Wagub Papua Pegunungan Ajak Pemuda Jaga Kedamaian: Ternyata Perang Suku Rugikan Semua Pihak
Wakil Gubernur Papua Pegunungan Ones Pahabol menyerukan pemuda Kristen dan Islam untuk menjaga kedamaian di tengah konflik, demi pembangunan daerah.

Wamena, Papua Pegunungan – Wakil Gubernur Papua Pegunungan, Ones Pahabol, baru-baru ini melayangkan seruan penting kepada seluruh pemuda di wilayahnya, khususnya di Kabupaten Jayawijaya. Seruan ini ditujukan kepada pemuda Kristen Protestan, Katolik, dan Islam agar senantiasa menjaga kedamaian di Papua Pegunungan. Inisiatif ini muncul sebagai respons terhadap insiden perang suku yang terjadi di Kampung Minimo, Distrik Maima, Kabupaten Jayawijaya, yang dinilai dapat menghambat kemajuan daerah.
Dalam pernyataannya di Wamena pada Minggu (27/7), Wagub Pahabol menekankan pentingnya persatuan lintas iman sebagai fondasi utama bagi stabilitas regional. Ia menegaskan bahwa pemuda dari berbagai latar belakang agama harus bersatu padu, mengimplementasikan perintah Tuhan untuk menciptakan dan memelihara kedamaian. Menurutnya, tindakan yang mencerminkan kasih dan toleransi antar sesama adalah kunci untuk membangun masyarakat yang harmonis dan sejahtera.
Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan, melalui Wagub Pahabol, secara aktif mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menghentikan segala bentuk konflik yang merugikan. Fokus utama adalah menanamkan nilai-nilai toleransi yang mendalam dan mengasihi sesama, sehingga dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pembangunan. Kedamaian yang terpupuk dengan baik diyakini akan menjadi pendorong utama terwujudnya cita-cita pembangunan di seluruh delapan kabupaten di Papua Pegunungan.
Seruan Persatuan Lintas Iman untuk Kedamaian
Wakil Gubernur Ones Pahabol secara tegas mengajak pemuda dari berbagai keyakinan, baik Katolik, Nasrani, maupun Muslim, untuk bersatu padu. Menurutnya, persatuan ini harus dilandasi oleh ajaran agama yang mengedepankan kedamaian dan kasih sayang. Seruan ini bukan sekadar imbauan, melainkan sebuah perintah moral yang harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari demi terciptanya Kedamaian Papua Pegunungan.
Pahabol menekankan bahwa pemuda memiliki peran vital sebagai agen perubahan dan penjaga perdamaian. Dengan semangat kebersamaan, mereka diharapkan mampu menjadi teladan dalam menjalin hubungan baik antarumat beragama. Inisiatif ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa saling menghormati dan pengertian, sehingga perbedaan bukan lagi menjadi sumber konflik, melainkan kekuatan untuk membangun Papua Pegunungan yang lebih maju.
Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan berkomitmen untuk terus mendukung upaya-upaya yang mempromosikan kerukunan antarumat beragama. Melalui berbagai program dan kebijakan, diharapkan nilai-nilai toleransi dapat tertanam kuat di hati setiap individu. Kedamaian yang berkelanjutan adalah investasi jangka panjang bagi masa depan generasi muda di wilayah ini.
Dampak Destruktif Perang Suku dan Visi Pembangunan Berkelanjutan
Wagub Pahabol menyoroti dampak negatif yang ditimbulkan oleh perang suku. Konflik semacam ini tidak hanya mengakibatkan kerugian fisik dan material bagi pihak yang terlibat, tetapi juga menimbulkan trauma mendalam serta menghambat laju pembangunan. Perang suku menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi, membuat investasi serta program pembangunan sulit terealisasi, sehingga menghambat terwujudnya Kedamaian Papua Pegunungan.
Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan menegaskan bahwa perang suku harus segera dihentikan demi kepentingan bersama. Setiap konflik yang terjadi akan menguras energi dan sumber daya yang seharusnya dialokasikan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi seluruh lapisan masyarakat untuk menyadari bahwa kedamaian adalah prasyarat mutlak bagi kemajuan dan kesejahteraan.
Visi pembangunan di Papua Pegunungan hanya dapat terwujud apabila stabilitas dan kedamaian dapat dipertahankan. Dengan terciptanya lingkungan yang aman dan kondusif, pemerintah dapat fokus pada pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas pendidikan, dan pengembangan ekonomi lokal. Ini adalah langkah krusial untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat Papua Pegunungan.
Menanamkan Nilai Toleransi di Bumi Papua Pegunungan
Pahabol secara khusus mengajak seluruh elemen masyarakat di delapan kabupaten Papua Pegunungan untuk menanamkan nilai-nilai toleransi. Baginya, toleransi bukan sekadar sikap menerima perbedaan, melainkan sebuah nilai luhur yang harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Mengasihi sesama tanpa memandang suku, agama, atau latar belakang adalah inti dari ajaran yang dapat menciptakan Kedamaian Papua Pegunungan.
Ia menambahkan bahwa toleransi yang lebih tinggi dan lebih besar harus benar-benar tertanam di tanah Papua Pegunungan, sesuai dengan kehendak Allah. Keyakinan ini menjadi landasan spiritual bagi upaya pembangunan perdamaian. Dengan demikian, setiap individu diharapkan dapat berkontribusi dalam menciptakan suasana yang harmonis dan penuh pengertian di lingkungan masing-masing.
Kedamaian dan toleransi yang terpupuk dengan baik akan menjadi modal sosial yang kuat bagi Papua Pegunungan. Hal ini akan mempercepat terwujudnya pembangunan yang dicita-citakan, menciptakan masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur. Upaya kolektif ini diharapkan dapat mengakhiri siklus konflik dan membuka lembaran baru bagi kemajuan daerah.