Tokoh Adat Sentani Imbau Jaga Kamtibmas: Lestarikan Kearifan Lokal untuk Papua yang Aman
Tokoh Adat Sentani, Yansen Ohee, mengajak masyarakat menjaga keamanan dan ketertiban, melestarikan nilai-nilai adat untuk mencegah konflik dan membangun Papua yang aman dan damai.
Jayapura, 3 April 2024 - Yansen Ohee, tokoh adat Sentani di Kabupaten Jayapura, Papua, menyerukan imbauan penting kepada seluruh warga Sentani untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Imbauan ini disampaikan di Sentani pada Rabu, 3 April 2024, menekankan peran aktif masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang aman dan damai.
Imbauan ini muncul sebagai respons terhadap berbagai tantangan yang berpotensi memicu konflik. Yansen Ohee menegaskan bahwa tanggung jawab keamanan bukan hanya berada di pundak aparat keamanan, melainkan juga menjadi kewajiban seluruh warga masyarakat. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai kebersamaan dan kearifan lokal yang selama ini menjadi pondasi kehidupan masyarakat Sentani.
Lebih lanjut, Yansen Ohee menjelaskan bahwa menjaga kamtibmas merupakan tanggung jawab bersama. Dengan kearifan lokal dan nilai-nilai adat yang kuat, masyarakat Sentani diharapkan dapat mencegah konflik sebelum meluas dan menjaga harmoni sosial. Hal ini sejalan dengan mekanisme resolusi konflik yang telah ada sejak lama di dalam tatanan adat Suku Sentani.
Masyarakat Sentani: Pilar Utama Keamanan dan Ketertiban
Yansen Ohee menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam menjaga keamanan. Menurutnya, "Kamtibmas bukan hanya tanggung jawab aparat, tetapi juga kewajiban kita sebagai masyarakat yang hidup dalam ikatan adat dan kebersamaan." Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya sinergi antara aparat keamanan dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang aman.
Lembaga Adat Sentani, menurut Yansen Ohee, memiliki mekanisme resolusi konflik yang telah teruji selama bergenerasi. Mekanisme ini, yang meliputi musyawarah dan sanksi adat, terbukti efektif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan di tingkat akar rumput sebelum berpotensi meluas menjadi konflik besar. Sistem ini menjadi bukti nyata kearifan lokal yang mampu menjaga perdamaian dan ketertiban.
Namun, Yansen Ohee juga mengakui adanya tantangan baru yang perlu dihadapi. Pergeseran nilai sosial dan pengaruh teknologi informasi yang semakin pesat berpotensi memicu ketegangan di masyarakat. Oleh karena itu, peran aktif dalam membimbing generasi muda sangatlah penting untuk mencegah mereka terjerumus ke dalam hal-hal negatif.
Pencegahan Konflik dan Peran Generasi Muda
Dalam menghadapi tantangan tersebut, Yansen Ohee mengajak masyarakat untuk aktif membimbing generasi muda. Pendidikan adat, agama, dan wawasan kebangsaan dinilai penting dalam membentuk karakter generasi muda yang bertanggung jawab dan cinta damai. Dengan bekal tersebut, diharapkan generasi muda dapat menjadi agen perubahan yang turut serta menjaga keamanan dan ketertiban.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk tidak mengabaikan tanda-tanda gangguan keamanan yang mungkin terjadi. Peredaran minuman beralkohol dan aksi kriminal ringan, meskipun tampak sepele, berpotensi memicu konflik yang lebih besar jika dibiarkan. Kewaspadaan dan tindakan pencegahan dini sangatlah penting untuk mencegah hal tersebut.
Yansen Ohee berharap agar sinergi antara adat dan hukum formal dapat terwujud dengan baik. Dengan kerjasama yang solid, Sentani dapat menjadi contoh daerah yang aman dan tentram. "Jika adat dan hukum formal bersinergi, Sentani akan menjadi contoh daerah yang aman dan tentram, mari kita mulai dari lingkungan terdekat," kata Yansen Ohee.
Imbauan ini tidak hanya menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam menjaga kamtibmas, tetapi juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk saling bahu-membahu menciptakan lingkungan yang aman dan damai. Dengan melestarikan nilai-nilai adat dan kearifan lokal, Sentani diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Papua dalam menciptakan perdamaian dan keamanan.