Tradisi Nyadran di Sleman: Upaya Lestarikan Budaya dan Pererat Silaturahmi
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, mengapresiasi tradisi nyadran sebagai upaya pelestarian budaya Jawa dan penguatan silaturahmi masyarakat menjelang Ramadhan.
Sleman, 23 Februari 2024 (ANTARA) - Upacara tradisi nyadran di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mendapat apresiasi tinggi dari Wakil Bupati (Wabup) Sleman, Danang Maharsa. Beliau menyebut tradisi ini sebagai bentuk nyata pelestarian budaya sekaligus sarana memperkuat tali silaturahmi antar warga.
"Kegiatan nyadran ini merupakan salah satu upaya nguri-nguri kabudayaan (menjaga, melestarikan kebudayaan) di tengah perkembangan zaman," ungkap Danang saat menghadiri kirab budaya dan tradisi nyadran di Padukuhan Beran Kidul, Minggu lalu. Kehadirannya menandakan dukungan pemerintah daerah terhadap pelestarian warisan budaya lokal.
Apresiasi juga diberikan kepada warga Padukuhan Beran Kidul atas inisiatif dan semangat mereka dalam menyelenggarakan kirab budaya dan melestarikan tradisi nyadran. Hal ini dinilai sebagai contoh positif bagi daerah lain dalam menjaga kelangsungan budaya tradisional.
Tradisi Nyadran: Perpaduan Budaya Jawa dan Islam
Danang Maharsa menekankan pentingnya tradisi nyadran sebagai upaya melestarikan kebudayaan lokal dan mempererat silaturahmi antarwarga. Kegiatan ini, menurutnya, menciptakan kerukunan, kebersamaan, dan gotong royong di tengah masyarakat. Ia berharap tradisi ini dapat terus berlanjut dan membawa keberkahan, terutama dalam menyambut bulan suci Ramadhan.
Tradisi nyadran sendiri merupakan tradisi masyarakat Jawa dalam menyambut bulan Ramadhan. Uniknya, tradisi ini merupakan perpaduan harmonis antara budaya Jawa dan ajaran Islam. Tujuan utama nyadran adalah menghormati leluhur, melestarikan tradisi turun-temurun, dan sebagai bentuk rasa syukur atas limpahan rahmat.
Selain itu, kegiatan nyadran juga menjadi momentum untuk mempererat hubungan antar anggota keluarga dan masyarakat sekitar. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai luhur budaya Jawa yang mengedepankan gotong royong dan kebersamaan.
Kegiatan Nyadran di Padukuhan Beran Kidul
Ketua Panitia Kirab Budaya dan Nyadran Padukuhan Beran Kidul, Tulus Tumadi, menjelaskan bahwa rangkaian kegiatan tidak hanya meliputi kirab budaya dan nyadran. Warga juga melaksanakan merti dusun dan bersih-bersih makam sebagai bagian dari tradisi tersebut.
Tulus berharap kegiatan ini dapat berkelanjutan dan diselenggarakan setiap tahunnya, khususnya dalam rangka menyambut bulan Ramadhan. Hal ini menunjukkan komitmen masyarakat dalam menjaga dan melestarikan tradisi leluhur.
Kegiatan ini juga melibatkan seluruh lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci keberhasilan penyelenggaraan tradisi nyadran tersebut.
Dengan adanya dukungan dari pemerintah daerah dan partisipasi aktif masyarakat, tradisi nyadran di Sleman diharapkan dapat terus lestari dan menjadi bagian penting dari identitas budaya Yogyakarta.
Melalui tradisi ini, nilai-nilai luhur budaya Jawa dapat terus diwariskan kepada generasi muda, sehingga kekayaan budaya Indonesia tetap terjaga.