Transaksi QRIS di Papua Barat Tembus Rp1,26 Triliun di 2024!
Transaksi QRIS di Papua Barat melonjak drastis hingga Rp1,26 triliun di tahun 2024, didorong edukasi masif dan sinergi berbagai pihak.

Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua Barat mencatat pertumbuhan transaksi QRIS yang signifikan sepanjang tahun 2024, mencapai angka Rp1,269 triliun. Kenaikan ini terjadi di kedua provinsi, Papua Barat dan Papua Barat Daya. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan edukasi dan sosialisasi penggunaan sistem pembayaran digital.
Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Pertumbuhan transaksi QRIS sebesar Rp1,269 triliun terjadi di Papua Barat dan Papua Barat Daya pada tahun 2024. Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua Barat mencatat angka ini sebagai hasil dari edukasi dan sosialisasi masif mengenai penggunaan QRIS. Pertumbuhan ini signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2023, yang menunjukkan keberhasilan strategi BI dalam mendorong adopsi pembayaran digital di daerah tersebut. Hal ini menunjukkan peningkatan literasi keuangan digital di kalangan masyarakat.
Volume transaksi QRIS tahun 2024 mencapai 9.574.763 transaksi, meningkat 562,72 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Nominal transaksi pun meningkat sebesar 304,30 persen. Keberhasilan ini juga diiringi oleh peningkatan jumlah pengguna QRIS, meskipun penambahan pengguna baru mengalami penurunan dibandingkan tahun 2023. Hal ini menunjukkan potensi besar yang masih bisa digali untuk meningkatkan penggunaan QRIS di masa mendatang.
Pertumbuhan Pesat Transaksi QRIS dan BI-FAST di Papua Barat
Kepala Unit Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran, Pengawasan Sistem Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah BI Papua Barat, Haris Fatori, memaparkan bahwa edukasi dan sosialisasi yang masif berdampak positif terhadap pemanfaatan alat pembayaran digital. Total pengguna QRIS di kedua provinsi mencapai 108.514 pengguna. Meskipun terdapat penurunan jumlah pengguna baru QRIS di tahun 2024 (16.772 pengguna), pertumbuhan transaksi secara keseluruhan tetap signifikan.
BI Papua Barat mencatat bahwa "Volume transaksi QRIS tahun 2024 sebanyak 9.574.763 transaksi," kata Haris Fatori. Angka ini menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap sistem pembayaran digital.
Selain QRIS, BI-FAST juga menunjukan kinerja positif dengan volume transaksi mencapai 12.077.588 transaksi, tumbuh 55,63 persen (yoy), dan nominal transaksi mencapai Rp25,250 miliar, meningkat 36,99 persen (yoy). "Tidak hanya QRIS, kinerja pemanfaatan BI-FAST di Papua Barat maupun Papua Barat Daya juga meningkat," tambah Haris.
Inisiatif BI Papua Barat untuk Dorong Adopsi QRIS
BI Papua Barat telah menetapkan tiga inisiatif utama untuk mendukung target 58 juta pengguna QRIS nasional pada tahun 2025. Inisiatif tersebut meliputi perluasan akseptasi QRIS melalui program QRISTAL Kasuari, peningkatan sosialisasi dan edukasi melalui berbagai kanal media, dan penguatan sinergi dengan pemerintah daerah, perbankan, asosiasi, dan organisasi masyarakat.
Program QRISTAL Kasuari bertujuan untuk meningkatkan sosialisasi dan edukasi QRIS. BI juga berfokus pada perluasan transaksi, pengguna, dan penambahan merchant baru melalui kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan. "Penguatan sinergi dengan pemerintah daerah, perbankan, asosiasi, dan organisasi masyarakat untuk optimalkan pelaksanaan sosialisasi QRIS," jelas Haris.
Upaya ini menunjukkan komitmen BI dalam mendorong inklusi keuangan digital di Papua Barat dan Papua Barat Daya. Strategi kolaboratif ini diharapkan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat dan meningkatkan adopsi QRIS secara lebih luas.
Survei yang dilakukan sepanjang tahun 2024 menunjukkan tingkat pemahaman masyarakat terhadap sistem keuangan digital mencapai 81 persen. Angka ini mencerminkan peningkatan literasi keuangan digital yang signifikan dan berkontribusi pada pertumbuhan transaksi QRIS dan BI-FAST.
BI terus berupaya meningkatkan literasi keuangan, khususnya menyasar kelompok pemuda, ibu rumah tangga, dan pekerja. Upaya ini diharapkan dapat mempercepat adopsi teknologi keuangan digital dan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras bersama antara BI dan berbagai pemangku kepentingan di Papua Barat dan Papua Barat Daya.