Wagub Jateng Dorong Layanan Konseling di Sekolah dan Pesantren: Pencegahan Kekerasan Jadi Prioritas
Wakil Gubernur Jawa Tengah mendorong layanan konseling di sekolah dan pesantren untuk mencegah kekerasan terhadap anak, didukung penuh oleh UNICEF.

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, atau Gus Yasin, mengajukan inisiatif penting dalam upaya pencegahan kekerasan terhadap anak di Jawa Tengah. Pada Jumat, 16 Mei 2024, di ruang kerjanya di Semarang, beliau menerima audiensi perwakilan dari United Nations Children's Fund (UNICEF) dan menekankan perlunya layanan konseling yang lebih mudah diakses di semua satuan pendidikan, baik sekolah maupun pondok pesantren. Inisiatif ini merupakan langkah konkret dalam melindungi anak-anak dari berbagai bentuk kekerasan dan diskriminasi.
Gus Yasin menyatakan, "Konseling harus kita dekatkan ke satuan pendidikan." Pernyataan ini mencerminkan komitmen Pemprov Jateng dalam memberikan perlindungan optimal bagi anak-anak di lingkungan pendidikan. Langkah ini juga sejalan dengan upaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan kondusif bagi perkembangan anak.
Audiensi dengan UNICEF ini merupakan tindak lanjut dari pelatihan yang telah diselenggarakan sebelumnya. Pelatihan tersebut, bertajuk kesejahteraan remaja di pesantren, diselenggarakan di BPSDMD Provinsi Jawa Tengah dan diikuti oleh 70 pesantren. Hasil pelatihan tersebut menunjukkan urgensi peningkatan layanan konseling dan edukasi untuk mencegah kekerasan, khususnya di lingkungan pesantren.
Pencegahan Kekerasan di Pesantren: Buku Saku dan Pelatihan Lanjutan
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jateng berencana menerbitkan buku saku panduan bagi santri dan pengasuh pesantren. Buku ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang cara menghadapi dan mencegah bullying. Gus Yasin menjelaskan, "Melalui buku itu, mereka akan tahu bagaimana bersikap saat menghadapi atau melihat kasus bullying." Buku saku ini akan menjadi salah satu instrumen penting dalam upaya pencegahan kekerasan di lingkungan pesantren.
Tidak hanya buku saku, Pemprov Jateng juga berencana menyelenggarakan pelatihan lanjutan yang langsung digelar di pondok pesantren. Hal ini merupakan respons positif atas usulan yang muncul dari pelatihan sebelumnya. Gus Yasin menegaskan, "Alhamdulillah agenda yang disiapkan DP3AP2KB bersama UNICEF dan LPA Klaten langsung ditindaklanjuti. Dari pelatihan untuk 70 pesantren kemarin, muncul ide agar pelatihan lanjutan digelar langsung di pondok-pondok." Dengan pelatihan yang lebih terfokus dan langsung di lokasi, diharapkan pemahaman dan penerapan strategi pencegahan kekerasan dapat lebih efektif.
Lebih lanjut, Gus Yasin menyampaikan rencana peluncuran program pendampingan yang lebih intensif untuk santri dan pengasuh pada Hari Santri Nasional 2025. Program ini akan melibatkan berbagai pihak, termasuk Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, dan Dinas Kesehatan. Kerjasama lintas sektor ini diharapkan dapat menciptakan sinergi yang kuat dalam upaya pencegahan kekerasan.
Kerjasama Lintas Sektor dan Dukungan UNICEF
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan melibatkan berbagai instansi dalam program pencegahan kekerasan, termasuk Program Dokter Spesialis Keliling (Speling) dan Kecamatan Berdaya. Gus Yasin menyatakan, "Kami ingin semua program dikeroyok bareng. Bahkan, nanti akan kami susun produk hukum turunan dari Perda Pesantren untuk menguatkan perlindungan di dalamnya." Komitmen ini menunjukkan keseriusan Pemprov Jateng dalam menciptakan sistem perlindungan anak yang komprehensif.
Kepala Perwakilan UNICEF Wilayah Jawa, Ignatius Setyawan Cahyo, menyampaikan apresiasi atas komitmen dan kepemimpinan Pemprov Jateng dalam isu perlindungan anak. Ia menyatakan, "Saya sangat senang bisa mendukung Pemprov Jateng. Kepemimpinannya sangat proaktif dan progresif dalam mengurangi segala bentuk kekerasan terhadap anak, termasuk diskriminasi dan intoleransi. Ini menumbuhkan optimisme bahwa penghapusan kekerasan terhadap anak di seluruh Indonesia itu mungkin." Dukungan UNICEF ini menunjukkan bahwa inisiatif Pemprov Jateng mendapat pengakuan internasional.
UNICEF menilai Training of Facilitator (ToF) yang telah dilaksanakan sangat penting untuk mengukur pemahaman pengasuh pesantren terhadap isu kekerasan. Setyawan juga menyampaikan terima kasih atas dukungan penuh Pemprov Jateng dalam menyukseskan pelatihan tersebut. Kerjasama yang baik antara pemerintah daerah dan organisasi internasional ini diharapkan dapat menghasilkan dampak yang signifikan dalam upaya perlindungan anak.
Dengan adanya komitmen kuat dari pemerintah daerah dan dukungan dari organisasi internasional seperti UNICEF, diharapkan upaya pencegahan kekerasan terhadap anak di Jawa Tengah akan semakin efektif dan menyeluruh. Langkah-langkah yang telah dan akan dilakukan menunjukkan keseriusan dalam menciptakan lingkungan yang aman dan melindungi anak dari berbagai bentuk kekerasan dan diskriminasi.