Youtuber Asing Yakin Seba Badui Bisa Mendunia, Tradisi Unik Suku Badui Penuh Pesona
Upacara adat Seba Badui di Lebak, Banten, menarik perhatian Youtuber asing yang melihat potensi tradisi unik ini untuk dikenal dunia, bahkan disebut memiliki nilai jual mendunia.

Upacara adat Seba Badui, yang baru saja digelar di Kabupaten Lebak dan Gedung Negara Provinsi Banten, telah menarik perhatian dunia. Fatih, seorang Youtuber asal Turki, mengungkapkan keyakinannya bahwa perayaan ini memiliki potensi mendunia karena keunikan budaya Suku Badui. Perayaan yang dihadiri ribuan orang ini menampilkan prosesi sakral yang khidmat dan unik, membedakannya dari perayaan budaya lainnya.
Fatih, yang telah mengunjungi berbagai komunitas adat di dunia, membandingkan Seba Badui dengan tradisi suku-suku lain seperti suku Aborigin di Australia, suku Amish di Amerika Serikat, dan suku Inca di Machu Picchu, Peru. Menurutnya, keunikan dan nilai budaya yang ditampilkan dalam Seba Badui sangat berpotensi untuk menarik perhatian internasional dan menjadi daya tarik wisata budaya yang luar biasa.
Pemerintah Indonesia, menurut Fatih, perlu mendukung pelestarian budaya masyarakat Badui. Keunikan tradisi ini, yang masih dijaga dan dilestarikan dengan baik, merupakan aset berharga yang dapat dipromosikan ke kancah internasional. Hal ini dapat meningkatkan perekonomian lokal dan memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia.
Pesona Keunikan Seba Badui
Salah satu daya tarik utama Seba Badui adalah keunikan prosesi sakralnya. Ribuan peserta mengikuti upacara dengan khidmat, tanpa ada canda atau percakapan selama prosesi berlangsung. Suasana khusyuk ini menambah nilai mistis dan spiritual perayaan tersebut. Keunikan lainnya terletak pada perbedaan busana yang dikenakan oleh kelompok Badui Dalam dan Badui Luar. Badui Dalam mengenakan pakaian serba putih, sementara Badui Luar mengenakan pakaian berwarna hitam.
Perbedaan ini, meskipun keduanya merupakan bagian dari masyarakat Badui, menunjukkan adanya kearifan lokal yang masih dijaga dengan ketat. Kehidupan masyarakat Badui yang masih mempertahankan adat istiadat dan menolak kehidupan modern juga menjadi daya tarik tersendiri. Fatih, dalam kunjungannya ke pemukiman Badui, mengamati kurangnya infrastruktur modern seperti jalan aspal, listrik, dan kendaraan bermotor. Hal ini semakin memperkuat citra Badui sebagai komunitas yang menjaga kelestarian alam dan budayanya.
Fatih mengungkapkan kekagumannya terhadap keunikan Seba Badui dan berencana untuk mempublikasikan perayaan ini di negaranya. Ia bahkan berharap dapat kembali ke Lebak tahun depan untuk menyaksikan kembali perayaan Seba Badui. Hal ini menunjukkan potensi besar Seba Badui untuk menjadi daya tarik wisata budaya internasional.
Seba Badui: Ungkapan Syukur dan Persatuan
Menurut Djaro Tanggungan 12 Saidi Putra, tetua adat Badui, Seba Badui merupakan bentuk ungkapan rasa syukur atas hasil pertanian selama setahun. Hasil pertanian seperti beras, talas, gula merah, pisang, dan aneka sayuran dipersembahkan kepada kepala pemerintahan sebagai wujud penghormatan dan rasa syukur. Seba Badui tahun 2025 tercatat dihadiri oleh 1.769 orang, termasuk dalam kategori Seba Gede atau Seba besar.
Lebih dari sekadar ungkapan syukur, Seba Badui juga menjadi simbol persatuan dan kesatuan bangsa serta nilai-nilai toleransi. Upacara ini menunjukkan keberagaman suku, budaya, sosial, dan agama di Indonesia yang tetap dapat bersatu dalam keberagaman. Seba Badui merupakan perwujudan nyata dari nilai-nilai luhur yang perlu dijaga dan dilestarikan.
Perayaan Seba Badui yang kaya akan nilai budaya dan spiritual ini bukan hanya menjadi kebanggaan masyarakat Badui, tetapi juga aset berharga bagi Indonesia. Potensi untuk menjadi daya tarik wisata internasional sangat besar, dan perlu didukung oleh pemerintah dan masyarakat untuk mempromosikan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia. Dengan pelestarian yang baik, Seba Badui dapat terus menjadi warisan budaya yang membanggakan dan dikenal oleh dunia.