Kinerja TUGU Aman, Anjloknya Saham Tak Terpengaruh Kebijakan Trump
Analis Panin Sekuritas menyebut kinerja PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) tetap aman meski harga sahamnya sempat anjlok, karena fokus bisnis domestik dan valuasi yang menarik.

Jakarta, 10 April 2024 - Harga saham PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) sempat mengalami penurunan sebesar 7,73 persen pada Selasa (8/4). Namun, analis Panin Sekuritas, Felix Darmawan, meyakini kinerja perusahaan asuransi ini tetap aman dari dampak kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Penurunan tersebut terjadi seiring dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat menyentuh 7,9 persen. Namun, IHSG kemudian menguat signifikan pada Kamis pagi, merespon positif penundaan implementasi tarif impor oleh Trump.
Felix menjelaskan bahwa kebijakan tarif resiprokal Trump berfokus pada aktivitas perdagangan, khususnya ekspor. Sementara itu, TUGU berkonsentrasi pada pasar domestik, dengan segmen terbesar berasal dari asuransi kebakaran dan properti. Fokus pada captive market, terutama Pertamina sebagai induk usaha dan BUMN serta non-BUMN lainnya, membuat pendapatan TUGU diprediksi tidak terpengaruh kebijakan tarif Trump. "Asuransi ini fokus ke captive market, yakni Pertamina sebagai induk usaha serta BUMN dan non BUMN lainnya. Jadi, pendapatannya diprediksi tidak akan terpengaruh oleh kebijakan tarif Trump," ujar Felix dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Justru sebaliknya, Felix memprediksi kinerja keuangan TUGU berpotensi tumbuh positif pada tahun 2025, didorong oleh peningkatan penghimpunan premi. Hal ini menunjukkan resiliensi perusahaan di tengah fluktuasi pasar global. Dengan demikian, penurunan harga saham TUGU lebih mencerminkan sentimen pasar secara umum daripada kinerja perusahaan itu sendiri.
Valuasi Saham TUGU yang Menarik
Analis menilai saham TUGU saat ini relatif murah atau undervalue. Price to earning ratio (PER) TUGU berada pada angka 4,54 kali, jauh lebih rendah dibandingkan PER IHSG yang mencapai 15,1 kali. PER merupakan metode valuasi yang membandingkan laba bersih per saham dengan harga pasarnya. Artinya, laba bersih per saham TUGU selama 4,5 tahun sudah setara dengan harga sahamnya saat ini.
Selain PER, rasio price to book value (PBV) TUGU juga tergolong rendah, yaitu 0,33 kali, dibandingkan dengan PBV IHSG sebesar 1,71 kali. PBV adalah metode valuasi yang membandingkan nilai buku suatu emiten dengan harga pasarnya. Ini menunjukkan harga saham TUGU saat ini hanya sepertiga dari nilai bukunya.
TUGU juga memiliki rekam jejak yang baik dalam membagikan dividen, dengan rasio sekitar 40 persen dari laba bersih. Dengan dividen payout ratio (DPR) 30-40 persen, dividen TUGU untuk tahun buku 2024 diperkirakan mencapai Rp210 miliar hingga Rp280 miliar dari laba bersih sebesar Rp700,85 miliar. Nilai ini setara dengan dividen per saham sebesar Rp59,06 hingga Rp78,75. "Dividen yield dari harga saham pada penutupan Selasa sebesar 6,6 persen sampai 8,8 persen. Ini merupakan dividen yield yang menarik," tambah Felix.
IHSG Menguat Signifikan
Penurunan harga saham TUGU sejalan dengan penurunan IHSG. Namun, IHSG pada Kamis pagi menunjukkan penguatan signifikan, mencapai 302,62 poin atau 5,07 persen, ke posisi 6.270,61. Indeks LQ45 juga naik 44,78 poin atau 6,69 persen ke posisi 714,15. Penguatan ini menunjukkan respon positif pelaku pasar terhadap penundaan implementasi tarif impor oleh Trump.
Secara keseluruhan, meskipun sempat mengalami penurunan, saham TUGU dinilai memiliki prospek yang baik. Valuasi yang menarik, dividen yang konsisten, dan fokus bisnis domestik menjadi faktor pendukung kinerja TUGU yang aman dari dampak kebijakan Trump. Kenaikan IHSG juga memberikan sentimen positif bagi pasar saham Indonesia.