Saba Budaya Badui: Ribuan Wisatawan Padati Desa Kanekes, Lebak
Ribuan wisatawan memadati Desa Kanekes, Lebak, Banten, untuk menyaksikan Saba Budaya Badui dan menikmati keindahan alamnya, sekaligus mendorong perekonomian masyarakat setempat.

Lebak, 12 Mei 2024 - Puluhan ribu wisatawan dari berbagai penjuru Indonesia memadati Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten, akhir pekan lalu untuk menyaksikan Saba Budaya Badui. Kehadiran mereka tak hanya memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat Badui, tetapi juga menjadi bukti daya tarik budaya dan keindahan alam kawasan tersebut.
Sekretaris Desa Kanekes, Medi, mengungkapkan bahwa jumlah pengunjung selama dua hari, Sabtu dan Minggu, mencapai sekitar 2.500 orang. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat hingga Senin dan Selasa, mengingat masih adanya liburan Waisak. "Sudah dua hari terakhir, wisatawan yang datang ke saba budaya Badui cukup padat," ujar Medi saat dihubungi di Rangkasbitung.
Para wisatawan mengaku sangat senang dapat berpartisipasi dalam Saba Budaya Badui, sebuah kesempatan untuk bersilaturahmi langsung dengan masyarakat Badui dan menyaksikan keindahan alam pedesaan yang masih asri. Kehadiran wisatawan ini memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat.
Peningkatan Ekonomi Masyarakat Badui
Salah satu dampak positif dari membludaknya pengunjung Saba Budaya Badui adalah peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat setempat. Masyarakat Badui menawarkan berbagai kerajinan tradisional yang unik, mulai dari kain tenun dengan bahan sutra, pakaian kampret, ikat kepala (lomar), batik Badui, hingga souvenir dan minuman madu. Harga produk-produk tersebut beragam, mulai dari Rp10.000 hingga Rp1.500.000.
"Kami berharap omzet penjualan aneka kerajinan masyarakat Badui meningkat dengan banyaknya pengunjung," kata Medi. Peningkatan pendapatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Badui dan mendorong pelestarian budaya mereka.
Berbagai produk kerajinan tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Keunikan dan kualitasnya menjadi alasan utama para wisatawan untuk membelinya sebagai oleh-oleh atau kenang-kenangan.
Keindahan Alam dan Budaya Badui
Agung (25), seorang wisatawan asal Jakarta, mengungkapkan alasannya mengunjungi Saba Budaya Badui. "Kami merasa senang melihat potensi alam komunitas masyarakat Badui, juga kehidupan mereka yang sederhana dan bersikap baik," ujarnya. Ia bersama keluarganya terpesona dengan keindahan alam yang asri, lestari, dan hijau di kawasan hutan Badui.
Keasrian alam dan kearifan lokal masyarakat Badui menjadi daya tarik utama yang menarik minat wisatawan. Kehidupan masyarakat Badui yang masih memegang teguh tradisi dan kearifan lokal menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin merasakan pengalaman unik dan berbeda.
Selain menikmati keindahan alam dan budaya, wisatawan juga dapat belajar tentang kearifan lokal masyarakat Badui dan bagaimana mereka menjaga kelestarian alam.
Imbauan Kepada Pengunjung
Meskipun kehadiran wisatawan memberikan dampak positif, pihak desa juga memberikan imbauan agar pengunjung tetap menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Pengunjung diimbau untuk tidak membuang sampah sembarangan, melakukan penebangan pohon, dan berenang di Sungai Ciujung. Imbauan ini disampaikan melalui spanduk dan baliho yang dipasang di pintu masuk permukiman Badui.
"Kami sudah menyebar peringatan melalui spanduk dan baliho di pintu masuk permukiman Badui agar pengunjung mematuhi aturan itu," tegas Medi. Hal ini penting untuk menjaga kelestarian alam dan budaya Badui agar tetap terjaga untuk generasi mendatang.
Dengan adanya kesadaran bersama antara wisatawan dan masyarakat Badui, diharapkan Saba Budaya Badui dapat terus menjadi daya tarik wisata yang berkelanjutan dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat tanpa merusak lingkungan.