Tugu Insurance Cetak Laba Inti Rp706 Miliar di 2024, Pertumbuhan Positif di Tengah Koreksi Investasi
Tugu Insurance berhasil membukukan laba inti Rp706 miliar pada 2024, meningkat 62,7 persen secara tahunan, meskipun laba bersih terkoreksi; pertumbuhan ditopang kenaikan premi dan pendapatan underwriting.

PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) atau Tugu Insurance berhasil menorehkan prestasi gemilang dengan mencetak laba inti (core net profit) konsolidasi sebesar Rp706 miliar pada tahun 2024. Kinerja positif ini menunjukkan peningkatan sebesar 62,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp434 miliar. Pencapaian ini diraih meskipun laba bersih mengalami penurunan 47 persen (year-on-year/yoy) dari Rp1,32 triliun di tahun 2023 menjadi Rp700,85 miliar di tahun 2024. Perlu dicatat bahwa angka laba inti tersebut tidak termasuk pendapatan satu waktu (one time revenue) senilai Rp868 miliar yang diterima TUGU pada tahun 2023, hasil dari kemenangan kasus hukum melawan Citibank di Hong Kong.
Pertumbuhan laba inti TUGU ditopang oleh kinerja operasional yang tetap positif. Hal ini terlihat dari peningkatan penghimpunan premi bruto sebesar 10,73 persen yoy menjadi Rp8,54 triliun. Pendapatan underwriting juga ikut meningkat signifikan, yakni sebesar 13,8 persen yoy menjadi Rp2,97 triliun. Kenaikan premi ini terutama didorong oleh segmen properti dan kebakaran yang mengalami lonjakan sebesar 38,2 persen yoy, mencapai Rp3,81 triliun. Segmen onshore juga menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat, mencapai 395 persen yoy dengan nilai Rp338,76 miliar.
Selain pendapatan underwriting, TUGU juga mencatatkan peningkatan pendapatan usaha lainnya sebesar 29,28 persen yoy menjadi Rp519,85 miliar. Namun, pendapatan investasi mengalami koreksi sebesar 23,55 persen yoy menjadi Rp443 miliar. Meskipun demikian, TUGU mampu mengelola beban operasionalnya dengan baik. Total beban klaim netto hanya tumbuh 7,15 persen yoy menjadi Rp2,05 triliun, sementara beban usaha justru turun 6,41 persen yoy menjadi Rp760,12 miliar. Beban usaha lainnya tumbuh 3,81 persen yoy menjadi Rp309,63 miliar. "Bila melihat dari sisi beban, maka TUGU berhasil menjaga kualitas manajemen risiko sehingga beban klaim dapat terjaga," ungkap analis Trimegah Sekuritas, Kharel Devin.
Analisis Kinerja Tugu Insurance
Analis Kharel Devin dari Trimegah Sekuritas memberikan pandangan positif terhadap kinerja operasional Tugu Insurance. Meskipun laba bersih mengalami penurunan, pertumbuhan laba inti yang signifikan menunjukkan kekuatan fundamental perusahaan. Peningkatan premi bruto dan pendapatan underwriting menjadi faktor kunci keberhasilan TUGU dalam mempertahankan profitabilitasnya. Keberhasilan dalam mengelola beban klaim juga menjadi poin penting yang menunjukkan efektivitas manajemen risiko perusahaan.
Pertumbuhan yang signifikan pada segmen properti dan kebakaran, serta lonjakan pendapatan di segmen onshore, menunjukkan strategi bisnis TUGU yang tepat sasaran. Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang pasar yang ada. Meskipun pendapatan investasi mengalami koreksi, TUGU tetap mampu mempertahankan kinerja keuangan yang solid berkat pengelolaan beban operasional yang efisien.
Kinerja keuangan TUGU yang solid juga tercermin dari total aset yang mencapai Rp26,35 triliun pada akhir 2024, meningkat 4,82 persen dari tahun sebelumnya. Total ekuitas juga meningkat 2,22 persen secara tahunan menjadi Rp10,5 triliun. Lebih lanjut, Risk Based Capital (RBC) TUGU tercatat sebesar 432 persen pada akhir Desember 2024, jauh di atas rata-rata industri yang berada di angka 326 persen. Rasio RBC yang tinggi ini menunjukkan kekuatan permodalan TUGU dan kemampuannya dalam menghadapi risiko.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, Tugu Insurance menunjukkan kinerja keuangan yang positif pada tahun 2024. Meskipun terdapat koreksi pada pendapatan investasi dan penurunan laba bersih, pertumbuhan laba inti yang signifikan, peningkatan premi bruto, dan pengelolaan beban yang efisien menunjukkan fundamental perusahaan yang kuat. Keberhasilan TUGU dalam menjaga kualitas manajemen risiko dan mempertahankan rasio RBC yang tinggi menunjukkan prospek bisnis yang menjanjikan di masa depan.