Tradisi Jamasan Srobong Gobang: Doa Petani Tembakau Temanggung untuk Panen Melimpah
Warga Desa Tlilir, Temanggung, menggelar tradisi Jamasan Srobong Gobang, membersihkan peralatan pertanian sebagai wujud doa dan harapan panen tembakau yang melimpah serta meningkatkan kesejahteraan.

Temanggung, Jawa Tengah - Warga Desa Tlilir, Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, baru-baru ini menggelar tradisi unik dan penuh makna, yaitu Jamasan Srobong Gobang. Tradisi turun-temurun ini melibatkan kirab peralatan perajang tembakau yang diarak keliling desa, diawali dengan prosesi pencucian atau jamasan yang sarat simbol harapan akan panen raya.
Ritual Jamasan: Membersihkan Peralatan dan Membersihkan Jiwa
Prosesi jamasan Srobong Gobang, yang dilakukan di pertigaan Desa Tlilir, diawali oleh Kepala Desa Faturokhman. Bersama perangkat desa dan kepala dusun, mereka membersihkan peralatan perajang tembakau menggunakan air kembang. Bukan sekadar membersihkan peralatan, ritual ini juga dimaknai sebagai membersihkan jiwa dan memohon berkah.
"Kami petani tembakau," kata Pak Faturokhman, Kepala Desa Tlilir, "dengan jamasan ini berharap gobang dapat bermanfaat dengan baik. Hasil tembakau yang dirajang berkualitas dan mampu meningkatkan kesejahteraan petani." Tradisi ini, menurutnya, merupakan wujud doa, pengharapan, dan kepasrahan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Lebih dari Sekadar Tradisi: Kearifan Lokal dan Doa untuk Kemakmuran
Srobong Gobang bukan hanya sekadar ritual tahunan. Tradisi ini juga mencakup pentas kesenian dan doa bersama di makam Kiai Tlilir. Warga Desa Tlilir dengan khusyuk mendoakan leluhur dan mereka yang telah meninggal dunia. Setelah berdoa, mereka menikmati makan bersama dengan gunungan dan tumpeng yang telah dipersiapkan.
Iksanudin, salah satu warga Desa Tlilir, mengungkapkan harapannya melalui tradisi ini. "Harapannya harga tembakau tahun ini lebih bagus dan menyejahterakan petani," ujarnya. Baginya, Srobong Gobang adalah tradisi yang harus dilestarikan karena sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal, seperti kerukunan, rasa syukur, dan cinta lingkungan.
Melestarikan Warisan Budaya untuk Generasi Mendatang
Tradisi Srobong Gobang bukan hanya sekadar ritual, melainkan juga perekat kebersamaan warga Desa Tlilir. Acara ini memperkuat ikatan sosial dan memperkokoh rasa persatuan di tengah masyarakat. Dengan melestarikan tradisi ini, warga Desa Tlilir berharap dapat menjaga warisan budaya leluhur dan menanamkan nilai-nilai luhur kepada generasi mendatang. Mereka percaya, dengan tetap menjalankan tradisi ini, keberkahan akan selalu menyertai kehidupan mereka, khususnya dalam hal pertanian tembakau.
Melalui ritual Jamasan Srobong Gobang, warga Desa Tlilir tidak hanya membersihkan peralatan pertanian mereka, tetapi juga membersihkan hati dan memohon berkah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Semoga tradisi ini terus lestari dan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk menjaga dan melestarikan warisan budayanya.
Harapan untuk Masa Depan
Dengan semangat menjaga tradisi dan harapan akan masa depan yang lebih baik, warga Desa Tlilir terus berupaya meningkatkan kualitas tembakau mereka. Mereka berharap hasil panen yang melimpah dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Srobong Gobang menjadi simbol tekad dan kerja keras mereka dalam membangun desa yang lebih maju dan sejahtera.
Tradisi ini juga menjadi bukti nyata bagaimana kearifan lokal dapat dipadukan dengan modernisasi. Dengan tetap menjaga tradisi, warga Desa Tlilir mampu mempertahankan identitas budaya mereka dan sekaligus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Semoga tradisi Jamasan Srobong Gobang terus menginspirasi dan menjadi contoh bagi pelestarian budaya di Indonesia.