Warga Badui Siap Turun Gunung, Rayakan Tradisi Seba Gede!
Ribuan warga Badui Luar dan Dalam akan turun gunung untuk merayakan tradisi Seba Gede, membawa hasil bumi sebagai ungkapan syukur dan menjalin silaturahmi dengan kepala daerah.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Tradisi Seba Gede, sebuah upacara sakral tahunan masyarakat Badui di Kabupaten Lebak, Banten, akan kembali digelar pada 2-4 Mei 2025. Ribuan warga Badui Luar dan Badui Dalam akan turun gunung untuk merayakannya bersama Bupati Lebak, Gubernur Banten, dan pejabat lainnya. Mereka membawa hasil bumi sebagai tanda syukur atas panen yang melimpah dan sebagai bentuk silaturahmi dengan pemerintah daerah. Tradisi ini diyakini penting untuk menjaga keseimbangan alam dan menghindari malapetaka, sesuai kepercayaan leluhur mereka. Perayaan ini juga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian lokal melalui kunjungan wisatawan.
Persiapan untuk acara tahunan ini telah dilakukan oleh masyarakat Badui. Santa, seorang warga Badui Luar, mengungkapkan bahwa warga Badui Luar telah mempersiapkan puluhan pohon pisang untuk dibawa ke Pendopo Pemerintah Kabupaten Lebak dan Gedung Gubernur Banten. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya perayaan Seba bagi masyarakat Badui dan komitmen mereka untuk melestarikannya.
Tradisi Seba Gede bukan sekadar perayaan panen, tetapi juga merupakan wujud penghormatan kepada leluhur dan alam. Bagi masyarakat Badui, menjaga keseimbangan alam dan menjalankan tradisi leluhur merupakan hal yang sangat penting. Kehadiran kepala daerah dalam perayaan ini semakin memperkuat ikatan antara masyarakat Badui dengan pemerintah, sekaligus menjadi bukti dukungan pemerintah terhadap pelestarian budaya.
Tradisi Seba Gede: Silaturahmi dan Syukur Masyarakat Badui
Upacara Seba Gede merupakan pertemuan tahunan antara masyarakat Badui dengan para pemimpin daerah. Dalam acara ini, masyarakat Badui menyerahkan hasil pertanian mereka sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan hasil bumi. Hasil bumi yang dibawa beragam, mulai dari pisang, beras huma, gula aren, hingga berbagai macam kue tradisional.
Menurut keterangan Santa, kewajiban melaksanakan Seba setiap tahun sangat penting bagi masyarakat Badui. Mereka percaya bahwa jika tradisi ini tidak dijalankan, maka akan terjadi malapetaka. Pernyataan ini menunjukkan kuatnya kepercayaan dan kearifan lokal yang dipegang teguh oleh masyarakat Badui.
Medi, Sekretaris Desa Kanekes, menjelaskan bahwa sekitar 1.500 warga Badui akan mengikuti Seba Gede tahun ini. Jumlah tersebut terdiri dari warga Badui Dalam dan Badui Luar. Perbedaan antara Badui Dalam dan Badui Luar terlihat jelas dari pakaian dan aksesibilitas mereka terhadap teknologi modern.
Badui Dalam, yang tinggal di Kampung Cibeo, Cikawartana, dan Cikeusik, masih memegang teguh adat istiadat leluhur. Mereka tetap mempertahankan tradisi berjalan kaki ke mana pun mereka pergi, menghindari penggunaan kendaraan bermotor. Pakaian mereka khas dengan warna putih, mencerminkan kesederhanaan dan kearifan lokal.
Badui Luar dan Modernisasi
Berbeda dengan Badui Dalam, Badui Luar lebih terbuka terhadap modernisasi. Mereka diperbolehkan menggunakan kendaraan bermotor untuk bepergian. Pakaian mereka pun berbeda, dengan warna hitam sebagai ciri khasnya. Meskipun demikian, mereka tetap memegang teguh tradisi Seba Gede sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan alam.
Perbedaan antara Badui Dalam dan Badui Luar menunjukkan bagaimana masyarakat Badui mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan akar budaya mereka. Tradisi Seba Gede menjadi perekat yang menyatukan kedua kelompok ini dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya leluhur.
Seba Gede: Event Nasional dan Potensi Ekonomi
Pemerintah Kabupaten Lebak turut mendukung penyelenggaraan Seba Gede. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lebak, Imam Rismahayadin, menyatakan bahwa acara tersebut telah masuk dalam Kalender Event Nasional (KEN) 2025. Hal ini diharapkan dapat menarik wisatawan domestik dan mancanegara untuk berkunjung ke Lebak.
Dengan masuknya Seba Gede ke dalam KEN 2025, diharapkan tradisi ini tidak hanya menjadi perayaan budaya semata, tetapi juga dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar. Kunjungan wisatawan dapat meningkatkan pendapatan pelaku usaha lokal, khususnya di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.
Tradisi Seba Gede merupakan perpaduan unik antara pelestarian budaya dan pengembangan ekonomi. Perayaan ini menjadi bukti nyata bagaimana sebuah tradisi dapat dijaga kelestariannya sekaligus memberikan manfaat bagi masyarakat.
Semoga perayaan Seba Gede tahun ini berjalan lancar dan sukses, serta dapat memperkuat tali silaturahmi antara masyarakat Badui dengan pemerintah dan masyarakat luas. Semoga juga dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat Lebak.