Trivia: Produksi Minyak Lampaui Target APBN Pertama Kali Sejak 2008, Kinerja ESDM Semester I 2025 Moncer!
Kementerian ESDM mencatat peningkatan signifikan pada Kinerja ESDM Semester I 2025, termasuk kenaikan kapasitas listrik dan produksi migas yang melampaui target. Apa saja capaiannya?

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Menteri Bahlil Lahadalia mengumumkan capaian kinerja yang impresif pada semester pertama tahun 2025. Data terbaru menunjukkan peningkatan signifikan di berbagai sektor energi nasional. Hal ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam memastikan ketersediaan energi dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta pada Senin, 11 Agustus, Menteri Bahlil memaparkan detail peningkatan kapasitas pembangkit listrik. Selain itu, sektor minyak dan gas bumi juga menunjukkan performa yang melampaui target. Capaian ini menjadi indikator positif bagi ketahanan energi Indonesia di masa mendatang.
Laporan kinerja ini tidak hanya berfokus pada produksi, tetapi juga pada pemanfaatan energi secara domestik. Peningkatan akses listrik bagi masyarakat serta optimalisasi sumber daya alam menjadi prioritas utama. Seluruh upaya ini bertujuan untuk mendorong hilirisasi industri dan menciptakan nilai tambah bagi negara.
Peningkatan Kapasitas Listrik dan Aksesibilitas Energi
Kapasitas terpasang pembangkit listrik nasional mengalami lonjakan signifikan pada semester I 2025. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa terjadi penambahan sebesar 4,4 gigawatt (GW) dibandingkan tahun sebelumnya. Total kapasitas terpasang kini mencapai 105 GW, menunjukkan ekspansi infrastruktur energi yang masif.
Dari total penambahan tersebut, 876,5 Megawatt (MW) berasal dari pembangkit listrik energi baru dan terbarukan (EBT). Angka ini menegaskan komitmen pemerintah terhadap transisi energi bersih. Realisasi konsumsi listrik per kapita juga mendekati target nasional, mencapai 1.448 kWh atau 98,9 persen dari target 1.464 kWh.
Pencapaian ini mengindikasikan keberhasilan program elektrifikasi di seluruh pelosok negeri. Peningkatan akses listrik adalah fondasi penting bagi pembangunan ekonomi. Ini juga menunjukkan upaya berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat dan industri.
Capaian Gemilang Sektor Migas Nasional
Sektor minyak dan gas bumi (migas) menunjukkan kinerja yang melampaui ekspektasi pada semester pertama 2025. Akumulasi produksi migas rata-rata mencapai 111,9 persen di atas target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. Ini merupakan prestasi yang patut diapresiasi di tengah dinamika pasar global.
Produksi minyak pada Juni 2025 mencapai 608,1 ribu barel per hari, melampaui target APBN sebesar 605 ribu barel per hari. Rata-rata produksi semester pertama mencapai 602,4 ribu barel per hari. Menteri Bahlil bahkan menyebut bahwa ini adalah kali pertama sejak tahun 2008 produksi minyak melampaui target APBN.
Sementara itu, produksi gas bumi pada Juni 2025 mencapai 1.146,4 MBOEPD dan rata-rata produksi semester I sebesar 1.199,7 MBOEPD atau 119 persen dari target. Porsi pemanfaatan gas bumi domestik mencapai 69 persen atau 3.877 BBTUD, menunjukkan prioritas untuk kebutuhan dalam negeri, terutama hilirisasi.
Optimalisasi Batubara dan Manfaat Biodiesel
Produksi batubara dari Januari hingga Juni 2025 mencapai 357,6 juta ton. Angka ini setara dengan 48,34 persen dari target tahunan 2025 sebesar 739,7 juta ton. Dari jumlah produksi tersebut, 104,6 juta ton dialokasikan untuk kebutuhan domestik atau Domestic Market Obligation (DMO).
Pemerintah berencana merevisi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) untuk menjaga stabilitas harga dan penerimaan negara. Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan pengelolaan sumber daya batubara yang berkelanjutan. Tujuannya adalah memberikan manfaat optimal bagi negara dan generasi mendatang.
Pemanfaatan biodiesel domestik juga mencatat hasil positif dengan 6,8 juta kL dari target 15,6 juta kL pada semester pertama. Capaian ini menghasilkan penghematan devisa sebesar 3,68 miliar dolar AS atau sekitar Rp60,37 triliun. Selain itu, terdapat peningkatan nilai tambah Crude Palm Oil (CPO) menjadi biodiesel sebesar Rp9,51 triliun, mendukung ekonomi lokal.