bagian dari program pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan mengembangkan strategi pembelajaran menulis adaptif. Fokus utamanya adalah pemanfaatan AI untuk memberikan umpan balik korektif yang personal dan bermakna bagi siswa, khususnya dalam pelajaran menulis Bahasa Inggris.
Kegiatan ini diwujudkan melalui Focus Group Discussion (FGD) yang bertema "Menulis di Era AI: Potensi dan Tantangan bagi Guru dalam Pembelajaran Writing yang Adaptif". Diskusi mendalam ini diharapkan dapat memperkuat kapasitas guru dalam menghadapi tantangan pembelajaran di era digital.
Kolaborasi UMPR dan Guru dalam Inovasi Pembelajaran AI
Wakil Rektor I UMPR, Dr. Chandra Anugerah Putra, menjelaskan bahwa pihaknya terus mendorong pemanfaatan AI di dunia pendidikan. Diskusi mendalam ini melibatkan 10 guru Bahasa Inggris dari berbagai SMA Muhammadiyah se-Kalimantan Tengah, yang berkumpul di Palangka Raya pada Minggu (27/7).
Kegiatan ini bukan sekadar pertemuan akademisi dan praktisi, melainkan momen krusial untuk memperkuat kapasitas guru. Program pengabdian masyarakat ini secara spesifik berjudul "Pengembangan Strategi Pembelajaran Menulis Adaptif Berbasis AI-Powered Corrective Feedback di SMA Muhammadiyah Kalimantan Tengah".
Dr. Mutiarani Pionera, Ketua tim hibah, menambahkan bahwa pembelajaran menulis berbahasa Inggris di SMA masih menghadapi tantangan. Tantangan tersebut meliputi pemberian umpan balik yang efektif dan cepat, mengingat keterbatasan waktu dan beragamnya kemampuan menulis siswa.
Oleh karena itu, teknologi AI diyakini dapat menjadi solusi inovatif. AI dapat membantu guru memberikan umpan balik yang adaptif, tepat sasaran, serta mampu memperkuat semangat siswa dalam menulis secara lebih efisien.
Potensi dan Tantangan AI dalam Pembelajaran Menulis
Dalam FGD tersebut, para peserta mendapatkan pemaparan materi dari pakar di bidangnya, yaitu Dr. Rama Dwika Herdiawan dari Universitas Majalengka dan Dr. Syamsul Arifin. Keduanya membahas secara mendalam tentang potensi dan tantangan bagi guru dalam pembelajaran menulis yang adaptif di era AI.
Pemanfaatan AI memungkinkan guru untuk memberikan umpan balik otomatis yang personal dan bermakna bagi setiap siswa. Hal ini sangat krusial mengingat kebutuhan akan umpan balik yang cepat dan efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa secara individual.
Mutiarani Pionera berharap, melalui diskusi ini, strategi pembelajaran menulis berbasis teknologi yang sedang dikembangkan dapat menjadi solusi inovatif. Solusi ini diharapkan mampu menjawab tantangan dunia pendidikan saat ini, terutama dalam hal literasi digital dan kompetensi pedagogis.
Dengan AI, guru dapat memberikan umpan balik yang lebih cepat, tepat, dan sesuai dengan kemampuan individual siswa. Kegiatan ini juga memperkuat jejaring antar guru dan institusi untuk bersama-sama menghadapi tantangan pendidikan di era digital.
Peserta FGD berasal dari berbagai SMA Muhammadiyah di Kalimantan Tengah, meliputi:
- SMA Muhammadiyah Buntok
- SMA Muhammadiyah Puruk Cahu
- SMAS Muhammadiyah Sampit
- SMAS Muhammadiyah Kasongan
- SMAS Muhammadiyah Katingan Tengah
- SMAS Muhammadiyah Kuala Kapuas
- SMA Muhammadiyah Pulau Petak
- SMA Muhammadiyah Sukamara
- SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya
- SMAS Muhammadiyah 2 Palangka Raya
Anggota tim pengabdian dari UMPR terdiri dari Dr. Mutiarani Pionera sebagai ketua tim, serta Dr. Tazkiyatunnafs Elhawwa dan Dr. Chandra Anugerah Putra.