Tragedi Yahukimo: Identitas 6 Pendulang Emas Korban KKB Terungkap
Satgas Damai Cartenz mengungkap identitas enam dari sebelas pendulang emas yang menjadi korban pembunuhan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Yahukimo, Papua Pegunungan; upaya evakuasi dan penegakan hukum tengah dilakukan.

Sebuah tragedi kemanusiaan terjadi di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Sebanyak sebelas pendulang emas menjadi korban pembunuhan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada Minggu (6/4) dan Senin (8/4). Insiden ini terjadi di lokasi pendulangan, tepatnya di Lokasi 22 dan Muara Kum. Para pelaku berasal dari Kodap XVI Yahukimo dan Kodap III Ndugama. Hingga saat ini, upaya evakuasi dan penegakan hukum tengah dilakukan oleh Satgas Damai Cartenz.
Dari sebelas korban, identitas enam pendulang emas telah berhasil diidentifikasi oleh pihak berwenang. Mereka adalah Aidil, Sahruddin, Stenli, Wawan, Feri, dan Bungsu. Identitas tersebut diperoleh dari keterangan para pendulang yang berhasil selamat dari serangan brutal tersebut. Sementara itu, lima korban lainnya masih dalam proses identifikasi.
"Identitas para korban itu diperoleh dari para pendulang yang selamat dari aksi penyerangan dan pembunuhan para pendulang di pedalaman Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan," ungkap Kaops Satgas Damai Cartenz, Brigjen Pol Faizal Rahmadani, di Jayapura, Kamis (10/4).
Tragedi di Lokasi Pendulangan
Serangan yang dilakukan oleh KKB tersebut mengakibatkan korban mengalami luka bacok, luka tembak, dan luka akibat panah. Kekejaman para pelaku terlihat jelas dari jenis luka yang diderita para korban. Brigjen Pol Faizal Rahmadani menegaskan bahwa peristiwa ini merupakan tragedi kemanusiaan yang tidak dapat dibiarkan.
Satgas Damai Cartenz berkomitmen untuk mengejar dan menindak tegas para pelaku. Penegakan hukum akan dijalankan untuk memastikan keadilan bagi para korban dan keluarga mereka. Peristiwa ini menjadi sorotan dan perhatian serius bagi pemerintah dan aparat keamanan.
Selain sebelas korban jiwa, terdapat pula dua warga sipil yang diduga disandera oleh kelompok KKB, yaitu Tuan Dusun bernama Dani dan istrinya, Gebi. Upaya penyelamatan dan pembebasan keduanya juga menjadi prioritas utama Satgas Damai Cartenz.
Upaya Evakuasi dan Penyelamatan
Dari total 37 orang pendulang yang berada di lokasi kejadian, sebanyak 35 orang berhasil menyelamatkan diri dan mengungsi ke Kampung Mabul, Distrik Koroway, Kabupaten Asmat. Sementara itu, 12 orang lainnya berhasil tiba di Pelabuhan Logpon, Distrik Dekai, pada Rabu (9/4) menggunakan speed boat.
Namun, masih ada delapan orang pendulang yang dilaporkan terpisah dari rombongan dan keberadaannya belum diketahui. Tim gabungan terus berupaya untuk menemukan dan mengevakuasi mereka. Kondisi darurat ini membutuhkan kerja sama dan koordinasi yang intensif dari berbagai pihak.
"Saat ini tim gabungan berupaya untuk mengevakuasi para korban," tegas Brigjen Pol Faizal Rahmadani. Upaya evakuasi ini menghadapi tantangan geografis yang sulit di wilayah pedalaman Papua Pegunungan.
Kronologi Penyerangan dan Dampaknya
Penyerangan oleh KKB terjadi di dua lokasi berbeda, yaitu Lokasi 22 dan Muara Kum, di Kabupaten Yahukimo. Serangan tersebut berlangsung selama dua hari, Minggu (6/4) dan Senin (8/4). Peristiwa ini menimbulkan duka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat sekitar.
Kejadian ini juga menimbulkan kekhawatiran akan keamanan di wilayah tersebut. Pemerintah dan aparat keamanan perlu meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-langkah preventif untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali. Perlindungan bagi warga sipil di daerah rawan konflik menjadi hal yang sangat penting.
Keberadaan KKB di wilayah Papua Pegunungan telah menimbulkan berbagai permasalahan keamanan dan kemanusiaan. Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya upaya perdamaian dan penyelesaian konflik secara damai dan berkelanjutan.
Proses identifikasi korban masih terus dilakukan. Upaya evakuasi dan pencarian para pendulang yang masih hilang terus dilakukan oleh tim gabungan. Semoga seluruh korban dapat segera ditemukan dan keluarga korban dapat menerima keadilan.