Trivia: 165 Titik Api Terdeteksi, Pemkab Banjar Tetapkan Siaga Darurat Karhutla
Pemerintah Kabupaten Banjar menetapkan status Siaga Darurat Karhutla setelah 165 titik api terdeteksi, mengancam lingkungan dan kesehatan. Apa langkah selanjutnya?

Pemerintah Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) secara resmi mengumumkan penetapan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Keputusan ini diambil setelah deteksi signifikan terhadap 165 titik api di berbagai lokasi. Area terdampak Karhutla telah mencapai total 40 hektare, menimbulkan kekhawatiran serius terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Penetapan status siaga darurat ini merupakan tindak lanjut dari Rapat Koordinasi Penanggulangan Karhutla. Rapat tersebut digelar di salah satu hotel di Banjarbaru pada Senin sebelumnya. Pertemuan penting ini dihadiri oleh unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), instansi vertikal, serta berbagai pemangku kepentingan terkait. Ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam menghadapi ancaman bencana.
Bupati Banjar H. Saidi Mansyur menekankan bahwa rakor ini adalah implementasi dari Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan mengenai penjagaan hutan dan lahan. Ini juga menjadi momentum krusial untuk memperkuat sinergi lintas sektor. Tujuannya adalah mencegah serta menanggulangi Karhutla secara efektif. Upaya pencegahan dini menjadi fokus utama menghadapi potensi dampak luas Karhutla yang dapat mengganggu berbagai aspek kehidupan.
Penguatan Sinergi dan Pentingnya Pencegahan Dini
Bupati Banjar H. Saidi Mansyur menyatakan harapannya agar sinergi antarpihak dapat berjalan dengan baik. Bencana Karhutla menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah dan seluruh elemen masyarakat. Koordinasi solid antara pemerintah, satuan tugas (satgas), dan masyarakat sangat penting. Terutama dalam langkah pencegahan dini menghadapi musim kemarau yang berpotensi meningkatkan risiko kebakaran.
Saidi Mansyur menekankan bahwa satgas harus aktif dalam penjagaan dini dan kegiatan promotif. Mereka perlu secara konsisten menyampaikan pesan kepada masyarakat. Tujuannya agar masyarakat bersama-sama berpartisipasi mencegah kebakaran. Edukasi dan kesadaran kolektif menjadi kunci dalam upaya mitigasi ini.
Karhutla memiliki dampak yang sangat luas dan merugikan. Tidak hanya merusak ekosistem lingkungan, tetapi juga mengganggu sektor transportasi akibat kabut asap. Selain itu, Karhutla berdampak signifikan pada kesehatan masyarakat, terutama pernapasan. Oleh karena itu, penanggulangannya memerlukan pendekatan komprehensif.
Bupati Saidi juga meminta dukungan penuh dari pemerintah provinsi, Basarnas, dan unsur lainnya. Potensi kebakaran dapat meluas ke lintas wilayah, membutuhkan respons cepat dan terkoordinasi. Kolaborasi dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk memastikan penanganan Karhutla berjalan optimal.
Strategi BPBD dan Identifikasi Titik Rawan Karhutla
Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banjar, Yayan Daryanto, menjelaskan bahwa status siaga diberlakukan. Ini terjadi meskipun kondisi cuaca masih dibantu oleh hujan, yang sering disebut sebagai kemarau basah. Meskipun demikian, kesiapsiagaan tetap menjadi prioritas utama.
Yayan Daryanto menegaskan, "Walaupun kita ini masih dibantu hujan atau kemarau basah, tetap kita siapkan status Banjar hari ini sebagai status siaga." Pernyataan ini mencerminkan prinsip kehati-hatian yang tinggi. Kesiapsiagaan dini adalah kunci untuk menghadapi ancaman Karhutla.
Sebagai langkah lanjutan yang konkret, BPBD akan segera mendirikan posko di titik-titik rawan Karhutla. Lokasi prioritas meliputi Kecamatan Paramasan dan Cintapuri. Kedua wilayah ini teridentifikasi memiliki banyak hotspot dan riwayat kebakaran. Ini merupakan upaya responsif untuk meminimalkan risiko penyebaran api.
Wilayah-wilayah rawan Karhutla di Kabupaten Banjar umumnya berada di kawasan hutan dan lahan gambut. Area ini sangat rentan terbakar saat musim kemarau tiba. Pemkab Banjar berkomitmen melakukan pemantauan intensif dan edukasi masyarakat secara berkelanjutan. Tujuannya mencegah meluasnya kebakaran serta menekan jumlah titik api yang muncul di masa mendatang.