PG Assembagoes Situbondo Gelar Ritual Unik "Petik Tebu Manten", Tandai Dimulainya Musim Giling 2025
Pabrik Gula Assembagoes Situbondo menggelar ritual unik "Petik Tebu Manten" sebagai tanda syukur dan dimulainya musim giling tebu tahun 2025 dengan hasil panen yang memuaskan.

Pabrik Gula (PG) Assembagoes di Situbondo, Jawa Timur, memulai musim giling tebu tahun 2025 dengan cara yang unik dan penuh makna. Pada Sabtu, 3 Mei 2024, PG Assembagoes menggelar upacara adat "Petik Tebu Manten", sebuah ritual syukur atas hasil panen tebu yang melimpah. Upacara ini melibatkan petani tebu setempat, karyawan PG Assembagoes, dan perwakilan dari Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Asembagus. Ritual ini menjadi simbol harapan akan keberhasilan dan berkah dalam musim giling tahun ini.
General Manager PG Assembagoes Situbondo, Mulyono, menjelaskan bahwa ritual Petik Tebu Manten merupakan tradisi masyarakat petani tebu di Kecamatan Asembagus. Tradisi ini dilakukan sebagai wujud syukur atas karunia Tuhan berupa hasil bumi yang melimpah. "Kami mulai rangkaian giling tebu 2025 dengan ritual petik tebu manten, sebagai ungkapan rasa syukur kami atas karunia Allah yang berupa hasil bumi," kata Mulyono.
Prosesi Petik Tebu Manten diawali dengan pemotongan tebu secara simbolis di areal persawahan. Tebu yang telah dipotong kemudian dibersihkan dengan air menggunakan gayung dari batok kelapa dan dipindahkan ke kendaraan bak terbuka yang dihias layaknya mobil pengantin. Setelah itu, tebu diarak sejauh sekitar satu kilometer menuju PG Assembagoes dengan iring-iringan kendaraan bermotor yang diiringi sirine, melaju dengan pelan dan meriah.
Tradisi Petik Tebu Manten: Simbol Syukur dan Harapan
Ritual Petik Tebu Manten bukan sekadar seremonial biasa, melainkan mengandung nilai budaya dan spiritual yang tinggi bagi masyarakat setempat. Upacara ini mempererat hubungan antara PG Assembagoes dengan para petani tebu, sekaligus menjadi simbol harapan akan keberhasilan panen dan kelancaran proses giling tebu.
Keikutsertaan para petani tebu dalam ritual ini menunjukkan pentingnya kolaborasi dan kemitraan antara pabrik gula dan petani. Hal ini juga mencerminkan rasa kebersamaan dan saling menghargai dalam upaya meningkatkan produksi tebu di wilayah tersebut.
Salah seorang petani tebu, Syamsiadi, mengungkapkan rasa syukurnya atas hasil panen tebu tahun ini. "Panen tebu tahun ini kualitas tebu sangat bagus dibandingkan tahun lalu, karena tahun ini didukung dengan curah hujan yang cukup sehingga tanaman tebu tumbuh subur tidak kekurangan air," ujarnya. Pernyataan ini menunjukkan bahwa kondisi alam yang mendukung turut berkontribusi pada hasil panen yang melimpah.
Prosesi Unik dan Penuh Makna
Proses Petik Tebu Manten memiliki beberapa tahapan unik yang sarat makna. Pemotongan tebu secara simbolis, pencucian tebu dengan air menggunakan gayung dari batok kelapa, dan pengarakkan tebu menuju pabrik gula merupakan bagian dari ritual yang telah berlangsung turun-temurun.
Penggunaan kendaraan bak terbuka yang dihias layaknya mobil pengantin dan iring-iringan kendaraan bermotor yang menggunakan sirine menggambarkan kegembiraan dan rasa syukur atas hasil panen yang berlimpah. Hal ini juga menunjukkan betapa pentingnya tebu bagi perekonomian masyarakat di sekitar PG Assembagoes.
Prosesi ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat sekitar dan juga menjadi bukti pelestarian budaya lokal di tengah perkembangan zaman. Ritual ini tidak hanya sekedar tradisi, tetapi juga menjadi perekat hubungan sosial dan ekonomi antara petani dan pabrik gula.
Secara keseluruhan, ritual Petik Tebu Manten di PG Assembagoes Situbondo merupakan perpaduan unik antara tradisi lokal dan proses produksi gula. Upacara ini menjadi bukti nyata harmonisasi antara budaya, ekonomi, dan keberhasilan dalam sektor pertanian tebu di Indonesia.