Tragedi Pantai Drini: Pemprov Jatim Evaluasi Program Karyawisata
Usai empat pelajar SMPN 7 Mojokerto meninggal terseret ombak di Pantai Drini, Pemprov Jatim akan mengevaluasi program study tour dan karyawisata untuk memastikan keselamatan siswa.

Tragedi yang terjadi di Pantai Drini, Gunungkidul, Yogyakarta, menyisakan duka mendalam. Empat pelajar SMP Negeri 7 Kota Mojokerto meninggal dunia setelah terseret ombak saat mengikuti program karyawisata pada Selasa (28/1). Kejadian ini mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program study tour dan karyawisata di seluruh Jawa Timur.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono, menyatakan bahwa evaluasi difokuskan pada dua hal utama. Pertama, memastikan keamanan destinasi wisata yang dipilih. "Kita harus pastikan destinasi yang dituju benar-benar aman, terutama di musim rawan bencana hidrometeorologi seperti sekarang," ujar Adhy usai melayat ke rumah duka para korban. Pemilihan lokasi wisata yang berisiko tinggi, seperti daerah dengan potensi gelombang tinggi, harus dihindari.
Kedua, evaluasi akan memperhatikan aspek keamanan selama kegiatan berlangsung. "Bagaimana anak-anak bisa bermain dengan aman, dengan pengawasan yang memadai," tambah Adhy. Hal ini termasuk memperhatikan jadwal kegiatan, waktu istirahat siswa, dan memastikan adanya pendamping yang bertanggung jawab. Setiap sekolah wajib memprioritaskan keselamatan dan keamanan siswa selama perjalanan.
Evaluasi ini bukan hanya berlaku untuk Kota Mojokerto, melainkan seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur. Pemprov Jatim berharap, ke depannya, program karyawisata dapat dilakukan dengan pengawasan, pendampingan, dan pemilihan destinasi yang lebih ketat dan aman. Adhy juga menekankan pentingnya memperhatikan kelayakan kendaraan yang digunakan, bukan hanya sekadar harga murah.
Meskipun program karyawisata memiliki manfaat edukatif bagi siswa, Adhy menegaskan bahwa keamanan dan keselamatan harus selalu diutamakan. Sebanyak 13 siswa SMPN 7 Kota Mojokerto terseret ombak di Pantai Drini. Sembilan siswa berhasil diselamatkan, sementara empat lainnya meninggal dunia. Para korban adalah Malven Yusuf Adh Dhuqa (13), Alfian Aditya Pratama (13), Rifky Yoeda Pratama (13), dan Bayhaki Faqtyansah (13).
Pemprov Jatim, bersama Pj Wali Kota Mojokerto Moh. Ali Kuncoro, menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban. Selain dukungan moril, Pemprov Jatim memberikan santunan uang tunai sebesar Rp10 juta per korban, paket sembako, dan tambahan Rp5 juta dari DPRD Jawa Timur. Adhy juga turut serta dalam dzikir dan tahlil untuk mendoakan para korban.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya prioritas keselamatan dalam penyelenggaraan program pendidikan luar kelas. Evaluasi menyeluruh diharapkan dapat mencegah kejadian serupa di masa mendatang dan memastikan keamanan siswa dalam setiap kegiatan karyawisata.