Valuasi Bisnis Perikanan Kepri Capai Rp10 Triliun per Tahun, Surplus dan Berpotensi Besar
Bisnis perikanan di Kepri mencapai valuasi Rp10 triliun per tahun, surplus untuk konsumsi lokal, dan berpotensi besar untuk ekspor serta peningkatan kesejahteraan nelayan.

Tanjungpinang, 3 Maret 2024 - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Said Sudrajad, mengumumkan kabar gembira terkait sektor perikanan daerah. Nilai valuasi atau pendapatan bisnis perikanan Kepri mencapai angka fantastis, yakni Rp10 triliun per tahun. Angka ini didapat dari perhitungan produksi perikanan sekitar 330 ribu ton per tahun, dikalikan dengan harga ikan rata-rata Rp20.000 hingga Rp30.000 per kilogram. Kabar baik ini mencakup seluruh rantai bisnis perikanan, mulai dari nelayan hingga pasar.
Produksi perikanan Kepri yang mencapai 330 ribu ton per tahun tersebut memenuhi kebutuhan konsumsi lokal dan ekspor ke berbagai negara. Konsumsi ikan di Kepri sendiri diperkirakan mencapai 80-100 ribu ton per tahun, dengan rata-rata konsumsi 60 kilogram per kapita per tahun untuk satu juta penduduk Kepri. Kondisi ini menunjukkan surplus sekitar 70 persen untuk kebutuhan pangan ikan di Kepri. "Nilai Rp10 triliun itu dari total valuasi bisnis secara keseluruhan, mulai dari hulu ke hilir atau dari nelayan sampai ke pasar," jelas Said.
Tingginya nilai valuasi bisnis perikanan ini berdampak positif pada kesejahteraan nelayan, terutama bagi nelayan tangkap yang sebagian besar merupakan nelayan kelas menengah ke bawah. Pemerintah Provinsi Kepri pun berkomitmen untuk terus meningkatkan kesejahteraan nelayan dengan berbagai program bantuan, seperti bantuan alat tangkap dan armada kapal yang lebih besar, guna meningkatkan hasil tangkapan mereka setiap tahunnya. "Kami terus berupaya memberikan kemudahan nelayan dengan berbagai bantuan alat tangkap hingga armada kapal lebih besar, agar hasil tangkapan nelayan terus meningkat setiap tahunnya," tambah Said.
Potensi Besar Perikanan Kepri
Sektor perikanan Kepri memiliki potensi yang sangat besar untuk menopang perekonomian daerah dan nasional. Letak geografis Kepri yang 96 persen berupa lautan dan berbatasan dengan banyak negara menjadi keunggulan tersendiri. Potensi ikan di Kepri mencapai 1,1 juta ton per tahun, namun baru 3,3 persen yang termanfaatkan. Hal ini menunjukkan masih banyak potensi yang belum digali dan dikembangkan.
Beberapa produk perikanan Kepri telah berhasil menembus pasar ekspor internasional, antara lain Malaysia, Singapura, Hong Kong, China, Australia, dan Amerika Serikat. Pemerintah Kepri, bersama para pemangku kepentingan terkait, terus berupaya mendorong peningkatan ekspor perikanan untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian daerah, khususnya bagi masyarakat nelayan. "Kami bersama stakeholder terkait terus mendorong lebih banyak lagi ekspor perikanan di Kepri guna menciptakan lapangan kerja serta meningkatkan perekonomian daerah, terutama masyarakat nelayan," pungkas Said.
Keberhasilan ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki sektor perikanan di Kepri. Dengan pengelolaan yang tepat dan dukungan pemerintah, sektor ini dapat terus berkembang dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat nelayan.
- Valuasi bisnis perikanan Kepri mencapai Rp10 triliun per tahun.
- Produksi perikanan mencapai 330 ribu ton per tahun.
- Konsumsi ikan di Kepri surplus sekitar 70 persen.
- Potensi ikan di Kepri mencapai 1,1 juta ton per tahun, namun baru 3,3 persen yang termanfaatkan.
- Produk perikanan Kepri telah menembus pasar ekspor internasional.
Pemerintah Provinsi Kepri berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan sektor perikanan dengan berbagai program bantuan dan peningkatan infrastruktur. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas nelayan dan kesejahteraan masyarakat Kepri.