Valuasi Murah dan Potensi Dividen: Saham TUGU Jadi Sorotan
Analis melihat valuasi saham PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) yang murah dan potensi dividen besar sebagai katalis kenaikan harga saham di tengah pelemahan IHSG.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) menarik perhatian analis pasar modal karena valuasinya yang murah dan potensi pembagian dividen yang besar. Yazid Muammar, seorang pengamat pasar modal, menilai hal ini sebagai katalis potensial bagi kenaikan harga saham TUGU di tengah tekanan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pernyataan ini disampaikan dalam keterangan tertulis di Jakarta pada Kamis, 20 Maret. Analisis ini didasari oleh kinerja keuangan TUGU yang positif pada tahun 2024 dan valuasi sektor asuransi umum yang masih terdiskon dibandingkan sektor keuangan lainnya.
Penurunan harga saham TUGU, menurut Yazid, justru menawarkan peluang investasi yang menarik. Dengan total aset mencapai Rp26,4 triliun dan kinerja keuangan yang baik, potensi keuntungan dari investasi di TUGU dinilai cukup signifikan. Hal ini diperkuat dengan proyeksi potensi dividen yang cukup besar, yang dapat memberikan imbal hasil yang menarik bagi investor.
Potensi dividen ini, menurut perhitungan Yazid, bisa mencapai angka yang cukup fantastis dan memberikan yield yang tinggi bagi investor. Kondisi ini menjadikan saham TUGU sebagai pilihan menarik di tengah ketidakpastian pasar. Lebih lanjut, Yazid juga memproyeksikan potensi kenaikan harga saham TUGU berdasarkan perhitungan PBV (Price to Book Value) historis.
Analisis Valuasi dan Potensi Dividen Saham TUGU
Yazid Muammar menjelaskan bahwa valuasi sektor asuransi umum masih relatif rendah, dengan rata-rata rasio PBV sebesar 0,58x. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan rasio PBV sektor keuangan (1,57x) dan IHSG (1,85x). TUGU sendiri diperdagangkan pada PBV 0,33x, jauh di bawah rata-rata industri dan sektor keuangan. Kondisi ini dinilai sebagai peluang investasi yang menarik.
Berdasarkan perhitungan Yazid, dengan laba tahun berjalan 2024 dan rasio payout dividen historis 40 persen, potensi dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham mencapai Rp300 miliar. Hal ini berpotensi menghasilkan dividen per saham sekitar Rp84, yang memberikan imbal hasil (yield) sekitar 8,7 persen dengan harga saham saat ini.
Dengan mempertimbangkan target PBV historis TUGU di kisaran 0,4-0,5x, Yazid memperkirakan nilai wajar saham TUGU secara konservatif berada di Rp1.330 per saham. Ini berarti ada potensi kenaikan harga saham (upside) setidaknya 36,4 persen, belum termasuk potensi yield 8,7 persen dari dividen.
Secara keseluruhan, analisis ini menunjukkan bahwa saham TUGU memiliki potensi pertumbuhan yang signifikan, terutama jika dilihat dari valuasinya yang murah dan potensi dividen yang besar.
Kinerja Keuangan TUGU Tahun 2024
Sebagai pendukung analisis tersebut, perlu diperhatikan kinerja keuangan TUGU di tahun 2024. Premi bruto TUGU tumbuh 11 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp8,5 triliun, sementara pendapatan tumbuh 10 persen yoy menjadi Rp3,9 triliun. Meskipun beban klaim neto juga tumbuh 7 persen menjadi Rp2,0 triliun, beban usaha dan beban usaha lainnya justru turun 4 persen. Penurunan beban operasional ini berkontribusi pada peningkatan laba perusahaan.
Per akhir Desember 2024, TUGU mencatatkan total aset sebesar Rp26,4 triliun dan nilai ekuitas konsolidasi sebesar Rp10,5 triliun. Data-data ini menunjukkan kinerja keuangan TUGU yang solid dan mendukung potensi pembagian dividen yang besar.
Kesimpulannya, kombinasi valuasi murah, potensi dividen yang tinggi, dan kinerja keuangan yang positif membuat saham TUGU menjadi menarik bagi investor yang mencari peluang investasi di sektor asuransi dengan risiko yang terukur. Namun, investor tetap perlu mempertimbangkan berbagai faktor risiko sebelum melakukan investasi.