Terungkap! 18 Proyek Hilirisasi Berpotensi Ciptakan Ratusan Ribu Lapangan Kerja dengan Gaji di Atas UMR
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia sebut 18 proyek hilirisasi berpotensi serap 276 ribu lebih tenaga kerja dengan upah di atas UMR, dorong pemerataan ekonomi nasional.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengumumkan potensi besar dari 18 proyek hilirisasi. Pengumuman ini disampaikan dalam acara "Penyerahan Dokumen Studi Pra-Kelayakan Proyek Prioritas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional" di Jakarta pada Selasa (22/7).
Proyek-proyek strategis ini diproyeksikan menciptakan ratusan ribu lapangan kerja baru. Penekanan diberikan pada penyediaan upah yang layak, bahkan di atas Upah Minimum Regional (UMR), sebagai upaya pemerataan ekonomi.
Secara total, 18 proyek hilirisasi ini diperkirakan akan menyerap 276.636 pekerjaan, baik langsung maupun tidak langsung. Angka ini diharapkan menjadi instrumen penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang adil dan inklusif di seluruh wilayah Indonesia.
Potensi Serapan Tenaga Kerja dan Upah Layak dari Hilirisasi
Menteri Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa proyek hilirisasi tidak hanya berfokus pada kuantitas pekerjaan yang tercipta. Namun juga pada kualitas dengan menawarkan gaji di atas UMR. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja dan mengurangi kesenjangan ekonomi.
Penyediaan upah di atas UMR menjadi salah satu strategi pemerintah. Ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang lebih adil dan inklusif di seluruh Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat menarik lebih banyak tenaga kerja berkualitas.
Proyek-proyek ini mencakup berbagai sektor penting. Mulai dari mineral dan batu bara, pertanian, maritim, hingga transisi energi. Setiap sektor memiliki target serapan tenaga kerja yang spesifik, sesuai dengan kebutuhan dan potensi masing-masing.
Peran Strategis Danantara dalam Pembiayaan Investasi Hilirisasi
Satuan Tugas Hilirisasi akan berkoordinasi erat dengan Danantara. Lembaga pengelola dana abadi Indonesia ini akan membahas berbagai skema pembiayaan proyek. Pembahasan mencakup model bisnis, pelaksanaan proyek, pemilihan lokasi, serta penyelesaian isu perizinan lahan dan mitigasi sosial-lingkungan.
CEO Danantara, Rosan Roeslani, mengungkapkan adanya peningkatan signifikan dalam investasi di sektor hilirisasi. Dalam satu semester terakhir, sekitar 30 persen dari total investasi lebih dari Rp950 triliun (sekitar US$52,8 miliar) berasal dari sektor hilirisasi.
Danantara sendiri telah berhasil mengamankan pendanaan sebesar US$7 miliar. Ini melalui kerja sama dengan lembaga dana abadi lainnya. Dana tersebut berasal dari Qatar (US$4 miliar), China Investment Corporation (CIC) (US$2 miliar), dan kontribusi dari Russian Direct Investment Fund (RDIF). Pembicaraan dengan dana abadi lain juga terus dilakukan untuk eksplorasi investasi bersama di Indonesia.
Rincian Proyek Hilirisasi dan Serapan Tenaga Kerja per Sektor
Berdasarkan studi awal yang dilakukan oleh Satuan Tugas Hilirisasi dan Ketahanan Energi, sektor hilirisasi mineral dan batu bara mendominasi. Sektor ini memiliki delapan proyek dengan nilai investasi mencapai US$20,1 miliar.
Sektor mineral dan batu bara berpotensi menyerap 104.974 pekerja. Sementara itu, proyek-proyek di sektor pertanian diproyeksikan menyerap 23.950 pekerjaan. Sektor maritim memiliki potensi serapan tenaga kerja sebesar 67.100 pekerjaan.
Adapun proyek transisi energi, dengan nilai investasi US$2,5 miliar, diperkirakan menyerap 29.652 pekerja. Di sektor ketahanan energi, investasi diproyeksikan mencapai US$14,5 miliar, dengan potensi serapan tenaga kerja sebanyak 50.960 orang.
- Hilirisasi Mineral dan Batu Bara: 8 proyek, US$20,1 miliar, potensi serap 104.974 pekerja.
- Sektor Pertanian: Potensi serap 23.950 pekerja.
- Sektor Maritim: Potensi serap 67.100 pekerja.
- Proyek Transisi Energi: US$2,5 miliar, potensi serap 29.652 pekerja.
- Sektor Ketahanan Energi: US$14,5 miliar, potensi serap 50.960 pekerja.