USK dan TDMRC: Kampus Berdampak dalam Kesiapsiagaan Bencana di Aceh
Dirjen Dikti mengapresiasi Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Universitas Syiah Kuala (USK) atas kontribusinya dalam membangun masyarakat Aceh yang sadar bencana dan menerapkan konsep kampus berdampak.
![USK dan TDMRC: Kampus Berdampak dalam Kesiapsiagaan Bencana di Aceh](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/09/190044.871-usk-dan-tdmrc-kampus-berdampak-dalam-kesiapsiagaan-bencana-di-aceh-1.jpeg)
Jakarta, 9 September 2024 - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Khairul Munadi, memberikan apresiasi tinggi kepada Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Universitas Syiah Kuala (USK) di Banda Aceh. TDMRC dinilai berhasil membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya mitigasi bencana. Apresiasi ini disampaikan langsung oleh Dirjen Dikti melalui keterangan resmi di Jakarta.
Peran TDMRC dalam Membangun Kesadaran Bencana
Menurut Dirjen Dikti, TDMRC USK menjadi contoh nyata bagaimana perguruan tinggi dapat berperan aktif dalam mengatasi permasalahan sosial, khususnya dalam mempersiapkan masyarakat yang tangguh menghadapi risiko bencana. "TDMRC ini menjadi contoh bagaimana kampus yang bertanggungjawab terhadap permasalahan sosial, khususnya menyiapkan masyarakat yang sadar risiko bencana," ujar Khairul. Hal ini sejalan dengan konsep kampus berdampak yang sedang digagas oleh Kemendikbudristek.
TDMRC, yang berdiri pasca tsunami Aceh 2004, berhasil mengubah paradigma masyarakat tentang bencana. Dahulu, banyak yang menganggap bencana sebagai takdir. Namun, TDMRC menunjukkan bahwa bencana adalah fenomena alam yang dampaknya dapat diminimalisir melalui pendekatan sains dan teknologi. "Jika kampus tidak turut berkontribusi pada masalah kebencanaan, kerugian terbesar adalah kehilangan lebih banyak nyawa manusia," tegas Khairul.
Pentingnya Riset Multidisiplin dan Kampus Berdampak
Khairul menekankan pentingnya pendekatan multidisiplin dan interdisiplin dalam riset kebencanaan. Ia menjelaskan, "Di sini seluruh tim mendorong interaksi antarilmu. Sebetulnya hasil riset apa saja jika tidak didekati dengan pendekatan multidisiplin itu tidak akan berdampak bagi masyarakat." Pengalaman TDMRC menjadi bukti nyata keberhasilan pendekatan ini.
Lebih lanjut, Dirjen Dikti mendorong perguruan tinggi untuk lebih fokus pada riset yang berdampak langsung (challenge-based research). Hal ini penting agar hasil riset dapat segera dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Selain itu, peningkatan komunikasi sains kepada publik, khususnya dalam konteks edukasi dan perubahan pola pikir, juga sangat krusial. "Agar lebih berdampak luas, ia mengamanatkan perguruan tinggi untuk meningkatkan komunikasi sains kepada berbagai pemangku kepentingan, terutama untuk tujuan edukasi dan mengubah pola pikir masyarakat. Terlebih jika berkaitan dengan bencana, ketahanan masyarakat akan terwujud dengan cara berpikir yang benar," tambah Khairul.
Dukungan USK terhadap Program Kampus Berdampak
Rektor USK, Marwan, menyambut baik apresiasi Dirjen Dikti dan menyatakan kesiapan USK untuk mendukung program kampus berdampak. Ia menyadari pentingnya kesiapsiagaan dan kewaspadaan menghadapi bencana di Indonesia, mengingat tingginya frekuensi bencana alam di negara ini. "Kita sama-sama paham, Indonesia ini bencana tidak habis-habis. Jadi kesiapsiagaan dan kewaspadaan menghadapi bencana ini semakin penting ke depan," ujar Rektor Marwan.
Kesimpulannya, kolaborasi antara TDMRC USK dan Kemendikbudristek menjadi contoh nyata bagaimana perguruan tinggi dapat berkontribusi dalam membangun masyarakat yang tangguh bencana. Model ini diharapkan dapat diadopsi oleh perguruan tinggi lain di Indonesia untuk menciptakan dampak positif yang lebih luas bagi masyarakat.